KABARBURSA.COM - Chief Commercial Officer PT Link Net Ronald Chandra Lesmana, mengklarifikasi perihal lonjakan harga saham perusahaaannya yang sempat mengalami kenaikan dalam tiga hari perdagangan yakni dari Rp1.200 menjadi Rp2.310 per lembar saham.
Ronald menyebut manajemen tidak mengetahui aktivitas apa yang mempengaruhi pergerakan saham itu. Kendati demikian, tingginya volume perdagangan saham pada 21 sampai 23 Januari diklaim memicu kenaikan harga saham yang telah stabil. Pola transaksi efek yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Ia menegaskan bahwa Link Net tetap menjalankan bisnisnya secara normal, termasuk kemitraannya dengan Bursa Efek Indonesia (IDX), serta strategi ekspansi ke depan. Ronald juga menepis isu kehilangan kontrak pengadaan jaringan dengan IDX. Menurut dia, BEI saat ini masih menjadi salah satu pelanggannya dalam pengadaan jaringan.
"Link Net masih sebagai mitra IDX dengan pengadaan seperti biasa, tidak ada kehilangan kontrak," kata Ronald dalam agenda public expose secara daring di Jakarta dikutip 4 Januari 2025 kemarin.
Menurut dia, LINK juga memiliki pelanggan di sektor lain, termasuk industri perhotelan, layanan keuangan, dan pemerintahan. Ia menambahkan perusahaannya memiliki komitmen pengembangan jaringan hingga tiga juta home pass dalam periode 2025 sampai 2026, masuk dalam rencana ekspansi bisnis. "Kami berkomitmen mengembangkan jaringan sekitar 2,4 juta home pass tambahan dan juga kami mendapatkan klien lain," ujar dia dalam sesi tanya jawab.
Ia tak menampik mengenai penetrasi home connect yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah home pass yang tersedia. Ronald menilai kompetisi di sektor perumahan saat ini semakin ketat, Hal ini menjadi tantangan dalam melanjutkan bisnisnya. LINK pada 2025 akan terus fokus dalam pengembangan jarinya untuk internet service provider atau ISP untuk melakukan penjualan home connect. "Kami tetap ingin mengoptimalkan jaringan kami dengan penetrasi yang tinggi," ucap dia.
Selain itu, Ronald menuturkan bahwa pada Desember 2024, perseroan telah menerima pesanan dari XL Axiata untuk menambah jumlah home pass dari sebelumnya 1 juta menjadi 3 juta home pass. Penambahan ini sejalan dengan strategi ekspansi Link Net dalam memperluas jaringan dan meningkatkan penetrasi layanan di berbagai wilayah.
Dalam paparan, Ronald juga sempat membeberkan langkah yang dilakukan perusahaannya pada tahun 2024, yaitu pengalihan segmen bisnis, business to consumer atau B2C yang mencakup sekitar 750 ribu pelanggan kepada PT XL Axiata. Pengalihan ini, menurutnya, merupakan bagian dari transformasi bisnis Link Net menjadi perusahaan Fiber Core.
Saham LINK kemarin, terpangkas signifikan, mencatatkan kerugian sebesar 2,80 persen dengan harga penutupan di level Rp2.430 per lembar saham. Pada sesi perdagangan sebelumnya, saham ini dibuka di harga Rp2.480 dan sempat mencapai level tertinggi yang sama, namun akhirnya ditutup lebih rendah dengan volume transaksi sebesar 4 ribu lot dan nilai transaksi mencapai Rp1 miliar.
Meskipun mengalami penurunan, performa harga saham LINK dalam beberapa periode terakhir menunjukkan tren yang sangat positif. Dalam rentang waktu satu minggu, harga saham LINK mengalami kenaikan sebesar 5,19 persen, mencerminkan antusiasme pasar yang terus meningkat terhadap saham ini.
Bahkan, dalam periode satu bulan terakhir, saham LINK mencatatkan lonjakan luar biasa hingga 100,83 persen.(*)