Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pembatasan Ekspor Chip AS Berdampak pada TLKM?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 27 January 2025 | Penulis: Cicilia Ocha | Editor: Redaksi
Pembatasan Ekspor Chip AS Berdampak pada TLKM?

KABARBURSA.COM - Financial planner sekaligus founder Mikirduit.com, Surya Rianto, mengatakan kebijakan pembatasan ekspor chip GPU dari Amerika Serikat (AS) yang mulai diberlakukan pada 2025 menimbulkan berbagai dampak. Apalagi bagi negara-negara dalam kategori tier dua, termasuk Indonesia.

Negara-negara dalam kategori ini hanya diizinkan mengimpor maksimal 50.000 GPU untuk periode 2025-2027. Hal ini berpotensi memengaruhi pengembangan teknologi berbasis AI dan layanan data center, termasuk bagi PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), yang memperluas fokusnya ke bidang ini.

Surya menjelaskan bahwa kebijakan ini belum memberikan dampak signifikan pada kinerja TLKM dalam jangka pendek. "Sebenarnya secara umum, saya belum mengetahui kebutuhan TLKM untuk GPU AI, karena memang belum digunakan secara optimal, tapi baru akan digunakan dari ekspansi data-data center yang dikhususkan untuk AI. Sehingga dampaknya terhadap layanan cloud dan big data TLKM belum terlalu signifikan," ujar Surya kepada kabarbursa.com, Jumat 17 Januari 2025.

Namun, ia mencatat bahwa pembatasan ini dapat menghambat ruang ekspansi TLKM dalam memberikan layanan data center berbasis AI di masa depan. Meski demikian, kontribusi pendapatan TLKM dari layanan data center saat ini masih kecil, dengan sektor seluler tetap menjadi penyumbang utama pendapatan.

Adapun, Surya menyoroti bahwa pembatasan ini lebih merupakan tantangan strategis ketimbang ancaman langsung. Menurutnya, solusi untuk mengatasi hambatan ini bisa datang dari dua arah. Pertama, melalui produsen alternatif GPU dari China yang dapat memasuki pasar global dengan teknologi setara atau mendekati NVIDIA. Kedua, jika NVIDIA dan pemerintah AS dapat mencari jalan keluar untuk memperbesar kouta ekspor bagi negara-negara tier 2.

"Apalagi TLKM juga dekat dengan Huawei dengan beberapa kerja sama (teknologi) yang sudah berjalan," kata Surya.

Surya meyakini, jika produsen China berhasil menghadirkan GPU AI yang kompetitif, itu bisa menjadi solusi strategis TLKM dalam mempertahankan rencana ekspansi AI-nya. Kendati demikian, Ia juga mencatat bahwa hingga saat ini belum ada produsen Chip AI dari China yang mampu mengungguli NVIDIA atau bahkan mengumumkan produk yang setara dalam skala global.

"Atau malah NVDA sendiri yang mencari jalan agak bisa ekspor lebih banyak ke negara-negara tier kedua tersebut. Soalnya dari pihak NVDA juga kurang sepakat dengan keputusan biden tersebut karena menahan prospek pertumbuhan bisnis mereka juga,"

Dampak terhadap Saham TLKM

Dalam prespektif pasar saham, Surya menilai bahwa kebijakan ini tidak langsung membebani fundamental TLKM. "Dengan harga saham di bawah Rp2.800 ini masih cukup murah dengan asumsi ada potensi growth pertumbuhan laba setelah program pensiun dini yang makan cost cukup besar selesai pada 2024 kemarin," katanya.

Surya juga mencatat bahwa katalis positif lain, seperti lelang jaringan 5G yang direncanakan pada semester I/2025, dapat meningkatkan sentimen pasar terhadap TLKM. Jika TLKM memenangkan lelang ini, ruang pertumbuhan dari bisnis utama mereka, yakni layanan seluler akan semakin besar. Ia optimistis akan periode apresiasi TLKM yang mungkin bisa terjadi di semester II/2025 atau 2026.

"Apalagi saham TLKM salah satu saham dengan bobot besar ke IHSG yang biasanya jadi target investor asing jika ingin masuk ke Indonesia dengan asumsi prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan," jelasnya.

Menurutnya, saat ini merupakan proyeksi jangka panjang untuk berinvestasi saham TLKM. "Jadi sekarang justru jadi momen beli untuk timeframe hold 1-2 tahun," pungkasnya.

Hadapi Isu Pembatasan Chip AS 202

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menegaskan, hingga saat ini kebijakan global terkait pembatasan chip tidak memberikan dampak langsung terhadap kinerja operasional perusahaan.

“Telkom secara proaktif mengamati dinamika pasar teknologi global dan terus berkomitmen untuk memastikan kelancaran operasional. Kami senantiasa melakukan analisis terhadap berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan,” ujar VP Corporate Communication TLKM Andri Herawan Sasoko, kepada Kabarbursa.com, Senin, 20 Januari 2025.

Andri menjelaskan, Telkom tetap fokus pada pengembangan ekosistem teknologi digital Indonesia, termasuk solusi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) dan penguatan infrastruktur pusat data (data center).

Untuk mengatasi tantangan global seperti isu pembatasan chip, Telkom menargetkan pertumbuhan di sektor data center dan big data melalui anak perusahaannya, NeutraDC. Adapun NeutraDC berperan sebagai infrastruktur AI Telkom, mendukung transformasi digital nasional secara strategis.

Andri juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara NeutraDC dan Cirrascale Cloud Services, yang menjadi langkah kunci dalam menyediakan solusi cloud AI yang scalable dan berbasis teknologi terkini. Infrastruktur ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan analitik data, big data, dan pengembangan proyek smart city yang menjadi bagian dari roadmap transformasi digital Telkom.

“Dengan dukungan infrastruktur ini, proyek smart city dapat tetap berjalan secara optimal meskipun menghadapi perubahan dalam rantai pasokan global,” tambahnya.

Telkom optimistis menghadapi tahun 2025 dengan memperkuat ekosistem digital di Indonesia. Selain berfokus kepada data center, Telkom juga terus mengembangkan solusi digital yang mendukung berbagai sektor, termasuk infrastruktur smart city, big data, dan AI.

“Telkom terus mendukung pengembangan smart city dan solusi berbasis AI sebagai bagian dari transformasi digital Indonesia. Kami berfokus pada penguatan ekosistem teknologi digital melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik lokal maupun lokal,” pungkas Andri.(*)