KABARBURSA.COM - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada 2024.
Presiden Direktur TUGU, Tatang Nurhidayat optimis perseroannya dapat memenuhi target kinerja untuk tahun buku 2024, bahkan melampaui beberapa indikator yang telah ditetapkan.
“Kisi-kisi tahun buku 2024 sebetulnya ada di laporan unaudited. Tapi kisi-kisinya, pertama, overall target kami tercapai,” katanya saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis 23 Januari 2025
Dia mengungkapkan bahwa pendapatan premi masih didominasi oleh segmen korporasi, meskipun pertumbuhan di segmen ritel menunjukkan perkembangan yang lebih lambat.
Tatang menjelaskan, meski ritel tumbuh lebih lambat, perseroan berhasil mempertahankan pangsa ritel di angka 12 persen terhadap total premi bruto.
“Jadi, kalaupun kita bisa mempertahankan share retail di angka 12 persen terhadap ini dengan pertumbuhan corporation-nya yang tinggi itu juga lumayan effort lah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa segmen ritel menghadapi tantangan lebih besar untuk tumbuh secara signifikan.
“Yang retail itu kan gini, kita kalau di bruto ini karena pertumbuhan corporation-nya lumayan, jadi retail ini dengan share segitu kan numbuhnya ngos-ngosan nih,” ungkapnya.
Tatang memastikan kontribusi premi dari segmen korporasi akan meningkat hingga mencapai Rp600 miliar.“Iya, 600 something,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam laporan Kuartal 3-2024 TUGU mencatatkan pendapatan premi bruto sebesar Rp6,9 triliun, tumbuh 26 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Pendapatan premi neto, setelah dikurangi premi reasuransi dan cadangan premi, meningkat 20 persen yoy menjadi Rp2,8 triliun.
Pendapatan underwriting juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 17 persen yoy menjadi Rp2,3 triliun, sementara beban underwriting hanya naik 9 persen yoy. Secara keseluruhan, hasil underwriting perusahaan melonjak 39 persen yoy menjadi Rp725 miliar.
Tatang mengungkapkan hampir seluruh indikator keuangan perusahaan menunjukkan pertumbuhan positif dibandingkan tahun lalu. Pendapatan bruto meningkat, hasil operasional membaik, biaya operasional lebih efisien, dan rasio kerugian mengalami penurunan.
“Secara operasional, di luar kontribusi one-off dari Citibank, perusahaan mencatat kenaikan laba yang signifikan. Kami mencatat peningkatan laba sekitar 20{2a565caeab28c282df0e8f428de5af42551b82d45b88a9d70ea7f2338465ba6b}. Mungkin rasa-rasanya di atas 20{2a565caeab28c282df0e8f428de5af42551b82d45b88a9d70ea7f2338465ba6b} (labanya),” jelas Tatang.
Untuk diketahui, hingg akhir September 2024, TUGU mencatatkan laba bersih sebesar Rp552 miliar. Meski angka tersebut turun 51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Tatang menjelaskan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh absennya pendapatan one-off dari kemenangan kasus melawan Citibank (N.A) yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) Tatang Nurhidayat, menyatakan minat perusahaan untuk berpartisipasi dalam program ambisius pemerintah membangun 3 juta rumah. Program ini dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung agenda pemerintah sekaligus memberikan peluang strategis bagi TUGU.
“Jadi program 3 juta rumah ini juga hal yang kita bidik untuk kita ikut serta di dalamnya,” ungkap Tatang saat ditemui Kabarbursa.com di Jakarta Pusat, Kamis, 23 Januari 2025.
Lebih lanjut, Tatang menjelaskan bahwa alasan utama keterlibatan TUGU adalah peran perusahaan sebagai bagian dari BUMN yang mendukung program pemerintah, sekaligus peluang ekonominya yang menarik.
“Iya tentu, kita lihat dari beberapa aspeknya. Pertama, karena kita bagian dari BUMN, pemerintah pasti kita mesti fokuskan program pemerintah. Kedua, dari sebuah bisnis juga potensinya lumayan menarik ya, secara ekonomi juga menarik,” ujar Tatang.
Dalam pelaksanaannya, Tatang menyebut bahwa keterlibatan TUGU akan bergantung pada skema pembiayaan yang digunakan oleh pihak pembeli, baik melalui sistem syariah maupun konvensional.
“Jadi tinggal, apakah syariah atau konven ya kita lihat kompatibilitinya lagi,” katanya.
Tatang menambahkan, jika pembiayaan berasal dari bank Himbara seperti Bank Mandiri (BMRI) atau Bank Rakyat Indonesia (BBRI), maka layanan akan diarahkan melalui induk perusahaan TUGU. Sebaliknya, jika pembiayaan dilakukan melalui BSI atau bank syariah lainnya, layanan akan dikelola oleh Unit Usaha Syariah TUGU Insurance.
“Kalau misalkan ada pembiayaan dari Mandiri atau BRI berarti induk yang masuk. BSI atau syariah lainnya berarti syariah. Jadi kita, kalau yang ada intermediary-nya kayak gitu kan pasti kita menyesuaikan dengan intermediary-nya,” jelas Tatang.
Selain itu, dia mengungkapkan TUGU juga berencana menyiapkan infrastruktur untuk mendukung layanan langsung kepada pelanggan (direct to customer). Tatang menekankan bahwa skema ini juga akan diarahkan ke dalam format syariah.
“Dari infrastrukturnya pun mungkin kita siapkan untuk orang-orang yang misalkan self-service asuransi secara direct,” pungkasnya.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.