KABARBURSA.COM - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengumumkan rencana melakukan likuidasi terhadap entitas anaknya, Mayora Nederland BV, yang berlokasi di Belanda.
Sekretaris Perusahaan Mayora Indah Yuni Gunawan menyampaikan, langkah ini diambil setelah entitas anak tersebut tidak lagi beroperasi sejak berakhirnya Program Global Medium Term Note pada 1996, yang sebelumnya melibatkan PT Mayora Indah Tbk sebagai penjamin.
Perusahaan induk menjelaskan bahwa likuidasi ini tidak berdampak pada kelangsungan usaha MYOR. Meski entitas anak ini memiliki kewajiban sekitar Rp35 miliar, kewajiban tersebut telah tercatat dalam laporan keuangan yang telah dikonsolidasikan.
"Sehingga hal itu tidak mengganggu posisi keuangan perusahaan induk dan tidak termasuk dalam kategori transaksi material sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Yuni melalui keterangannya, Senin, 3 Februari 2025.
Lebih lanju, pihak manajemen menyatakan bahwa likuidasi ini akan mengurangi beban biaya yang tidak lagi relevan, mengingat entitas anak yang bersangkutan sudah tidak beroperasi. "Dengan keputusan ini, PT Mayora Indah Tbk berharap dapat mengoptimalkan efisiensi biaya dan menjaga stabilitas finansial perusahaan secara keseluruhan," ungkap Yuni.
Keputusan likuidasi ini juga dipastikan tidak akan mempengaruhi posisi keuangan maupun operasional MYOR.
Sementara itu, untuk diketahui, Mayora Nederland BV tidak memiliki kegiatan operasional apapun sejak berakhirnya program penerbitan obligasi global tersebut dan tidak memiliki rencana untuk melakukan kegiatan lebih lanjut.
Mayora Nederland BV sepenuhnya dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk dengan kepemilikan saham 100 persen.
Sebagaimana diketahui, Mayora Indah mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal ketiga tahun 2024 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,02 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp2,03 triliun. Meskipun demikian, laba bersih per saham tercatat sebesar Rp89,98 per lembar saham.
Menurut laporan keuangan perseroan, pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga tahun 2024 mencapai Rp25,6 triliun, meningkat 11,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp22,9 triliun. Pendapatan pada periode ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 27 persen dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2024 yang sebesar Rp \16,2 triliun.
Namun, meskipun terjadi peningkatan pendapatan, laba kotor perusahaan tercatat sebesar Rp \6,1 triliun, yang tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan kuartal ketiga 2023. Sementara itu, EBITDA perusahaan tercatat sebesar Rp \2,8 triliun, mengalami penurunan sebesar 3,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Perusahaan juga mencatatkan penurunan signifikan pada laba bersih kuartal ketiga tahun 2024, yang tercatat sebesar Rp1,1 triliun, turun 50 persen dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp1,7 triliun.
Meskipun terjadi penurunan pada laba bersih dan EBITDA, perusahaan mencatatkan margin laba kotor (gross margin) sebesar 23,8 persen, margin EBITDA sebesar 10,9 persen, dan margin laba bersih (net margin) sebesar 7,8 persen.
Harga saham Mayora Indah atau MYOR mengalami penurunan sebesar Rp110, atau 4,49 persen, menjadi Rp2.340 per saham pada sesi perdagangan hari ini, hingga pukul 14.50 WIB. Pergerakan harga saham tersebut tercatat dengan volume perdagangan mencapai 10,64 juta saham, sementara rata-rata volume perdagangan harian saham MYOR berada di angka 4,1 juta saham.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham MYOR dibuka di harga Rp2.390 per saham, dan sempat mencapai harga tertinggi di Rp2.440 per saham. Sementara itu, harga terendah yang tercatat adalah Rp2.290 per saham. Harga saham MYOR kini berada di bawah harga penutupan sebelumnya yang tercatat pada Rp2.450 per saham.
Dengan kapitalisasi pasar yang tercatat, nilai transaksi saham MYOR hari ini mencapai Rp24,8 miliar, sedangkan harga saham ini kini bergerak jauh dari harga tertinggi yang tercatat dalam ARA (Auto Rejection Atas) yakni Rp3.060 dan harga terendah dalam ARB (Auto Rejection Bawah) di level Rp1.840.
Meskipun terjadi penurunan harga saham, MYOR tetap mencatatkan volume perdagangan yang signifikan, dengan harga rata-rata saham MYOR hari ini berada pada level Rp2.335.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.