KABARBURSA.COM - Perusahaan di sektor produksi makanan, PT Sekar Laut Tbk atau dalam kode saham SKLT, melaporkan pelaksanaan pengalihan kembali saham hasil buy back pada 31 Desember 2024 dengan total dana yang diperoleh Rp4,58 miliar.
Pelaporan itu diunggah dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin, 27 Januari 2025. Dalam laporan itu perseroan menjelaskan rincian transaksi serta hasil dari pengalihan saham tersebut. Langkah itu diklaim menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam mengelola saham treasury untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham sekaligus menjaga stabilitas pasar sahamnya.
Menurut laporan yang disampaikan, pelaksanaan pengalihan saham hasil buy back dilakukan dengan melibatkan BNI Sekuritas sebagai anggota bursa pelaksana. Selama periode 31 Desember 2024, jumlah saham hasil buy back yang dijual atau dialihkan mencapai 5.514.400 saham. Harga rata-rata transaksi saham tersebut tercatat sebesar Rp171 per saham, sehingga total dana yang diperoleh dari pengalihan ini mencapai Rp1.158.144.800 atau Rp1,15 miliar.
Tidak ada kerugian yang dilaporkan dari transaksi pengalihan ini.
Selain rincian transaksi pada 31 Desember 2024, laporan tersebut juga mencakup data akumulasi pengalihan kembali saham hasil buy back yang telah dilakukan oleh perseroan. Hingga akhir periode, jumlah saham hasil buy back yang telah dialihkan mencapai 12.638.600 saham dengan total dana yang diperoleh sebesar Rp4.581.725.500 atau Rp4,58 miliar.
Perseroan kembali menegaskan bahwa tidak ada kerugian yang diderita dalam pengalihan saham ini, yang menjadi indikator positif dari pelaksanaan buy back tersebut. Sementara itu, jumlah saham hasil buy back yang masih belum dialihkan tercatat sebanyak 678.101.900 saham.
Buy back saham sering kali dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga stabilitas harga saham di pasar, meningkatkan kepercayaan investor, serta memberikan fleksibilitas dalam mengelola modal perusahaan.
Dilansir dari Stockbit pada Senin, 27 Januari 2025, laporan keuangan SKLT menunjukkan kinerja yang mencerminkan stabilitas sekaligus tantangan yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan rasio valuasi saat ini, price to earnings (PE) Ratio tahunan berada pada 12,45 dan trailing twelve months (TTM) sebesar 12,60. Harga saham perusahaan tercatat 1,89 kali nilai buku, sementara price to sales (TTM) mencapai 0,60. Price to cashflow (TTM) berada di angka 73,33, sementara price to free cashflow (TTM) mencatat nilai negatif sebesar minus 11,10, yang menunjukkan adanya tekanan pada arus kas bebas.
Dari sisi solvabilitas, rasio lancar SKLT berada pada 1,87, sementara rasio cepat tercatat 1,01, yang menunjukkan likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Debt to equity ratio berada di level 0,27, dengan total liabilitas terhadap ekuitas sebesar 0,83. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas yang hanya 0,01 mengindikasikan struktur pendanaan yang relatif konservatif. Secara keseluruhan, leverage keuangan perusahaan tercatat sebesar 2,13.
Dalam hal profitabilitas, SKLT mencatatkan return on equity (TTM) sebesar 15,02 persen, dengan return on assets (TTM) sebesar 7,04 persen. Return on capital employed mencapai 12,22 persen, sementara return on invested capital berada di level 9,23 persen. Margin laba bersih kuartalan tercatat sebesar 5,42 persen, dengan margin laba operasi mencapai 7,56 persen. Hal ini menunjukkan efisiensi operasional yang cukup baik.
Pendapatan perusahaan untuk TTM mencapai Rp2.085 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp543 miliar. Margin laba kotor kuartalan meningkat menjadi 26,66 persen, didorong oleh pertumbuhan laba kotor tahunan sebesar 37,73 persen. Pendapatan kuartal terbaru tumbuh sebesar 29,35 persen secara tahunan, sementara laba bersih meningkat signifikan hingga 68,31 persen dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
Manajemen aset menunjukkan performa yang cukup baik. Siklus konversi kas berada di angka 73,64 hari, dengan days sales outstanding selama 39,34 hari. Rasio perputaran persediaan tercatat sebesar 4,51 kali dalam setahun, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan aset perusahaan.
SKLT mencatat laba bersih sebesar Rp99 miliar dalam TTM, dengan pendapatan per saham (EPS) sebesar Rp14,37. Meskipun laba bersih menunjukkan pertumbuhan, arus kas bebas perusahaan dalam TTM masih negatif di angka -Rp113 miliar, akibat belanja modal yang tinggi sebesar Rp130 miliar. Arus kas operasi perusahaan tercatat hanya sebesar Rp17 miliar, menandakan perlunya perhatian lebih terhadap pengelolaan kas operasional. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.