Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Dibuka Loyo, Turun 58 Poin di Level 7,051

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 03 February 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
IHSG Dibuka Loyo, Turun 58 Poin di Level 7,051

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah sebesar 58 poin atau turun 0,82 persen ke level 7,051 pada perdagangan Senin, 3 Februari 2025.

Pada pembukaan sesi satu pagi ini, sebanyak 133 saham terpantau menguat, 149 saham berada di zona merah, dan 255 saham mengalami stagnan.

Merujuk data perdagangan Stockbit, saham SHID (23,84 persen) berada di posisi teratas top gainer, diikuti GPSO (13,30 persen), DAYA (13,19 persen), SSMS (12,81 persen), dan KLIN (9,64 persen).

Adapun saham-saham yang berada di lima besar top loser yakni OBAT (-24,81 persen), MASB (-15,93 persen), UFOE (-10,16 persen), ISAP (-8,33 persen), dan LOPI (-8,16 persen).

Sementara itu Reliance Sekuritas memproyeksikan  IHSG akan bergerak pada kisaran support pada level 6,999 dan resistance pada level 7,153 dengan kecenderungan melemah.

"Secara teknikal, candle IHSG membentuk inverted hammer (reversal pattern), masih di bawah MA5 dan MA20 serta indikator Stochastic mengindikasikan akan golden cross. Ini mengartikan IHSG akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah," tulis Reliance dalam risetnya.

Di sisi lain, IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 3 Februari 2024. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis untuk perdagangan pagi ini adalah ADRO, BUMI, MDKA dan MAPA.

Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat tipis, yakni sebesar 0,50 persen ke level 7.109 disertai munculnya volume pembelian.

“Pergerakan IHSG pun sudah menutup area gap yang berada di 7,150-7,166 meskipun ditutup di bawah MA20. Kami perkirakan, posisi IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7,010-7,035 dahulu, namun selama masih mampu berada di atas supportnya, maka IHSG berpeluang menguat ke 7,166-7,190,” kata tim analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 3 Februari 2025.

MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6.967, 6,931. Sedangkan untuk resistance berada di level 7,190, 7,341.

Sementara itu PT Indo Premier Sekuritas atau IPOT menyampaikan IHSG  mengalami pelemahan di akhir Januari sebesar minus 0,79 persen dalam sepekan terakhir.

Menurut Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi ada beberapa katalis atau sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada sepekan lalu yang hanya berlangsung selama 2 hari perdagangan yakni, NBS Manufacturing PMI, Fed Interest Rate Decision, Foreign Direct Investment dan Core PCE.

Pertama, sentimen NBS Manufacturing PMI. PMI Manufaktur China pada Januari 2025 turun ke 49,1 dari 50,1 di Desember serta berada di bawah konsensus 50,1, menurut Imam hal ini menunjukkan kontraksi pertama dalam lima bulan. “Penurunan ini dipicu oleh melemahnya aktivitas pabrik menjelang Tahun Baru Imlek, dengan output dan pesanan baru mengalami penurunan signifikan,” kata Imam melalui keterangan tertulis pada Minggu, 2 Februari 2025.

Menurut dia, China adalah mitra dagang utama Indonesia, terutama untuk komoditas seperti batu bara, nikel dan crude palm oil atau CPO. Pelemahan sektor manufaktur China, dinilai dapat mengurangi permintaan bahan baku dari Indonesia, berpotensi menekan harga dan volume ekspor.

Kedua, Fed Interest Rate Decision. The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 sampai 4,5 persen dalam pertemuan Januari 2025, sesuai ekspektasi pasar.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut dan ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam pengendalian inflasi.

“Dengan suku bunga The Fed tetap tinggi, arus modal asing ke negara berkembang seperti Indonesia bisa terbatas karena investor tetap memilih aset berbunga tinggi di AS. Rupiah bisa menghadapi tekanan jika aliran dana asing keluar dari pasar obligasi dan saham,” tutur dia.

Negara asal FDI terbesar adalah Singapura, Hong Kong, dan China. Sepanjang 2024, total investasi langsung (termasuk domestik) mencapai Rp1.714,2 triliun atau USD105,13 miliar, tumbuh 20,8 persen YoY.

“Peningkatan FDI menunjukkan keberhasilan kebijakan hilirisasi, khususnya dalam mendukung rantai pasok kendaraan listrik dan pemrosesan mineral,” kata dia.

Keempat, Core PCE. Core PCE yang tidak mencakup harga makanan dan energi yang volatil naik 0,2 persen MoM pada Desember 2024 sesuai ekspektasi pasar dan sedikit lebih tinggi dari 0,1 persen pada bulan sebelumnya.

Secara tahunan, Core PCE tetap di 2,8 persen untuk bulan kedua berturut-turut, masih di atas target 2 persen yang ditetapkan oleh The Fed.

Delapan Sentimen Penting

Imam membeberkan ada setidaknya delapan sentimen yang wajib diperhatikan pada trader yakni inflasi tahunan Indonesia pada Januari 2025 diperkirakan meningkat menjadi 1,88 persen dari 1,57 persen pada Desember 2024. Kemudian sentimen Indonesia Tourist Arrivals.

Pekan ini, data kunjungan wisatawan mancanegara atau Foreign Tourist Arrivals ke Indonesia akan dirilis, yang menjadi indikator penting bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi nasional.

Ada juga sentimen ISM Manufacturing PMI. Pada 3 Februari 2025, Institute for Supply Management (ISM) akan merilis data ISM Manufacturing PMI untuk bulan Januari 2025 pada pukul 22:00 WIB.

Konsensus pasar memperkirakan angka PMI akan berada di 49,5, sedikit lebih tinggi dari 49,3 pada bulan Desember 2024. Dengan proyeksi PMI Januari 2025 di angka 49,5, sektor manufaktur AS diperkirakan masih mengalami kontraksi. Data ini penting untuk memantau kesehatan sektor manufaktur dan dapat memengaruhi kebijakan moneter serta keputusan investasi di pasar global.

Sentimen Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC+ Meeting. Pada 3 Februari 2025, OPEC+ dijadwalkan mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan produksi minyak mereka. OPEC dan sekutunya seperti Rusia dan Kazakhstan, telah membatasi produksi minyak mereka sebesar 5,86 juta barel per hari sejak 2022 untuk mendukung stabilitas pasar minyak global. Sebelum pertemuan, Menteri Energi Arab Saudi, Irak, dan Libya bertemu di Riyadh untuk membahas upaya menstabilkan pasar energi global.

Pertemuan dinilai menunjukkan komitmen OPEC dalam menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan minyak. Meskipun ada tekanan dari Presiden AS, Donald Trump, yang mendorong untuk menurunkan harga minyak salam mengakhiri konflik di Ukraina.

Berikutnya ada sentimen Indonesia GDP. Pada pekan ini Indonesia dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal IV tahun 2024.

Ada juga sentimen Cadangan Devisa. Bank Indonesia (BI) dijadwalkan merilis data cadangan devisa Indonesia untuk bulan Januari 2025.

Sentimen NPF dan Tingkat Pengangguran AS Januari 2025. Data Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 7 Februari 2025.

Sentimen China inflation rate. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) China untuk bulan Januari 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 9 Februari 2025, pukul 01:30 GMT atau 08:30 WIB. Data inflasi China sangat penting untuk Indonesia karena China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.