KABARBURSA.COM - PT Indo Premier Sekuritas atau IPOT merekomendasikan sejumlah saham di tengah sentimen positif sikap Bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,5 persen sampai 4,75 persen.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany, mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu ditutup dengan penguatan tipis sebesar 0,16 persen pada level 7.166. Sektor infrastruktur tercatat sebagai penopang utama IHSG dengan penguatan 2,27 persen, sementara sektor properti mengalami penurunan sebesar 2,26 persen. Meskipun asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp919,19 miliar, beberapa sentimen positif muncul, termasuk pengaruh kebijakan suku bunga The Fed yang diprediksi tetap stabil.
"Melihat data ekonomi yang bervariatif, kami yakin The Fed akan memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan mengingat ekonomi AS masih menunjukkan kekuatan yang cukup," kata Indri dalam keterangan tertulisnya yang diterima kabarbursa.com pada Rabu, 30 Januari 2025.
Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss lalu, Presiden Amerikat Donald Trump menuntut Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga komoditas minyak dan meminta bank sentral The Fed untuk memangkas suku bunga acuan.
Trump juga memperingatkan untuk para pemimpin bisnis global untuk bersiap menghadapi tarif untuk produk yang dibuat di luar Amerika. Dalam kepemimpinannya ia menyatakan akan membuat otoritas baru yakni External Revenue Service yang khusus dibuat untuk memungut bea masuk dan penerimaan lainnya yang berasal dari luar Amerika Serikat
Trump juga memiliki rencana untuk mengenakan bea masuk sebesar 10 persen atas seluruh barang impor dan bea masuk sebesar 60 persen khusus atas barang yang diimpor dari China.
Selain itu, bea masuk sebesar 25 persen juga akan dikenakan atas barang impor dari Meksiko dan Kanada guna mendorong kedua negara tersebut untuk turut mencegah masuknya imigran gelap ke Amerika
Namun saat ini, Trump mengatakan pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10 persen kepada China karena fentanil dikirim dari negara tersebut ke Amerika Kebijakan tersebut digadang-gadang akan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Februari mendatang.
Sementara itu, The Fed tidak mengindahkan permintaan Trumps, ia mengumumkan arah kebijakan suku bunga tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya dengan menilai kondisi ekonomi Amerika Serikat yang bervariatif cenderung kuat sebagai pertimbangannya.
Selanjutnya, Bank of Japan memutuskan untuk meningkatkan tingkat suku bunga acuan ke level 0,5 persen. Aksi Bank of Japan dalam meningkatkan suku bunga acuannya kali ini tidak begitu memberikan dampak yang signifikan sebab para pelaku pasar sudah memprediksi dan bersiap akan hal tersebut.
Dari sentimen domestik, kata Indri, ada juga sentimen positif mengalir untuk sektor energi sebab pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan harga gas HGBT ke level USD7/MMbtu yang sebelumnya USD6/MMbu untuk tahun lalu.
"Sentimen ini memberikan pengaruh positif terhadap sektor energi, dan kami melihat potensi penguatan di saham-saham terkait," ucap dia.
Menurut dia ada empat sentimen yang yang wajib diperhatikan para trader dalam kondisi seperti ini yakni Indeks PMI Manufaktur China, Pergerakan Suku Bunga The Fed, Rebalancing Indeks LQ45 dan IDX30 dan Laporan Keuangan Emiten.
Indri juga merekomendasikan saham untuk dua hari perdagangan yang akan berlangsung pada 30 sampai 31 Januari 2025 mengingat kondisi pasar yang masih bervariatif.
"Berkaca pada sentimen positif di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beberapa saham dan Reksa Dana yang juga akan mengalami dampak dari sentimen positif tersebut," tutur dia.
Saham yang direkomendasikan yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau dalam kode saham JPFA, PT Bumi Serpong Damai Tbk atau dalam kode saham BSDE, PT Ciputra Development Tbk atau dalam kode saham CTRA, dan reksa dana Premier ETF Indonesia State-Owned Companies atau dalam kode saham XISC karena dinilai memiliki potensi untuk mencatatkan keuntungan dalam jangka pendek.
Saham JPFA, dengan harga saat ini di 2.020, diprediksi akan mencapai target harga 2.110, Saham ini menunjukkan pola bullish yang solid dan didukung oleh volume perdagangan yang meningkat dengan potensi kenaikan sekitar 4,46 persen.
Sementara untuk BSDE dan CTRA direkomendasikan pembelian pada level breakout masing-masing dengan target harga 1.000 dan 1.060. . Kedua saham itu menunjukkan potensi kenaikan yang didorong oleh sentimen penurunan suku bunga BI, yang berpotensi meningkatkan permintaan KPR.
Reksa Dana XISC juga direkomendasikan, lantaran didukung oleh kenaikan signifikan pada indeks BUMN 20 yang tercatatkan kenaikan 2,11 persen pekan lalu. Indeks BUMN 20 itu mencatatkan kinerja yang solid, sehingga XISC menjadi pilihan yang menarik untuk investor yang ingin berfokus pada emiten-emiten BUMN unggulan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.