KABARBURSA.COM - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) siap menggenjot penjualan melalui strategi diversifikasi bisnis. Perusahaan memperluas portofolio usahanya dengan menambah dua lini bisnis baru, yaitu produksi resin/chips daur ulang serta perakitan peralatan industri mesin tekstil.
Langkah strategis tersebut dijalankan guna mendiversifikasi pendapatan INOV untuk memperluas portofolio bisnis Perseroan. Dengan adanya dua lini bisnis baru, emiten daur ulang limbah PET ini berharap dapat memperluas pangsa pasar sekaligus mencapai kestabilan bisnis Perusahaan, melalui optimalisasi sumber daya yang dimiliki.
Direktur INOV Victor Choi menegaskan, pihaknya sudah mengidentifikasikan beberapa peluang berdasarkan tren pergerakan di beberapa industri lain.
"Dengan langkah strategis ini, INOV optimis dapat memperkuat posisinya di pasar dan terus bertumbuh di berbagai sektor industri," kata Victor dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.
Perlu diketahui, resin/chips daur ulang merupakan hasil proses penyempurnaan dari bottle flakes yang berasal dari pengolahan botol PET bekas.
Proses produksi resin/chips ini melibatkan penggunaan mesin granulator dan pelletizer, yang berbeda dari proses pembuatan serat daur ulang. Produk ini nantinya akan dijual langsung kepada pelanggan di berbagai sektor industri.
Beberapa sektor industri yang menjadi target pemasaran resin/chips daur ulang antara lain industri kemasan makanan dan minuman, pakaian berbahan polyester, boneka, kosmetika, farmasi, elektronik, pipa plastik, peralatan rumah tangga, serta otomotif.
Selain itu, INOV juga mulai merambah bisnis perakitan peralatan industri mesin tekstil. Di tengah kondisi tekstil dan garmen yang penuh tantangan di Indonesia, efisiensi dan daya saing menjadi kunci utama untuk bertahan.
INOV pun memanfaatkan keahliannya untuk merakit mesin tekstil yang sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelanggan. Mesin-mesin ini dirancang secara khusus untuk meningkatkan efisiensi serta menekan biaya produksi.
Saat ini, mayoritas pelanggan produk re-PSF INOV berasal dari industri tekstil dan garmen. Dengan inovasi di sektor mesin tekstil, INOV berharap dapat memenuhi kebutuhan industri yang semakin berkembang.
Sebelumnya diberitakan, INOV telah melaksanakan transaksi penjualan aset tetap kepada entitas afiliasi sebagai bagian dari upaya reorganisasi dan restrukturisasi aset perusahaan. Informasi ini disampaikan melalui dokumen keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis pada Selasa, 24 Desember 2024.
Manajemen INOV menjelaskan bahwa transaksi ini dilakukan untuk mengelompokkan aset-aset yang dimiliki dan/atau dikelola oleh perusahaan sehingga dapat memaksimalkan fungsi aset tersebut.
Aset yang dijual merupakan aset non-operasional yang selama ini disewakan kepada afiliasi. Aset ini tidak terlibat dalam kegiatan operasional utama perusahaan dan hanya menghasilkan pendapatan berupa sewa. Penjualan ini diharapkan memungkinkan aset tersebut dimanfaatkan lebih optimal oleh pihak afiliasi yang telah familiar dengan penggunaannya.
Selain itu, hasil dari penjualan aset ini akan memberikan tambahan kas bagi perusahaan. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk investasi pada sektor yang lebih menguntungkan. Manajemen juga menegaskan bahwa transaksi ini memberikan keuntungan langsung bagi perusahaan, meningkatkan laba, serta mengurangi biaya penyusutan aset.
Transaksi penjualan dilakukan pada tanggal 20 Desember 2024 melalui Perjanjian Pengikatan Jual Beli. Perjanjian ini ditandatangani oleh Jaehyuk Choi selaku Direktur Utama INOV sebagai penjual, dan Victor Seng Hyeok Choi, Presiden Direktur PT Urecel Indonesia, sebagai pembeli. Rincian transaksi adalah sebagai berikut:
Aset yang dijual berupa tanah dan bangunan pabrik beserta fasilitas pelengkapnya. Properti ini terletak di Jalan Lingkungan Kampung Bojong, Desa Bojong, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Luas tanah mencapai 47.651 meter persegi, sedangkan luas bangunan mencapai 23.307 meter persegi. Aset tersebut sebelumnya digunakan sebagai pabrik dan dinilai sebagai satu kesatuan.
Manajemen INOV optimistis bahwa penjualan aset ini akan mendukung efisiensi operasional serta meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan tambahan kas yang signifikan, perusahaan dapat mengalokasikan dana tersebut untuk investasi yang lebih menguntungkan dan strategis di masa mendatang.
Langkah ini juga mencerminkan komitmen INOV dalam mengelola aset secara lebih efektif dan mengoptimalkan nilai bagi pemegang saham.
Penjualan aset non-operasional ini menjadi bagian dari strategi besar PT Inocycle Technology Group Tbk untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Dengan langkah ini, INOV menunjukkan komitmennya dalam memperkuat struktur keuangan dan menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.
PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,1 miliar pada Kuartal III 2024. Dengan demikian, laba bersih per saham (Earnings Per Share/EPS) mencapai Rp 6,69 per lembar.
Dalam sembilan bulan pertama tahun 2024, INOV membukukan pendapatan sebesar Rp475,5 miliar, naik tipis sebesar 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp464,4 miliar.
Sementara itu, EBITDA perusahaan meningkat signifikan sebesar 25,1 persen menjadi Rp36,9 miliar dibandingkan Rp29,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Namun, margin EBITDA hanya tercatat sebesar 7,8 persen. Di sisi lain, margin laba bersih mencapai 2,5 persen, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjaga profitabilitas meski di tengah tekanan biaya operasional.
Keberhasilan INOV mencatatkan laba bersih pada kuartal III 2024 dipengaruhi oleh efisiensi operasional dan perbaikan struktur biaya. Meski masih menghadapi beban bunga yang tinggi sebesar Rp39,8 miliar, perusahaan mampu meningkatkan EBITDA hingga Rp36,9 miliar, yang berbanding terbalik dengan kinerja EBITDA negatif pada paruh pertama tahun ini.
Kinerja triwulan juga menunjukkan peningkatan dengan pendapatan kuartalan sebesar Rp151,6 miliar, naik 9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, laba kotor triwulan turun 7,4 persen, mencerminkan tekanan pada biaya produksi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.