Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Anak Usaha PYFA Teken Perjanjian Kredit dengan Bank Mandiri

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 03 February 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Anak Usaha PYFA Teken Perjanjian Kredit dengan Bank Mandiri

KABARBURSA.COM - Anak usaha PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), yakni PT Ethica Industri Farmasi (EIF) melakukan perjanjian kredit dengan Bank Mandiri guna melancarkan strategi ekspansi pabrik perusahaan.

Corporate Secretary PYFA, Herdiasti Anggitya Dwisani mengatakan, perjanjian kredit tersebut merujuk pada akta perjanjian kredit investasi No 58 tanggal 31 Januari 2025 yang dibuat di Jakarta.

“EIF akan memperoleh pinjaman baru berupa kredit investasi 2, dengan limit kredit sebesar Rp120 miliar,” ujar Herdiasti dalam keterbukaan informasi di Jakarta, Senin, 3 Februari 2025.

Herdiasti menjelaskan, bunga pinjaman kredit tersebut ialah sebesar 8,25 persen per tahun dengan jangka waktu fasilitas kredit adalah 96 bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan akta perjanjian kredit.

Ia menuturkan, tujuan anak usaha PYFA melakukan pengajuan kredit dari Bank Mandiri adalah untuk pembiayaan kembali (refinancing) aset eksisting EIF berupa tanah dan bangunan pabrik di Kawasan Industri, Jababeka Tahap V, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Hal ini dijalankan dalam rangka ekspansi fasilitas produksi dari pabrik EIF tersebut," kata Herdiasti.

Jaminkan 83 Juta Saham ke HSBC

Beberapa waktu lalu diberitakan, anak usaha PYFA, Pyfa Australia Pty Ltd menjaminkan aset berupa 83.773.406 lembar saham biasa kepada The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited atau HSBC Cabang Singapura.

Dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Desember 2024, disebutkan Pyfa Australia dilarang mengambil keuntungan atau melepaskan saham yang dijaminkan, termasuk kepemilikan properti.

Jaminan aset tersebut diberikan usai mendapat pinjaman sebesar AUD155.000.000 dari HSBC berdasarkan Multicurrency Term Facility Subscription Agreement pada tanggal 3 Mei 2024 yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Perjanjian tersebut diubah dalam Amendment and Restatement Agreement relating to Multicurrency Term Facility Subscription Agreement, tanggal 4 Desember 2024 di mana perjanjian fasilitas mengalami beberapa perubahan.

Perubahan tersebut meliputi pemberian jaminan tambahan, perpanjangan jangka waktu menjadi 5 tahun setelah tanggal penarikan, dan perubahan jenis fasilitas menjadi uncommited revolving loan.

Sementara itu, pihak bank berhak mendapatkan hak dan keuntungan yang melekat kepada saham tersebut, baik yang sudah maupun akan ada. Selain memberikan jaminan berupa aset, PYFA Australia juga menjaminkan properti yang sudah ada dan akan ada.

Pemberian Jaminan Tambahan untuk Perubahan Transaksi Fasilitas ini dikategorikan sebagai transaksi material karena nilai jaminan dalam Perjanjian Fasilitas melebihi 20 persen dari ekuitas PYFA, berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023, yakni sebesar 460,54 persen.

Pemberian Jaminan Tambahan ini dilakukan karena Fasilitas Pinjaman yang diberikan Bank kepada Pyfa Australia sebelumnya digunakan untuk mendanai Probiotec, dan proses akuisisi Probiotec oleh PYFA Australia telah selesai dilaksanakan.

“Pemberian Jaminan Tambahan dari Bank oleh Pyfa Australia bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan (POJK No. 42/2020) karena dilakukan dengan pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan,” tulis Direksi perusahaan.

PYFA dan RGCC Hadirkan Pengobatan Kanker Terpersonalisasi

Sebelumnya diberitakan, PYFA) dan Research Genetic Cancer Center (RGCC) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menghadirkan solusi inovatif dalam pengobatan kanker di Indonesia. Direktur Pyridam Farma, Widjanarko Brotosaputro, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis bagi PYFA untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri farmasi nasional.

PYFA, yang memiliki fasilitas produksi kuat dan jaringan distribusi luas, akan memasarkan produk-produk inovatif dari RGCC, lembaga riset kanker terkemuka dari Swiss. RGCC, yang mengkhususkan diri dalam penelitian genetika kanker, mengembangkan tes diagnostik dan terapi kanker personal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Seperti keterangan resmi di Jakarta, Selasa 15 Oktober 2024.

Melalui kerja sama ini, RGCC akan mendukung PYFA dalam upayanya memenuhi standar mutu Eropa dan memasuki pasar internasional. Widjanarko optimis kemitraan ini akan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat, terutama dalam penanganan kanker di Indonesia.

Kinerja Keuangan PYFA

Merujuk data perdagangan Stockbit, Senin, 3 Februari 2025, PYFA menunjukkan kinerja positif dalam satu pekan dan sebulan terakhir dengan masing-masing performa 9,26 persen dan 12,38 persen.

Catatan tersebut menunjukkan perbaikan bagi   PYFA karena dalam tiga bulan terakhir saham ini membukukan kinerja kurang baik dengan -11,94 persen.

Di sisi lain, performa keuangan PYFA menunjukkan tantangan besar berdasarkan data terbaru dalam laporan keuangan kuartalan.

Rasio solvabilitas perusahaan mencerminkan tingkat likuiditas yang rendah, dengan Current Ratio sebesar 0,74 dan Quick Ratio hanya 0,52. Sementara itu, rasio Debt to Equity yang mencapai 3,24.

Dalam aspek profitabilitas, PYFA mengalami tekanan yang cukup berat. Return on Assets (ROA) tercatat negatif -4,31 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) lebih dalam lagi di angka -21,18 persen.

Meskipun gross profit margin masih berada di level 19,74 persen, namun operating profit margin yang hanya 1,50 persen serta net profit margin negatif -18,53 persen.

Secara keseluruhan, kondisi keuangan PYFA saat ini menunjukkan tantangan yang signifikan. Perusahaan perlu memperbaiki struktur keuangannya dengan meningkatkan efisiensi operasional, mengelola beban utang, serta memperkuat strategi profitabilitas agar dapat kembali ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. (*)