KABARBURSA.COM - Indeks utama Wall Street mencatat kenaikan pada Rabu, 22 Januari 2025 waktu setempat atau Kamis pagi, 23 Januari 2025 WIB dengan S&P 500 mencapai rekor tertinggi di tengah sesi perdagangan.
Indeks S&P 500 tercatat naik 0,60 persen ke posisi 6.085,81, Nasdaq Composite naik 1,27 persen ke 20.008,67, dan Dow Jones Industrial Average menguat 0,27 persen ke 44.146,78.
Sentimen positif di pasar dipicu oleh laporan keuangan dari perusahaan streaming video, Netflix, serta kenaikan saham di sektor teknologi. Hal ini terjadi sehari setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana investasi infrastruktur kecerdasan buatan (AI) sebesar USD500 miliar. Rencana investasi tersebut melibatkan perusahaan besar seperti Oracle, OpenAI, dan SoftBank.
Netflix mengalami lonjakan tajam dalam nilai sahamnya setelah melaporkan rekor jumlah pelanggan baru selama kuartal liburan. Lonjakan tajam ini memungkinkannya menaikkan harga sebagian besar paket layanannya.
Sektor teknologi menjadi pendorong utama di antara 11 indeks industri utama dalam S&P 500. Saham perusahaan pemimpin chip AI seperti Nvidia dan Microsoft mengalami lonjakan yang signifikan. Saham Oracle juga mengalami kenaikan, bersama dengan produsen server seperti Dell dan saham ARM Holdings, penyedia teknologi chip yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh SoftBank.
Kenaikan besar ini didukung oleh ekspektasi besar terhadap potensi investasi AI, meskipun masih belum ada kejelasan terkait sumber pendanaan yang akan digunakan.
Matt Stucky, Manajer Portofolio di Northwestern Mutual Wealth Management, mencatat bahwa kabar investasi ini sangat menguntungkan sektor semikonduktor, dengan indeks Philadelphia Semiconductor (SOX) menunjukkan kinerja yang mengesankan. Meski demikian, ia memperingatkan bahwa tanpa kepastian pendanaan, kisah investasi ini masih terkesan seperti janji besar yang belum terealisasi.
Menurut Irene Tunkel, Kepala Strategis Ekuitas AS di BCA Research, investasi besar di teknologi memegang peranan dominan dalam perdagangan hari itu. Sementara sektor lainnya kesulitan bersaing.
Di luar sektor teknologi, saham Procter & Gamble mengalami kenaikan setelah mencatat kinerja yang lebih baik dari perkiraan, didorong oleh permintaan yang meningkat terhadap produk rumah tangga di Amerika Serikat. Namun, saham Johnson & Johnson turun meskipun hasil kuartal keempat perusahaan tersebut melampaui ekspektasi analis.
Saham Textron juga melemah setelah perusahaan memperkirakan laba tahun 2025 di bawah estimasi pasar.
Selain itu, sentimen risiko di pasar didukung oleh data yang menunjukkan kondisi ekonomi yang kuat dan inflasi yang cenderung mereda, serta pendekatan yang lebih moderat dari Presiden Trump dalam kebijakan tarif sejak pelantikannya pada hari Senin, 20 Januari kemarin.
Namun, investor tetap mencermati rencana perdagangan Trump, terutama setelah pernyataannya mengenai kemungkinan pengenaan tarif pada impor dari Tiongkok, Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa mulai 1 Februari. Selain itu, presiden telah memerintahkan tinjauan komprehensif terhadap berbagai isu perdagangan hingga 1 April, yang disebut analis Barclays sebagai tanggal penting bagi pasar.
Halliburton juga mencatat penurunan nilai saham setelah memperingatkan adanya penurunan aktivitas di Amerika Utara tahun ini dan menyampaikan pendapatan kuartalan yang lesu. Saham Ford juga tertekan setelah mendapat penurunan peringkat dari Barclays.
Secara keseluruhan, optimisme di pasar dipengaruhi oleh prospek teknologi dan kekuatan ekonomi AS, tetapi investor tetap memperhatikan tantangan seperti kebijakan perdagangan dan kondisi global yang dapat mempengaruhi arah pasar.
Sehari sebelumnya, Wall Street juga melaju naik. Indeks Dow Jones Industrial Average menyentuh level tertinggi dalam lebih dari sebulan. Investor kini sibuk mencerna serangkaian perintah eksekutif Presiden Donald Trump di hari-hari awal masa jabatannya, sembari menunggu langkah pertamanya soal kebijakan perdagangan.
Trump belum memberikan rencana pasti soal tarif universal yang sempat ia janjikan, begitu pula dengan tambahan beban untuk mitra dagang dekat seperti Kanada dan Meksiko. Namun, ia menyebut bahwa keputusan soal tarif barang dari kedua negara tersebut bisa saja diumumkan mulai 1 Februari.
Investor tetap waspada, sebab tarif ini dapat memicu perang dagang global sekaligus menambah tekanan inflasi. Kendati demikian, Goldman Sachs menurunkan perkiraan mereka untuk tarif universal tahun ini dari 40 persen menjadi 25 persen.
Dow Jones Industrial Average naik 396,33 poin (0,91 persen) ke level 43.884,16. S&P 500 bertambah 28,95 poin (0,48 persen) ke 6.025,61, dan Nasdaq Composite naik tipis 17,53 poin (0,09 persen) ke 19.647,73.
Sektor industri di S&P 500 memimpin dengan lonjakan 1,8 persen. Indeks S&P 500 versi bobot merata juga naik 1 persen, di mana ini mencatat level tertinggi dalam sebulan. Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, menguat 1,5 persen ke level tertinggi dalam sebulan juga.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.