KABARBURSA.COM - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencetak sejarah baru dengan mencatatkan penjualan emas tertinggi sepanjang keberadaan perusahaan.
Pada tahun 2024, total penjualan emas mencapai 43.776 kilogram atau setara dengan 1.407.431 troy ons, mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini sejalan dengan kondisi pasar global yang didorong oleh kenaikan harga emas akibat faktor makroekonomi dan dinamika geopolitik yang memperkuat permintaan domestik.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie, dalam laporan kuartalan Antam, dikutip Minggu, 2 Januari 2025, mengungkapkan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari strategi perusahaan yang terus berfokus pada pangsa pasar dalam negeri.
Sebagai satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia dengan akreditasi Good Delivery List Refiner dari London Bullion Market Association (LBMA), Antam memastikan bahwa produk emas batangan yang dipasarkan memiliki keaslian dan kemurnian yang terjamin. Kepercayaan masyarakat terhadap produk emas Antam semakin mengukuhkan posisinya sebagai pilihan utama dalam investasi emas.
Untuk tahun 2025, Antam berkomitmen terus memperkuat operasi bisnisnya dengan memanfaatkan peluang sourcing emas dari dalam negeri serta memperluas jaringan distribusi guna memastikan pertumbuhan kinerja yang lebih optimal.
Selain mencetak rekor di sektor emas, Antam juga menunjukkan performa yang solid di segmen nikel dan bauksit. Sepanjang 2024, produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan total penjualan sebesar 8,35 juta wmt. Kinerja stabil juga tercermin dalam produksi feronikel yang mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNI), dengan volume penjualan sebesar 19.452 TNI.
Di sektor bauksit, Antam mencatatkan produksi sebesar 1,33 juta wmt, sementara penjualan mencapai 736.188 wmt. Pencapaian ini menggarisbawahi konsistensi perusahaan dalam menjaga operasional yang efisien dan optimal di tengah dinamika industri pertambangan global.
Dengan catatan kinerja yang mengesankan ini, Antam semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri pertambangan nasional. Fokus pada strategi operasional yang andal serta ekspansi pasar domestik diharapkan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan yang lebih berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.
Tidak hanya itu, sepanjang 2024, perusahaan menjalankan kegiatan eksplorasi yang berfokus pada komoditas emas, nikel, dan bauksit guna mendukung kelangsungan operasional serta proyek pengembangan.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie, dalam laporan kuartalan yang disampaikan di keterbukaan informasi BEI pada Jumat, 31 Januari 2025, mengungkapkan bahwa total biaya eksplorasi preliminary unaudited ANTM selama 2024 mencapai Rp271,49 miliar.
Dalam rangka memperkuat portofolio cadangan dan sumber daya emas, Antam saat ini berfokus pada pencarian tambahan sumber emas, baik di lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sudah aktif maupun di area prospek baru lainnya.
Melalui Unit Geomin, Antam melaksanakan eksplorasi mineral secara terintegrasi, mencakup survei area, eksplorasi geologi dan geofisika, survei geodesi, pengeboran, analisis fisik dan kimia, serta perhitungan cadangan dan sumber daya mineral, yang semuanya didukung oleh Sistem Informasi Geografi (GIS) yang terintegrasi.
Eksplorasi ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan sumber daya dan cadangan mineral strategis perusahaan. Sementara itu, eksplorasi nikel dilakukan untuk mendukung operasional serta pengembangan hilirisasi nikel.
“Sepanjang 2024, eksplorasi emas perusahaan dilakukan di Pongkor, Jawa Barat, dengan fokus pada pengeboran yang mencakup in mine drilling (bawah tanah) dan deep drilling (permukaan),” ujar Syarif.
Di sisi lain, harga emas dunia dunia mencetak rekor tertinggi dalam sejarah dengan menembus level psikologis USD2.800 per ons troi pada Jumat, 31 Januari 2025. Kenaikan ini dipicu kepanikan pasar setelah Presiden AS Donald Trump kembali menggertak dunia dengan ancaman tarif impor baru yang akhirnya memperburuk ketidakpastian ekonomi global.
Berdasarkan data Reuters yang dikutip di Jakarta, Sabtu, 1 Februari 2025, harga emas spot melonjak ke USD2.801,29 (sekitar Rp44,82 juta dengan kurs Rp16.000) per ons troi pada pukul 01:41 siang ET (1841 GMT), setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di USD2.817,23 (sekitar Rp45,08 juta).
Kemudian emas berjangka AS juga bergerak liar di USD2.835 (sekitar Rp45,36 juta), semakin menegaskan status emas sebagai aset safe haven utama saat ini.
Sementara itu, berdasarkan data TradingView yang dilihat pukul 05.49 WIB, harga emas berjangka Gold Futures di bursa COMEX ditutup di level USD2.835 per ons troi (sekitar Rp45,36 juta) pada perdagangan terakhir. Meskipun mengalami koreksi tipis 0,36 persen atau turun USD10,2, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di USD2.817,23 sebelum akhirnya terkoreksi.
Dari segi volume perdagangan, TradingView mencatat aktivitas transaksi emas berjangka mencapai 155,74 ribu kontrak, yang menunjukkan tingginya minat investor terhadap aset safe haven ini. Ukuran kontrak yang diperdagangkan adalah 100 APZ, dengan kode kontrak untuk bulan depan GCJ2025.
Indikator teknikal yang tersedia di TradingView menunjukkan bahwa sentimen pasar saat ini berada di zona “Pembelian”, dengan kecenderungan investor untuk tetap menambah posisi di emas. Grafik analisis menunjukkan dominasi permintaan terhadap emas di tengah volatilitas pasar global.
Lonjakan harga emas ini tidak lepas dari ketidakpastian yang ditimbulkan Trump. Ia berencana memberlakukan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai Sabtu hari ini, dan masih mempertimbangkan langkah serupa terhadap barang-barang asal China.
“Banyak ketidakpastian saat ini, dan pasar benar-benar dalam mode ‘wait and see’ terhadap kebijakan tarif Trump,” ujar analis senior di RJO Futures, Bob Haberkorn.
Dengan situasi global yang semakin panas, emas mencatat kenaikan hampir 7 persen sepanjang bulan ini—menjadikannya bulan terbaik sejak Maret 2024. Ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang terus mengintai membuat investor berbondong-bondong mengamankan dananya di logam mulia ini.
Selain Trump, kebijakan suku bunga AS juga memainkan peran besar dalam reli emas ini. Haberkorn menyoroti perbedaan pandangan antara Trump dan The Fed, di mana Trump ingin menurunkan suku bunga, sementara The Fed masih enggan mengambil langkah tersebut.
“Perbedaan ini semakin memperkeruh keadaan dan memicu volatilitas pasar,” katanya.
Logam mulia lainnya juga ikut bergerak liar. Harga perak spot turun 0,8 persen ke USD31,42 (sekitar Rp502.720) per ons setelah menyentuh level tertinggi dalam sebulan. Platinum naik 1 persen ke USD975,80 (sekitar Rp15,61 juta), dan palladium melesat 2,2 persen ke USD1.011 (sekitar Rp16,18 juta).(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.