Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

TUGU Bidik Peluang di Program Tiga Juta Rumah

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 January 2025 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
TUGU Bidik Peluang di Program Tiga Juta Rumah

KABARBURSA.COM - Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) Tatang Nurhidayat, menyatakan minat perusahaan untuk berpartisipasi dalam program ambisius pemerintah membangun 3 juta rumah. Program ini dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung agenda pemerintah sekaligus memberikan peluang strategis bagi TUGU.

“Jadi program 3 juta rumah ini juga hal yang kita bidik untuk kita ikut serta di dalamnya,” ungkap Tatang saat ditemui Kabarbursa.com di Jakarta Pusat, Kamis, 23 Januari 2025.

Lebih lanjut, Tatang menjelaskan bahwa alasan utama keterlibatan TUGU adalah peran perusahaan sebagai bagian dari BUMN yang mendukung program pemerintah, sekaligus peluang ekonominya yang menarik.

“Iya tentu, kita lihat dari beberapa aspeknya. Pertama, karena kita bagian dari BUMN, pemerintah pasti kita mesti fokuskan program pemerintah. Kedua, dari sebuah bisnis juga potensinya lumayan menarik ya, secara ekonomi juga menarik,” ujar Tatang.

Skema Pembiayaan

Dalam pelaksanaannya, Tatang menyebut bahwa keterlibatan TUGU akan bergantung pada skema pembiayaan yang digunakan oleh pihak pembeli, baik melalui sistem syariah maupun konvensional.

“Jadi tinggal, apakah syariah atau konven ya kita lihat kompatibilitinya lagi,” katanya.

Tatang menambahkan, jika pembiayaan berasal dari bank Himbara seperti Bank Mandiri (BMRI) atau Bank Rakyat Indonesia (BBRI), maka layanan akan diarahkan melalui induk perusahaan TUGU. Sebaliknya, jika pembiayaan dilakukan melalui BSI atau bank syariah lainnya, layanan akan dikelola oleh Unit Usaha Syariah TUGU Insurance.

“Kalau misalkan ada pembiayaan dari Mandiri atau BRI berarti induk yang masuk. BSI atau syariah lainnya berarti syariah. Jadi kita, kalau yang ada intermediary-nya kayak gitu kan pasti kita menyesuaikan dengan intermediary-nya,” jelas Tatang.

Selain itu, dia mengungkapkan TUGU juga berencana menyiapkan infrastruktur untuk mendukung layanan langsung kepada pelanggan (direct to customer). Tatang menekankan bahwa skema ini juga akan diarahkan ke dalam format syariah.

“Dari infrastrukturnya pun mungkin kita siapkan untuk orang-orang yang misalkan self-service asuransi secara direct,” pungkasnya.

Potensi Konsorsium dalam Program 3 Juta Rumah

Terkait potensi pembentukan konsorsium dalam program 3 juta rumah, Menurut keberadaan konsorsium dapat menjadi kebijakan yang baik jika dapat melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya.

“Kalau kita sih, kan ini nanti kebijakan lah ya, kita follow tapi kita beberapa hal. Kalau dari bagaimana ini bisa mengikutsertakan banyak pihak ya konsorsium itu bagus,” ujar Tatang.

Namun, ia juga menyoroti bahwa risiko kecil dalam proyek ini sebenarnya dapat ditangani oleh masing-masing perusahaan, bahkan oleh perusahaan kecil sekalipun.

“Tapi kalau dari type of risk-nya sebetulnya risk-risk kecil yang sebetulnya bisa di-handle oleh satu-satu. Jangankan dulu company besar, yang kecil itu mungkin risk-risk yang mampu. Tapi juga itu mungkin yang karena banyak yang mampu ini akhirnya kompetisinya harus diatur bagaimana gitu ya,” tambahnya.

Tatang juga mengungkapkan kemungkinan pertimbangan lain di balik pembentukan konsorsium, seperti akumulasi risiko yang besar jika proyek 3 juta rumah terpusat di satu area tertentu.

“Atau bisa jadi juga yang dikhawatirkan misalkan akumulasi risikonya. Kalau ternyata 3 juta itu terakumulasi di satu titik dan mungkin akumulasinya juga lumayan. Satu jutanya itu areanya berdekatan mirip,” jelasnya.

Selain itu, ia menekankan bahwa program ini tidak hanya mencakup pembangunan rumah tapak, tetapi juga apartemen, yang kini mulai dimasukkan dalam kategori rumah.

“Termasuk kan ini tidak hanya rumah tapak. Ini termasuk rumah itu sekarang kita udah masuk ke apartemen. Kalau dulu kan apartemen gak disebut rumah lah gitu ya. Rumah itu termasuk apartemen,” tandasnya.

5000 Rumah untuk Daerah Rawan Bencana

Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman telah menyiapkan 5.000 unit rumah yang dirancang khusus untuk mendukung penanganan bencana di berbagai wilayah rawan di Indonesia. Rumah-rumah tersebut bersifat mobile dan ditempatkan di beberapa pos penyiapan, hasil kolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kami memiliki stok rumah mobile sekitar 5.000 unit yang tersebar di beberapa pos penyiapan. Kami juga telah berkoordinasi dengan BNPB, sehingga jika diperlukan, rumah-rumah ini dapat segera dimobilisasi ke lokasi bencana,” ungkap Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Fahri Hamzah, dilansir Bursa Pagi-Pagi, di kanal YouTube KabarBursaCom, Selasa, 21 Januari 2025.

Fahri menambahkan bahwa persiapan untuk menghadapi kebutuhan di masa mendatang juga telah dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pernyataan tersebut disampaikan usai rapat koordinasi bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta Pusat.(*)