KABARBURSA.COM – Bank Mandiri, melalui anak usahanya Mandiri International Remittance Sdn Bhd (MIR), terus memperkuat layanan keuangan inklusif bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Sebagai bagian dari transformasi layanan remitansi, MIR meluncurkan aplikasi MANDIRI REMIT pada Semester II 2024, yang dirancang untuk mempermudah transfer dana lintas negara dengan efisiensi tinggi, keamanan, serta biaya yang kompetitif.
Aplikasi ini memberikan solusi bagi PMI untuk mengirimkan dana dari Malaysia ke Indonesia, serta ke sembilan negara lainnya, termasuk Bangladesh, Nepal, Pakistan, Singapura, Thailand, Filipina, India, Hong Kong, dan Vietnam.
Presiden Direktur MIR Fitri Wahyu Adihartati, menegaskan bahwa peluncuran MANDIRI REMIT merupakan langkah strategis dalam mendukung kebutuhan finansial PMI di Malaysia.
“Sebagai perusahaan pengiriman uang dengan lisensi dari Bank Negara Malaysia sejak 2009, MIR telah mengelola lebih dari 100 ribu rekening nasabah, yang mayoritas merupakan PMI di Malaysia. Dengan adanya MANDIRI REMIT, nasabah dapat menikmati biaya administrasi yang murah dan kurs transfer yang sangat kompetitif, menjadikan layanan ini sebagai solusi ideal bagi PMI,” ujar Fitri dalam dalam siaran persnya, Kamis 30 Januari 2025.
Peluncuran layanan digital ini berkontribusi terhadap peningkatan transaksi remitansi MIR. Sepanjang 2024, frekuensi transaksi mencapai lebih dari 80 ribu, meningkat 8,9 persen secara tahunan (YoY). Volume transaksi remitansi juga tumbuh 17,2 persen YoY, menunjukkan bahwa layanan ini semakin diminati oleh PMI.
“Kami memahami pentingnya pengiriman dana yang cepat, aman, dan terjangkau bagi PMI di Malaysia. Dengan MANDIRI REMIT, kami ingin memberikan pengalaman transaksi yang lebih baik, sekaligus mendukung pengelolaan keuangan mereka secara keseluruhan,” ujar Fitri.
Selain sebagai layanan pengiriman dana, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur yang membantu PMI dalam mengatur keuangan mereka secara lebih efisien.
Tidak hanya fokus pada layanan transaksi, MIR juga aktif dalam mendukung pemberdayaan PMI melalui program Mandiri Sahabatku, yang telah berjalan sejak 2007. Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan PMI, membantu mereka memahami pengelolaan keuangan, serta memberikan pelatihan kewirausahaan agar mereka lebih siap saat kembali ke Tanah Air.
“Program Mandiri Sahabatku merupakan inisiatif strategis Bank Mandiri untuk meningkatkan kemandirian ekonomi PMI yang selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Dengan fokus pada edukasi perencanaan keuangan dan pengembangan keterampilan usaha, program ini diharapkan dapat mendukung PMI dalam membangun stabilitas finansial secara berkelanjutan,” jelas Fitri.
MIR juga memperkuat sinerginya dengan Bank Mandiri untuk menghadirkan layanan perbankan yang lebih inklusif. Kini, melalui aplikasi Livin’ by Mandiri, PMI di Malaysia dapat membuka rekening secara digital dan mengakses berbagai layanan keuangan dengan lebih mudah.
Fitri menjelaskan, dengan ekosistem layanan digital ini, PMI tidak hanya dapat melakukan transaksi remitansi, tetapi juga memanfaatkan berbagai solusi finansial lainnya, selaras dengan visi Kementerian BUMN dalam membina usaha mikro dan usaha kecil agar lebih tangguh dan mandiri.
“Seluruh inisiatif ini mencerminkan komitmen Bank Mandiri dalam memimpin transformasi digital perbankan melalui akselerasi layanan yang inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Fitri.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi, menyampaikan proyeksi optimistis terkait pertumbuhan kredit bank berkode emiten BMRI ini pada tahun 2025.
Darmawan mengungkapkan bahwa target pertumbuhan kredit Bank Mandiri untuk tahun 2025 sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI), yaitu di angka 10 sampai 12 persen.
“Kami yakin target ini bisa dicapai, terutama dengan kondisi pasar yang terus membaik,” kata Darmawan di halaman Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Kamis, 9 Januari 2025.
Kondisi aktivitas ekonomi sekarang dinilai semakin bergeliat pascapemilihan umum atau pemilu. Dia melihat likuiditas perbankan di Indonesia dinilai masih sangat baik. Dana masyarakat juga cenderung terus tumbuh dan memberikan ruang kepada perbankan untuk terus menyalurkan kredit. Selain itu, kondisi ekonomi makro Indonesia dinilai stabil turut memberikan dorongan positif bagi sektor perbankan untuk menjalankan fungsinya sebagai intermediary keuangan.
BI secara resmi mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen dalam rapat dewan gubernur atau RDG BI pada 17 sampai 18 Desember 2024 lalu. Menanggapi soal suku bunga yang masih berada pada tingkat tinggi itu, Darmawan menjelaskan langkah penyesuaian akan dilakukan untuk mengimbangi kebijakan regulator.
“Regulasi ini sudah ditentukan oleh para regulator, dan kami sebagai pelaku pasar pasti akan menyesuaikan. Bagi pemilik dana, tentu mereka berharap yield tetap tinggi, tetapi bagi pelaku bisnis yang membutuhkan pembiayaan, penurunan suku bunga akan menjadi kabar baik,” tutur dia.
Darmawan mengaku tetap optimistis dunia perbankan akan mampu mengelola dampak dari kebijakan suku bunga tersebut.
“Dengan kondisi likuiditas yang kuat, Bank Mandiri siap mendukung pertumbuhan kredit di berbagai sektor,” tutur dia.
Adapun sektor-sektor yang menjadi fokus pembiayaan tahun ini meliputi sektor infrastruktur, manufaktur, dan energi terbarukan. Sektor-sektor dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan yang signifikan, dinilai sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Darmawan menegaskan, Bank Mandiri tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih luas untuk masyarakat, mendukung literasi keuangan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan. Ia berharap dapat memperluas kontribusi dalam mendorong perekonomian nasional. (*)