KABARBURSA.COM - PT Barito Renewables Energy Tbk atau dalam kode saham BREN menjadi salah satu perusahaan yang turut berkontribusi dalam perdagangan karbon di Indonesia.
Barito Renewables merupakan anak perusahaan dari Barito Pacific yang berfokus pada pengembangan dan pengoperasian sumber energi terbarukan di Indonesia. Perusahaan ini memiliki mayoritas kepemilikan di Star Energy Geothermal Holding Group, sebuah produsen energi panas bumi terkemuka di Indonesia.
Pada 9 Oktober 2023, Barito Renewables resmi melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BREN.
Dilansir dari laman resminya www.baritorenebles.do.id, perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan beberapa aset energi terbarukan, termasuk Wayang Windu yang saat ini dikelola tar Energy Geothermal (Wayang Windu) Limited, fasilitas ini memiliki kapasitas listrik sebesar 230,5 MW. Terletak 40 kilometer di Selatan Bandung, Jawa Barat. Wayang Windu telah beroperasi sejak tahun 2000 dan menyediakan listrik untuk Jaringan Listrik Interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI).
Kemudian ada Darajat, yakni memfasilitasi pasokan energi panas bumi di Indonesia. Ada Salak yang merupakan aset panas bumi yang dimiliki perusahaan. Berikutnya ada proyek pengembang energi terbarukan bernama Hamiding.
Selanjutnya ada Sekincau, portofolio aset energi terbarukan. Ada lagi PLTB Sidrap merupakan proyek pembangkit listrik tenaga angin yang telah di akuisisi perusahaan. Berada di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 MW, serta mengembangkan proyek serupa di Sidrap 2, Sukabumi, dan Lombok dengan kapasitas gabungan mencapai 320 MW.
Visi misi perusahaan ini, untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi bersih di Indonesia, Barito Renewables berupaya memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon nasional sekaligus memenuhi kebutuhan energi berkelanjutan.
Saat ini, perusahaan dipimpin oleh Hendra Soetjipto Tan sebagai Direktur Utama (CEO).
Dilansir dari laporan keuangan Stockbit pada Selasa, 28 Januari 2025. Salah satu pemain utama di sektor energi terbarukan ini mencatatkan mencatat kapitalisasi pasar sebesar Rp1,284 miliar, dengan total aset mencapai Rp57,329 miliar. Total liabilitasnya tercatat sebesar Rp46,175 miliar, menghasilkan ekuitas sebesar Rp7,750 miliar. Tingkat leverage yang tinggi, dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 4,16, menunjukkan struktur pembiayaan perusahaan yang bergantung pada pendanaan eksternal, meskipun posisi kas sebesar Rp4.440 miliar memberikan fleksibilitas untuk memenuhi kewajiban.
Pendapatan tahunan BREN mencapai Rp8,972 miliar (TTM), sementara laba bersih tercatat Rp1,654 miliar, menghasilkan margin laba bersih sebesar 18,32 persen. Margin laba kotor tetap berada di level luar biasa, yakni 100 persen, mencerminkan efisiensi tinggi dalam operasional. Namun, terdapat penurunan pendapatan sebesar 21,04 persen secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, yang juga diikuti oleh penurunan laba bersih sebesar 20,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba per saham (EPS) tahunan mencapai Rp 12,99, dengan nilai buku per saham sebesar Rp57,93. Rasio price-to-earnings (P/E) perusahaan tercatat tinggi, masing-masing sebesar 739,11 (annualisasi) dan 776,74 (TTM). Rasio harga terhadap nilai buku (P/B) mencapai 165,71, mengindikasikan valuasi pasar yang sangat premium terhadap ekuitas perusahaan.
Dalam hal profitabilitas, return on equity (ROE) tercatat sebesar 21,33 persen, menunjukkan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan modal ekuitas. Return on assets (ROA) berada di level 2,88 persen, sementara return on invested capital (ROIC) tercatat sebesar 7,45 persen.
Di sisi arus kas, BREN menunjukkan kemampuan menghasilkan kas yang positif. Cash flow dari aktivitas operasi mencapai Rp 3.065 triliun (TTM), sedangkan free cash flow tercatat sebesar Rp2,378 miliar, meskipun ada pengeluaran untuk investasi sebesar Rp2,549 triliun.
Harga saham BREN menunjukkan kinerja yang luar biasa selama satu tahun terakhir, dengan kenaikan 78,60 persen. Rentang harga saham dalam 52 minggu terakhir berkisar antara Rp4.770 hingga Rp12.200, mencerminkan kepercayaan pasar yang kuat terhadap prospek bisnis perusahaan.
Catatan laporan keuangannya, sepanjang kuartal ketiga tahun 2024 (3Q24), perusahaan menghadapi tantangan operasional sementara. Beruntung, BREN berhasil menjaga performa finansial tetap solid berkat manajemen yang efektif dan pendekatan strategis jangka panjang.
Pendapatan BREN tercatat sebesar USD441,3 juta, mengalami penurunan tipis sebesar 0,9 persen secara tahunan (YoY). Pelemahan ini utamanya disebabkan gangguan operasional sementara pada unit panas bumi Darajat, yang dilaporkan telah sepenuhnya diatasi pada akhir September 2024.
Kendati demikian, kinerja efisiensi biaya yang diterapkan perusahaan berhasil menjaga EBITDA tetap kuat di angka USD377 juta, dengan marjin EBITDA tetap kokoh di atas 85 persen. Hal ini menunjukkan ketangkasan perusahaan dalam mengendalikan biaya operasi meskipun di tengah tantangan eksternal.
Di sisi laba bersih, BREN mencatat pencapaian sebesar USD110,7 juta, juga turun 2,7 persen secara tahunan. Penurunan ini dipengaruhi oleh perbaikan temporer di fasilitas geothermal, yang diharapkan mendorong peningkatan output di kuartal berikutnya.
Meski demikian, strategi perusahaan dalam merestrukturisasi pembiayaan patut diacungi jempol. Dengan keberhasilan menurunkan suku bunga dari 4,4 persen menjadi 2,5 persen di atas SOFR, BREN berhasil memperkecil beban keuangan sekaligus memperkuat fundamental keuangannya.
BREN juga melanjutkan proyek ekspansi panas bumi melalui kegiatan retrofitting dan pengembangan kapasitas baru. Langkah ini ditargetkan menambah total kapasitas sebesar 104,6 MW hingga akhir 2024, sekaligus meningkatkan produksi energi secara signifikan.
Di sisi lain, proyek tenaga angin Sidrap turut berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas produksi BREN, dengan output mencapai 180,2 MWh dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Produksi yang konsisten dari fasilitas ini semakin menegaskan komitmen perusahaan terhadap energi hijau.(*)