KABARBURSA.COM - Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menguat signifikan pada perdagangan hari ini, Kamis, 30 Januari 2025, dengan menembus batas auto rejection atas (ARA). Harga saham WIFI melonjak 25 persen atau naik 245 poin ke level 1.225 per lembar saham dari harga sebelumnya 980.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham WIFI dibuka di level 1.000 dan sempat menyentuh harga terendah di angka yang sama sebelum akhirnya mencapai level tertinggi 1.225, yang sekaligus menjadi batas ARA. Volume perdagangan tercatat sebesar 233,98 juta saham, jauh di atas rata-rata volume harian sebesar 102 juta saham.
Total nilai transaksi saham WIFI mencapai Rp273,2 miliar dengan frekuensi perdagangan sebanyak 33.331 kali. Investor asing turut berpartisipasi dengan total pembelian saham sebesar Rp64,3 miliar dan penjualan Rp41,2 miliar, menandakan adanya akumulasi beli oleh investor asing.
Secara year-to-date (ytd), saham WIFI telah mengalami kenaikan sebesar 198,78 persen atau melonjak 815 poin. Kenaikan signifikan ini menjadikan saham perusahaan yang bergerak di sektor teknologi dan digital tersebut sebagai salah satu top gainers di BEI sepanjang tahun 2025.
Para pelaku pasar menduga lonjakan harga saham WIFI didorong oleh sentimen positif terhadap prospek bisnis digital dan ekspansi perusahaan dalam sektor infrastruktur internet. Namun, investor tetap diimbau untuk mewaspadai potensi koreksi setelah reli tajam ini.
Hingga penutupan perdagangan, saham WIFI bertahan di level 1.225 tanpa adanya pergerakan lebih lanjut akibat mekanisme ARA yang membatasi kenaikan maksimal harian sebesar 25 persen.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI resmi menjalin kerja sama dengan anak usaha Solusi Sinergi Digital yakni PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave) dalam mendukung pengembangan jaringan broadband rumah terjangkau.
Dalam kerja sama ini, bank pelat merah dengan kode emiten BBNI menyalurkan kredit investasi dengan nilai pinjaman Rp978 miliar kepada Weave. Dana ini rencananya bakal digunakan untuk membangun jaringan internet untuk rakyat dengan kecepatan tinggi hingga 100 Mbps kepada 40 juta rumah tangga, mencakup wilayah urban, sub-urban, dan rural di pulau Jawa.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan bahwa kolaborasi ini akan membawa perubahan signifikan dalam menghubungkan masyarakat Indonesia dengan dunia digital, sejalan dengan komitmen BNI mendorong transformasi dan implementasi layanan keuangan digital.
“BNI senantiasa mendukung inisiatif yang memberikan solusi nyata bagi kebutuhan masyarakat. Proyek ini tidak hanya relevan dengan visi digitalisasi nasional, tetapi juga menjadi bukti nyata peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.
Adapun proyek ini ijadwalkan dimulai pada tahun 2025. Saat ini, penetrasi broadband di Indonesia hanya mencapai 15 persen, salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara.
Kondisi tersebut menciptakan hambatan signifikan pada akses pendidikan serta pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo menerangkan, dengan biaya layanan yang terjangkau jaringan ini akan memainkan peran penting dalam mendukung edukasi online, inovasi bisnis digital, serta aktivitas berbasis internet lainnya yang semakin esensial di era modern.
“Kami sangat bangga dapat bermitra dengan BNI untuk proyek penting ini. Akses broadband terjangkau bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal mewujudkan mimpi masyarakat untuk masa depan digital yang inklusif. Kami percaya bahwa proyek ini akan membuka peluang baru bagi jutaan keluarga Indonesia untuk maju,” jelas Yune.
WIFI dan BNI pun optimis dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Indonesia dengan dimulainya kerja sama kedua perusahaan.
WIFI menorehkan kinerja positif pada kuartal III 2024 berkat pendapatan dan laba bersih yang melonjak. Dalam periode ini, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp505 miliar, naik 46 persen jika dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu sebesar Rp345 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, laba bersih WIFI dilaporkan juga melonjak tajam menjadi Rp159 miliar pada kuartal III 2024, atau naik sebesar 355 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2023 yang sebesar Rp35 miliar.
Catatan positif tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang signifikan pada di segmen utama, seperti telekomunikasi yang meningkat sebesar 351 persen menjadi Rp253 miliar jika dibangkan dengan kuartal III 2023 yang hanya sebesar Rp56 miliar.
Pertumbuhan tersebut menggambarkan meningkatnya permintaan dan keberhasilan strategi perusahaan dalam memperluas pangsa pasar di sektor telekomunikasi.
Adapun, gross profit juga turut meningkat dari Rp138 miliar menjadi Rp307 miliar, dengan gross profit margin (GPM) naik dari 40 persen menjadi 61 persen, menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam operasional perusahaan.
Dari sisi neraca, total aset WIFI mengalami pertumbuhan sebesar Rp2,7 triliun pada kuartal III 2024, meningkat dibanding akhir tahun lalu yang senilai Rp1,5 triliun.
Ekuitas perusahaan juga meningkat dari Rp 742 miliar pada akhir tahun menjadi Rp899 miliar pada kuartal III 2024, mencerminkan fundamental keuangan yang kuat dan stabil.
Direktur Utama Solusi Sinergi Digital, Yune Marketatmo, menyampaikan, pencapaian ini merupakan hasil konsistensi dalam menunjukkan kinerja terbaiknya.
“Yang terlihat dari peningkatan pendapatan bersih di berbagai segmen bisnis dan pertumbuhan laba yang berkelanjutan,” ungkap dia dalam keterbukaan informasi, Jumat, 8 November 2024.
Yune melanjutkan, pencapaian ini merupakan hasil dari inisiatif strategis, kerja keras, dan komitmen untuk memberikan nilai lebih bagi para pemangku kepentingan.
“Perseroan juga terus bertransformasi menjadi perusahaan teknologi yang kuat dan berdaya saing tinggi. Seiring dengan berbagai perkembangan, kolaborasi, dan integrasi dalam ekosistem digital yang ada, Perseroan siap menjadi pilar utama konektivitas yang mendukung transformasi digital di Indonesia serta memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
BNI mencatat laba bersih mencapai Rp21,5 triliun pada tahun 2024, meningkat dari Rp20,9 triliun pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang mempercepat peningkatan tabungan sebesar 11 persen secara tahunan (yoy), dari Rp232 triliun pada 2023 menjadi Rp258 triliun pada 2024.
Royke menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi momentum penting dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
“Pencapaian yang kami raih pada 2024 menjadi momentum penting untuk menghadapi masa depan. Kami optimis bahwa dengan terus berinovasi dan fokus pada kebutuhan nasabah, BNI akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Royke dalam siaran persnya, Rabu 29 Januari 2025.
Sebagai salah satu pilar utama perbankan nasional, BNI berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Strategi ekspansi bisnisnya selaras dengan program Asta Cita pemerintah, yang mencakup pengembangan infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri, serta program perumahan nasional.
Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan, menjelaskan bahwa inovasi digital berperan besar dalam pertumbuhan bisnis BNI sepanjang 2024. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp805,5 triliun, dengan pertumbuhan nilai tabungan yang hampir dua kali lipat pada semester kedua 2024 setelah peluncuran aplikasi wondr by BNI.
“Fokus pada transformasi digital yang kami lakukan sepanjang 2024 memberikan kontribusi positif terhadap kinerja BNI secara keseluruhan. Kami percaya profitabilitas BNI akan berkelanjutan dengan berfokus pada pendanaan berbiaya murah,” ujar Putrama.
Aplikasi wondr by BNI, yang dirilis pada 5 Juli 2024, telah mencapai 5,3 juta pengguna hingga akhir Desember 2024. Tingkat aktivitas pengguna lebih dari dua kali lipat dibandingkan aplikasi sebelumnya, BNI Mobile Banking. Sepanjang kurang dari enam bulan sejak diluncurkan, transaksi melalui wondr by BNI mencapai Rp191 triliun dengan total 195 juta transaksi.
Transformasi digital ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan non-bunga (non-interest income) sebesar 11,9 persen yoy, mencapai Rp24,04 triliun.
Selain pertumbuhan segmen ritel, layanan perbankan wholesale melalui BNIdirect juga menunjukkan hasil positif. Fitur terbaru single sign-on memungkinkan nasabah bisnis mengakses berbagai layanan perbankan melalui satu platform terintegrasi.
Pada akhir 2024, nilai transaksi melalui BNIdirect meningkat 23,3 persen yoy menjadi Rp7.931 triliun, dengan jumlah transaksi melonjak 36,5 persen yoy menjadi 1,2 miliar transaksi. Pengguna BNIdirect juga meningkat 15 persen yoy, mencapai 173 ribu pengguna.
Dalam upaya meningkatkan proporsi rekening giro transaksional, BNI berhasil menaikkan rasio Current Account Saving Account (CASA) menjadi 72 persen dari total rekening giro, dibandingkan 66 persen pada 2023.
Transformasi digital juga menyentuh optimalisasi jaringan kantor cabang. Hingga akhir 2024, sebanyak 247 outlet telah mengadopsi format baru berbasis digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan produktivitas outlet. (*)