KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rebound setelah mengalami pelemahan pada perdangan Senin, 3 Februari 2025.
Seperti diketahui, IHSG pada perdagangan Senin kemarin ditutup melemah dengan penurunan 79,14 poin atau -1,11 persen ke level 7,030,06.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan pelemahan IHSG tersebut dipicu oleh sentimen global dan domestik yang melemahkan kepercayaan investor.
Salah satu sentimennya ialah kebijakan perdagangan agresif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang kembali memanaskan tensi global setelah menaikkan tarif impor 25 persen untuk Kanada dan Meksiko, 10 persen untuk China, serta pajak tambahan 10 persen untuk impor minyak dari Kanada.
"Kebijakan ini langsung dibalas dengan tarif serupa dari negara-negara yang terdampak, memperburuk ketidakpastian pasar," kata Hendra dalam keterangannya kepada Kabarbursa.com di Jakarta dikutip, Selasa, 4 Februari 2025.
Dampaknya dari kebijakan tersebut, lanjut Hendra, membuat indeks dolar AS (DXY) melonjak ke 109,7, Nasdaq futures turun 2,35 persen, S&P 500 futures melemah 1,8 persen, dan indeks Nikkei Jepang anjlok 2,4 persen.
Menurut dia, sentimen negatif ini turut menyeret IHSG ke bawah, diperburuk oleh risiko capital outflow akibat pelemahan rupiah yang turun 0,99 persen terhadap dolar AS.
"Meningkatkan beban utang emiten berdenominasi USD dan mendorong investor asing mencatat net sell sebesar Rp288 miliar," jelasnya.
Namun di tengah tekanan pasar yang masih tinggi, Hendra optimis IHSG masih berpotensi rebound dengan level support di 6.956 dan resistance di 7.113.
Jika tekanan jual mereda dan sentimen global tidak semakin memburuk, jelas dia, indeks berpotensi menguji kembali level resistance tersebut.
Lebih jauh dia menilai, arus masuk dana asing ke saham big caps seperti BBRI dan BBNI juga menunjukkan bahwa investor masih melihat prospek positif di pasar Indonesia.
"Laporan keuangan kuartal I 2025 akan menjadi katalis penting dalam menentukan arah pasar," pungkasnya.
Adapun pada perdagangan kemarin, IHSG sempat bergerak fluktuatif pada sesi perdagangan hari ini, dengan level tertinggi mencapai 7.110 dan terendah di 6.930.
Selama kemarin, IHSG mencatatkan volume perdagangan yang signifikan, dengan total nilai transaksi mencapai Rp11,01 triliun dari 1,25 juta frekuensi transaksi. Pasar saham juga tercatat memiliki lot perdagangan reguler sekitar 139 juta.
Beberapa saham unggulan, terutama di sektor perbankan dan infrastruktur, menjadi penyumbang utama penurunan indeks hari ini, dengan pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung setelah beberapa hari berturut-turut mencatatkan kinerja positif. Pada sesi penutupan, IHSG berakhir di 7.030,06, dengan tekanan jual yang cukup besar.
Dalam penutupan tersebut sejumlah saham tercatat sebagai top gainers, di antaranya Koka Indonesia Tbk atau dalam kode saham KOKA mengalami lonjakan terbesar, dengan harga sahamnya naik 34,15 persen, ditutup pada level 110, setelah mencatatkan kenaikan sebesar 28 poin. Diikuti oleh Hotel Sahid Jaya International Tbk atau dalam kode saham SHID yang menguat 25 persen, dengan kenaikan 215 poin dan harga saham ditutup pada 1.075.
Suryamas Dutamakmur Tbk atau dalam kode saham SMDM juga mencatatkan kinerja impresif, naik 24,58 persen atau bertambah 145 poin, membawa harga sahamnya berada di angka 735. Puri Global Sukses Tbk atau PURI turut mencatatkan kenaikan yang signifikan sebesar 23,38 persen, setelah menambah 72 poin dan ditutup di harga 380. Terakhir, Batulicin Nusantara Maritim Tbk atau BESS mencatatkan kenaikan 22,06 persen, dengan kenaikan 90 poin yang membuat harga sahamnya berada di 498.
Selain saham top gainers, sejumlah saham malah terkoreksi atau mengalami penurunan yang cukup tajam.
Penurunan harga yang cukup besar yakni Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk atau dalam kode saham OBAT mengalami penurunan terbesar, dengan harga sahamnya turun 24,06 persen, tergerus sebanyak 160 poin hingga ditutup pada level 505.
PT Damai Sejahtera Abadi Tbk atau dalam kode saham UFOE juga mengalami penurunan 15,62 persen, dengan penurunan sebesar 40 poin dan harga sahamnya berakhir di 216.
Pantai Indah Kapuk Dua Tbk atau PANI turut mencatatkan penurunan yang signifikan, yakni 13,39 persen, setelah kehilangan 1.550 poin dan ditutup pada harga 10.025.
Super Energy Tbk atau dalam kode saham SURE juga terkoreksi 12,96 persen, turun 350 poin dan berakhir di harga 2.350.
Saraswanti Anugerah Makmur Tbk atau dalam kode saham SAMF menutup perdagangan hari ini dengan penurunan 12,81 persen, setelah kehilangan 130 poin dan berada di harga 885.
Koreksi harga saham-saham ini mencerminkan tekanan jual yang cukup kuat, dengan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi sentimen pasar terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.