Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BEI Sebut 18 Perusahaan Antre IPO, Aset di Atas Rp250 Miliar

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
BEI Sebut 18 Perusahaan Antre IPO, Aset di Atas Rp250 Miliar

KABARBURSA.COM - Pada akhir Januari 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa sejumlah perusahaan besar di Indonesia sedang dalam antrean untuk melangsungkan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal. Dalam total terdapat 18 perusahaan yang siap menerbitkan saham perdananya, dengan 17 di antaranya memiliki aset di atas Rp250 miliar.

Antrean IPO perusahaan beraset jumbo ini sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017 mengenai perusahaan beraset skala besar. Kategori ini menunjukkan pertumbuhan potensi pasar saham Indonesia yang terus menunjukkan angka positif, seiring semakin banyaknya perusahaan besar yang tertarik mengakses pembiayaan lewat pasar modal.

Dalam hal distribusi sektor, IPO yang direncanakan berasal dari berbagai sektor. Tercatat sebanyak enam perusahaan sektor barang konsumen primer, tiga perusahaan dari sektor industri, dan dua perusahaan sektor energi yang tengah siap melaksanakan IPO. Selain itu, ada pula dua perusahaan sektor kesehatan, dua perusahaan barang baku, serta masing-masing satu perusahaan yang berasal dari sektor barang konsumen non-primer, keuangan, dan transportasi & logistik.

Keberagaman sektor ini mencerminkan bahwa pasar modal Indonesia semakin menarik bagi berbagai jenis usaha, memungkinkan investor untuk memilih investasi sesuai dengan minat dan strategi sektor tertentu.

Sejak awal 2025 hingga 24 Januari, delapan perusahaan telah melaksanakan IPO dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp3,70 triliun. Angka ini mengindikasikan kepercayaan yang tinggi terhadap pasar modal Indonesia meski dalam kondisi yang penuh tantangan.

Begitu pula di pasar surat utang, yang tercatat telah terdapat emisi dari tujuh penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), yang berhasil menghimpun dana sebesar Rp8,6 triliun. Adapun dalam pipeline, terdapat 18 emisi lagi yang akan diterbitkan oleh 14 perusahaan penerbit EBUS. Hal ini mempertegas dinamika pasar yang kian berkembang.

Meski demikian, pada periode yang sama, tidak tercatat adanya aksi rights issue yang telah dilakukan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di BEI. Meskipun demikian, tujuh perusahaan tercatat sedang mempersiapkan aksi rights issue, yang diharapkan akan dapat menarik lebih banyak modal pasar, yang sebagian besar berasal dari sektor barang baku, energi, dan kesehatan. Hal ini menggambarkan bahwa pasar modal Indonesia terus menjadi alternatif pembiayaan yang relevan dan vital, dengan semakin banyaknya perusahaan yang memilih jalur ini untuk memperkuat struktur modal mereka.

Secara keseluruhan, angka-angka yang dilaporkan pada awal 2025 memberikan gambaran optimis mengenai pertumbuhan pasar modal Indonesia, baik di sektor ekuitas melalui IPO, maupun di sektor utang lewat penerbitan EBUS. Keberagaman sektor yang mendaftar untuk melakukan IPO dan tingkat keterlibatan perusahaan dalam menerbitkan surat utang mencerminkan adanya banyak pilihan dan potensi investasi di pasar modal Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin berkembang sebagai salah satu instrumen finansial utama dalam perekonomian negara.

Tiga Obligasi dan Sukuk Pada Periode 6-10 Januari 2025

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan lima perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO), tiga obligasi, dua sukuk, dan satu waran sepanjang periode 6 hingga 10 Januari 2025.

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad, mengungkapkan bahwa perdagangan pada Rabu, 8 Januari, dibuka oleh tiga perusahaan, yaitu PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).

Dalam keterangannya yang dikutip pada Minggu, 12 Januari 2025, Kautsar menjelaskan bahwa saham YOII, yang terdaftar di papan pengembangan, bergerak di sektor keuangan dengan sub industri asuransi umum. YOII menjadi perusahaan pertama yang tercatat di BEI pada tahun 2025, dengan penggalangan dana sebesar Rp41,21 miliar.

Selanjutnya, PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), yang terdaftar di papan utama, berhasil melakukan IPO dengan penggalangan dana sebesar Rp144,95 miliar. KSIX bergerak di sektor properti dan real estate.

Sementara itu, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), yang terdaftar di papan pengembangan, beroperasi di sektor energi, khususnya sub industri minyak dan gas. RATU menggalang dana sebesar Rp624,46 miliar dari penawaran saham perdana.

Selain itu, pada hari yang sama, BEI juga mencatatkan tiga efek utang, yaitu:

1. Obligasi Berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 dengan nilai pokok Rp1,75 triliun.

2. Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 senilai Rp1,196 triliun.

3. Obligasi Berkelanjutan V Medco Energi Internasional Tahap III Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk dengan nilai pokok Rp2,5 triliun.

Pada Kamis, 9 Januari 2025, BEI kembali mencatatkan dua perusahaan. Perusahaan pertama adalah PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) yang bergerak di sektor makanan olahan dan mengumpulkan dana sebesar Rp61,21 miliar. Perusahaan kedua adalah PT Hero Global Investment Tbk (HGII) yang bergerak di sektor infrastruktur/utilitas listrik dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp260 miliar.(*)