KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau dalam kode saham PGEO, adalah salah satu perusahaan yang ikut berkontribusi dalam perdagangan karbon di Indonesia.
Anak perusahaan PT Pertamina Persero ini didirikan pada 2006 dan sampai sekarang telah berkontribusi kepada 80 persen kapasitas energi panas bumi terpasang di Indonesia.
Dalam rangka pengembangan usaha panas bumi secara berkelanjutan, PGEO juga mendirikan PT Geothermal Energi Seulawah pada 31 Juli 2017, dan PT PGE Lawu berubah menjadi PGE Kotamobagu pada tahun 2022.
Perusahaan tersebut mengklaim mengedepankan energi hijau dalam usahanya.
Dilansir dari website www.pge.pertamina.com pada Senin, 27 Januari 2025, saat ini PGEO telah memasok listrik ke lebih dari 2 juta rumah di Indonesia dengan potensi pengurangan emisi mencapai 9,7 juta tCO2 per tahun.
PGEO juga mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 penugasan dengan total kapasitas terpasang sebesar 1877 MW. Wilayahnya yakni Gunung Sibualu-Buali, Gunung Sibayak-Sinabung, Sungai Penuh, Huluais, Lumut Balal dan Margabayur, Way Panas, Kamojang-Darajat, Karaha Cakrabuana, Pangelengan, Cibeureum-Parabakti, Tabanan, Lahendpng, Seulawah.
Perusahaan ini mempunyai strategi bisnis berkembang berdampingan dan menyatu dengan kelestarian alam dan kehidupan bermasyarakat.
PGEO juga memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia yang mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh operasi perusahaan. Dia masuk ke daftar 2025 ESG Top-Rated Company ang baru saja dirilis oleh Sustainalytics, lembaga pemeringkatan internasional yang fokus pada penilaian risiko ESG.
Daftar itu mencakup 50 perusahaan global dengan peringkat ESG terbaik dari 15.000 perusahaan di 42 negara yang dicakup oleh penilaian Sustainalytics.
Sebagai world class green energy company, PGEO ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end to end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGEO memiliki kredensial ESG dengan 16 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai 2023 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.
Sementara visi perusahaan ini adalah World Class Green Energy Company with Largest Geothermal Capacity Globally. Misinya menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end to end potensi panas bumi beserta produk turunannya dan mendukung dan berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global.
Jajaran managemen PGEO saat ini, dijabat oleh Direktur Utama, perusahaan dipimpin Julfi Hadi. Mendukung kepemimpinannya, Edwil Suzandi menjabat sebagai Direktur Eksplorasi dan Pengembangan, Ahmad Yani sebagai Direktur Operasi, serta Yurizki Rio yang bertanggung jawab sebagai Direktur Keuangan.
Dalam struktur Dewan Komisaris, Sarman Simanjorang memegang peran sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen. Abdulla Zayed juga menjabat sebagai Komisaris Independen, bergabung dengan Abdul Musawir Yahya yang memiliki peran serupa. John Anis dan Gigih Udi Atmo melengkapi jajaran sebagai Komisaris.
Lalu bagaimana kinerja keuangannya, apakah PGEO menguntungkan untuk investasi ?
Dilansir dari laporan keuangan Stockbit, perusahaan mencatat rasio harga terhadap laba (PE) tahunan sebesar 15,34 dan trailing twelve months atau TTM sebesar 16,69, dengan rasio forward PE sebesar 16,44. Dibandingkan dengan median PE IHSG sebesar 7,83, valuasi PGEO terlihat lebih bagus. Tingkat hasil laba atau earnings yield berada di angka 5,99 persen, mencerminkan efisiensi pendapatan terhadap harga saham.
Dari sisi rasio valuasi lainnya, harga terhadap penjualan atau price-to-sales TTM tercatat di 6,78, sedangkan harga terhadap nilai buku atau price-to-book value berada pada 1,38. Rasio harga terhadap arus kas bebas TTM sebesar 18,77 menunjukkan tingkat profitabilitas yang cukup stabil. Rasio EV terhadap EBIT dan EV terhadap EBITDA masing-masing berada di level 10,90 dan 7,49.
Pendapatan per saham (EPS) untuk TTM tercatat sebesar 59,92, sementara EPS tahunan yang diestimasi adalah 65,18. Pendapatan per saham untuk TTM berada di 147,51, dengan arus kas bebas per saham sebesar 53,27. Rasio solvabilitas menunjukkan likuiditas yang sangat sehat dengan current ratio 4,18 dan quick ratio 4,09. Total utang terhadap ekuitas berada pada 0,38, sementara total liabilitas terhadap ekuitas tercatat 0,49.
Dari sisi efektivitas manajemen, laba atas aset (ROA) adalah 5,57 persen, laba atas ekuitas (ROE) 8,28 persen, dan laba atas modal yang digunakan (ROCE) berada pada 9,16 persen. Perusahaan mencatat margin laba bersih atau net profit margin pada kuartal terakhir sebesar 34,85 persen, menunjukkan kemampuan yang baik dalam mengelola biaya.
Dalam hal pertumbuhan, perusahaan mengalami penurunan pendapatan kuartal secara tahunan atau year on year sebesar 23,14 persen, dengan laba bersih turun 33,31 persen. Meskipun demikian, arus kas operasional tetap kuat di angka Rp3.825 miliar rupiah untuk TTM, dan arus kas bebas tercatat sebesar Rp2.211 miliar.
PGEO juga menunjukkan komitmen terhadap pemegang saham dengan dividen sebesar 47,77 per saham, memberikan tingkat hasil dividen sebesar 4,78 persen. Dengan rasio pembayaran dividen sebesar 73,29 persen.
Dari sisi neraca keuangan, total aset per 30 September 2024 adalah Rp44,652 miliar, dengan ekuitas sebesar Rp30,047 miliar. Posisi kas perusahaan berada di angka Rp9.959 miliar, sementara total utang sebesar Rp11,282 miliar, menghasilkan utang bersih sebesar Rp1,323 miliar.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat tekanan pada pertumbuhan pendapatan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk tetap menunjukkan fundamental yang solid, didukung oleh likuiditas yang kuat, profitabilitas yang stabil, dan komitmen terhadap pengembalian nilai bagi pemegang saham.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.