KABARBURSA.COM - PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) mengumumkan perombakan jajaran Komisaris di anak usahanya, PT Trimegah Asset Management (TAM), yang berlaku sejak 30 Januari 2025.
Direktur TRIM, David Agus, menyampaikan bahwa Agus Dharma Priyambada kini menjabat sebagai Komisaris TAM, menggantikan Ariani Vidya Sofjan. Keputusan ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham TAM melalui Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Pemegang Saham. Seperti dalam keterangan resminya di Jakarta dikutip Selasa 4 Februari 2025.
Sebagai informasi, TAM adalah entitas di bawah naungan TRIM yang bergerak sebagai Manajer Investasi. Perseroan menguasai 99,9 persen saham TAM.
Dengan perubahan ini, susunan Dewan Komisaris TAM per 30 Januari 2025 adalah sebagai berikut:
David menegaskan bahwa perubahan ini tidak membawa dampak terhadap operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun keberlangsungan bisnis TRIM.
Mengutip data Stockbit, emiten yang bergerak di jasa keuangan ini menunjukkan performa keuangan yang stabil sepanjang 2024, meskipun tantangan ekonomi global masih membayangi. Berdasarkan laporan hingga kuartal ketiga 2024, TRIM mencatatkan laba bersih sebesar Rp68 miliar, meningkat signifikan dibandingkan Rp40 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Pada tahun ini TRIM mencatatkan tren positif dengan laba bersih mencapai Rp40 miliar, naik dibandingkan Rp19 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Kuartal kedua melanjutkan tren tersebut dengan mencatatkan laba Rp43 miliar, lebih tinggi dari Rp40 miliar di tahun sebelumnya. Puncaknya terjadi pada kuartal ketiga 2024, ketika laba bersih melonjak menjadi Rp68 miliar, meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.
Secara tahunan (annualised), TRIM diproyeksikan mencatatkan laba bersih Rp202 miliar pada akhir 2024, naik dari Rp162 miliar di 2023. Total laba bersih 12 bulan terakhir (trailing twelve months atau TTM) juga mencerminkan kinerja positif sebesar Rp215 miliar, jauh di atas capaian tahun-tahun sebelumnya.
Pendapatan TRIM terus mencerminkan potensi pertumbuhan yang stabil. Dengan market capitalization (kapitalisasi pasar) sebesar Rp2,602 miliar dan enterprise value Rp4,218 miliar, valuasi perusahaan menunjukkan optimisme pasar terhadap kinerja TRIM di masa mendatang.
Jumlah saham beredar TRIM mencapai 7,11 miliar lembar, memberikan gambaran bahwa emiten ini memiliki landasan yang kuat untuk terus meningkatkan daya saing di industri jasa keuangan.
Sementara untuk rasio PE (price-to-earnings) TRIM tercatat sebesar 12,86 berdasarkan laba tahunan, sedikit lebih tinggi dari rasio PE trailing twelve months (TTM) sebesar 12,10.
Angka ini mengindikasikan valuasi yang kompetitif dibandingkan dengan median rasio PE TTM Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di level 6,93. Kesenjangan ini menunjukkan ekspektasi pasar terhadap potensi pertumbuhan laba TRIM yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata emiten lain.
Earnings yield TRIM berada pada level 8,26 persen, memberikan sinyal positif bagi investor mengenai potensi keuntungan dari sisi pendapatan bersih. Sementara itu, rasio harga terhadap penjualan (price-to-sales TTM) tercatat sebesar 3,17, mencerminkan bahwa valuasi saham relatif tinggi dibandingkan pendapatan perusahaan.
Rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book value) TRIM saat ini berada di angka 1,90. Hal ini mengindikasikan bahwa harga saham TRIM diperdagangkan di atas nilai aset bersihnya, yang menjadi sinyal kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan.
Namun, tantangan muncul pada rasio harga terhadap arus kas (price-to-cashflow TTM) yang mencatat angka negatif sebesar -13,46, begitu pula dengan rasio harga terhadap arus kas bebas (price-to-free cashflow TTM) sebesar -12,74. Angka negatif ini menunjukkan adanya tekanan pada efisiensi operasional dan arus kas perusahaan.
Dari sisi enterprise value (EV), rasio EV terhadap EBIT TRIM tercatat sebesar 12,22, sementara EV terhadap EBITDAberada di angka 11,62. Rasio ini mencerminkan valuasi perusahaan yang masih dalam batas wajar, meskipun beban operasional menjadi tantangan yang perlu diantisipasi.
Rasio PEG (price/earnings to growth) TRIM menunjukkan angka negatif -1,43, namun jika dilihat dalam horizon tiga tahun, rasio PEG mencatat angka positif 0,15. Ini mengindikasikan bahwa meskipun perusahaan menghadapi tekanan pada beberapa indikator, potensi pertumbuhan dalam jangka panjang tetap ada, terutama di tengah peluang yang muncul dari perkembangan pasar modal Indonesia.(*)