KABARBURSA.COM – PT Bank Jago Tbk melalui unit usaha syariahnya, Jago Syariah, berkolaborasi dengan platform investasi Bibit dan Stockbit. Kolaborasi ini bertujuan mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mulai berinvestasi sesuai prinsip syariah.
Head of Sharia Digital Funding Bank Jago Nur Fajriah Rachmah menerangkan bahwa sebagai bagian dari komitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia, aplikasi Jago Syariah hadir dengan fitur-fitur unggulan berbasis teknologi yang sebanding dengan layanan perbankan konvensional.
“Jago Syariah App dirancang untuk membantu nasabah terbiasa melakukan budgeting, karena ada fitur Kantong yang bisa dibuat hingga 60 Kantong. Nasabah bisa memisahkan anggaran untuk berbagai kebutuhan seperti dana darurat, cicilan rumah, umrah, zakat, dan lainnya,” ujar Nur Fajriah dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 27 Januari 2025.
Menurutnya pada tahun 2024, transaksi menggunakan aplikasi Jago Syariah meningkat tajam. Jumlah transaksi mencapai 52 juta, tumbuh sekitar 160 persen dibandingkan tahun 2023. Secara nominal, total transaksi mencapai Rp36,5 triliun, meningkat dua kali lipat atau 100 persen dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya di dalam negeri, Jago Syariah papar Nur, juga mencatat transaksi di 145 negara. Wilayah dengan transaksi terbesar meliputi Amerika Serikat, Irlandia, Inggris, Singapura, dan Malaysia. Untuk kegiatan ibadah haji dan umrah, kartu debit Visa Jago Syariah digunakan nasabah untuk lebih dari 3.000 transaksi di Arab Saudi, terutama untuk pembayaran hotel, tiket pesawat, dan tiket kereta cepat.
Dia menegaskan kolaborasi dengan Bibit dan Stockbit menjadi salah satu langkah strategis Bank Jago Syariah dalam mendorong masyarakat untuk berinvestasi. Dengan rekening dana nasabah (RDN) berbasis syariah, pengguna dapat berinvestasi di reksa dana, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sukuk negara, dan saham yang sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
“Jago Syariah berkolaborasi dengan Bibit dan Stockbit, berhasil meningkatkan animo nasabah untuk berinvestasi. Lebih dari 260 ribu pengguna Jago Syariah terkoneksi dengan Bibit dan Stockbit, serta lebih dari 470 ribu Kantong keuangan dibuat melalui kolaborasi ini,” kata Nur Fajriah.
Hingga akhir 2024, jumlah nasabah Jago Syariah mencapai lebih dari 2 juta, dengan hampir 80 persen di antaranya berusia produktif (18–44 tahun). Nasabah telah membuat 4,2 juta Kantong untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan prioritas utama pada dana darurat, uang muka dan cicilan rumah, serta kebutuhan keluarga.
Animo untuk ibadah haji dan umrah juga menunjukkan tren positif, tercermin dari lebih dari 73 ribu Kantong yang dibuat untuk tujuan tersebut. Transaksi terkait kegiatan keagamaan seperti zakat, sedekah, dan infaq juga mencatat pertumbuhan signifikan.
Jago Syariah menyediakan dua jenis akad dalam layanan keuangannya yaitu Akad Wadiah Yad Dhamanah untuk produk tabungan tanpa imbal hasil. Ada juga Akad Mudharabah Mutlaqah untuk produk deposito syariah dengan imbal hasil sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan nasabah.
“Dengan fitur-fitur inovatif yang sesuai prinsip syariah, kami berupaya memberikan solusi keuangan yang setara dengan layanan konvensional, sekaligus memperhatikan kebutuhan nasabah Muslim di Indonesia,” tambahnya.
Untuk itu kata Nur, hadirnya Jago Syariah sebagai bagian dari ekosistem digital Indonesia tidak hanya memperluas akses keuangan syariah, tetapi juga membantu meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. Kolaborasi strategis dengan Bibit dan Stockbit menjadi katalisator dalam mengintegrasikan layanan perbankan dan investasi berbasis syariah, memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi generasi muda dalam mengelola keuangan mereka.
PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan laba bersih sebesar Rp85,83 miliar hingga 30 September 2024, meningkat dari Rp50,29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan yang dirilis Selasa, perseroan mencatat pendapatan bunga dan syariah bersih turun menjadi Rp1,07 triliun dari Rp1,20 triliun pada tahun sebelumnya.
Beban operasional lainnya tercatat menurun menjadi Rp966,04 miliar dibandingkan Rp1,14 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Laba operasional melonjak menjadi Rp111,09 miliar dari sebelumnya Rp62,73 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan naik menjadi Rp110,05 miliar dibandingkan Rp69,99 miliar di tahun lalu.
Total liabilitas tercatat naik signifikan menjadi Rp18,17 triliun per 30 September 2024, dari Rp12,76 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, total aset meningkat mencapai Rp26,84 triliun hingga 30 September 2024, naik dari Rp21,29 triliun per akhir 2023.(*)