Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Trump Efek bikin Pasar Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 January 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Trump Efek bikin Pasar Asia-Pasifik Dibuka Menguat

KABARBURSA.COM - Pasar Asia-Pasifik melesat pada pembukaan perdagangan Jumat, dipicu sentimen positif dari pencapaian rekor S&P 500 sehari sebelumnya. Penguatan ini turut didorong seruan Presiden AS Donald Trump untuk penurunan suku bunga dan harga minyak yang lebih terjangkau.

Dari Jepang, inflasi inti melonjak ke 3 persen pada Desember secara tahunan, level tertinggi dalam 16 bulan terakhir. Lonjakan ini memicu spekulasi bahwa Bank Jepang akan menaikkan suku bunga, langkah yang belum pernah terjadi dalam 17 tahun terakhir.

Pengumuman data Indeks Harga Konsumen (CPI) tersebut hadir menjelang pertemuan kebijakan moneter Bank Jepang yang sangat dinanti pasar. Sinyal perubahan kebijakan mendorong indeks Nikkei 225 naik 0,31 persen pada awal perdagangan. Seperti dilansir cnbc di Jakarta, Jumat 24 Januari 2025.

Di Korea Selatan, indeks Kospi melaju 0,62 persen, sementara Kosdaq mencatat kenaikan lebih tipis sebesar 0,07 persen. Dari Australia, S&P/ASX 200 juga mencatatkan penguatan dengan kenaikan 0,39 persen.

Sementara itu, bank sentral Singapura mengambil langkah mengejutkan dengan melonggarkan kebijakan moneternya dalam pertemuan Jumat ini. Kebijakan tersebut selaras dengan proyeksi pasar, mengingat inflasi inti negara itu menunjukkan kenaikan pada bulan Desember.

Optimisme pasar terus berlanjut, didorong oleh ekspektasi kebijakan moneter yang lebih fleksibel di tengah inflasi yang terus menjadi fokus perhatian.

Pengumuman Tarif Baru

Pasar saham Asia bergerak bervariasi pada Kamis, 23 Januari 2025 seiring upaya baru pemerintah China menyelamatkan pasar saham mereka yang lesu. Beijing tampaknya serius ingin menaikkan kepercayaan investor dengan kebijakan-kebijakan baru.

Pemerintah China mengumumkan dana pensiun dan reksa dana akan diwajibkan untuk meningkatkan pembelian saham demi memastikan nilai pasar terus naik. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang terdaftar juga didorong untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) serta meningkatkan dividen guna memanjakan para pemegang saham. “Kami ingin meningkatkan nilai pasar secara menyeluruh,” ujar Kepala Komisi Regulasi Sekuritas China, Wu Qing, dalam konferensi pers hari ini, dikutip dari AP di Jakarta, Kamis.

Kebijakan ini memberikan sedikit dorongan pada indeks saham Shanghai yang berhasil naik 0,5 persen ke level 3.230,16. Namun, Hong Kong malah kehilangan momentumnya. Setelah sempat naik, Hang Seng justru turun 0,5 persen, berakhir di posisi 19.670,15.

Ipek Ozkardeskaya dari Swissquote Bank menilai optimisme sempat muncul karena Donald Trump tidak langsung mengumumkan tarif baru untuk China saat pelantikannya. Namun, itu tidak berlangsung lama. “Trump masih berniat mengenakan tarif baru sebesar 10 persen pada barang impor dari China,” katanya. Ia menambahkan, sentimen terhadap saham China masih cenderung bearish.

Sementara itu, pasar Tokyo tampaknya lebih bergairah. Indeks Nikkei 225 melonjak 0,8 persen ke level 39.958,87, dipimpin saham-saham teknologi seperti SoftBank Group Corp. Perusahaan ini tengah menjadi sorotan karena investasi besar mereka di proyek Stargate, hasil kolaborasi Oracle, OpenAI, dan SoftBank sendiri.

Pengembangan Kecerdasan Buatan

Stargate yang diumumkan Gedung Putih beberapa hari lalu akan menginvestasikan hingga USD500 miliar (Rp8 kuadriliun) untuk membangun pusat data dan pembangkit listrik guna mendukung pengembangan kecerdasan buatan (AI). Saham SoftBank melambung 5,1 persen pada perdagangan Kamis, melanjutkan kenaikan 11 persen sehari sebelumnya.

Namun, di bagian Asia lainnya, pasar tidak secerah Tokyo. Indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,6 persen ke level 8.378,70, sementara Kospi di Korea Selatan merosot 1,2 persen menjadi 2.515,49. Sebaliknya, Sensex di India mencatat kenaikan kecil 0,4 persen, sedangkan indeks SET di Bangkok tergelincir 0,4 persen.

Dari sisi global, saham-saham teknologi besar seperti Netflix dan Oracle mendominasi Wall Street pada Rabu malam. Mereka mendorong kenaikan indeks S&P 500 sebesar 0,6 persen ke 6.086,37, mendekati level tertinggi sepanjang masa yang tercatat bulan lalu. Indeks Dow Jones naik 0,3 persen ke 44.156,73, dan Nasdaq melonjak 1,3 persen ke 20.009,34.

Meskipun ada optimisme di sektor teknologi, sebagian besar saham AS tetap tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury yang terus membebani pasar. Bagaimanapun, pasar saham tetap menjadi arena menarik untuk diikuti, terutama di tengah berbagai langkah kebijakan baru yang terus bermunculan di berbagai negara.

Sementara itu, indeks saham Russell 2000, yang didominasi saham-saham kecil, melemah 0,6 persen. Di S&P 500, sekitar dua dari tiga saham mengalami penurunan. Namun, lonjakan saham-saham besar berhasil menutupi pelemahan ini.(*)