KABARBURSA.COM - BYD Indonesia berjanji akan menyelesaikan pabrik manufakturnya di Indonesia pada tahun ini. Adapun nilai investasi yang disalurkan untuk penyelesaian pabrik tersebut sebesar USD1 miliar.
Investasi besar yang dilakukan oleh BYD di Indonesia menunjukkan potensi besar negara ini untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara.
Komitmen perusahaan asal Tiongkok ini untuk membangun fasilitas manufaktur di Indonesia, yang diumumkan pada awal tahun 2024, memperlihatkan kepercayaan yang tinggi terhadap posisi strategis Indonesia sebagai pasar utama EV.
Dengan total investasi mencapai USD 1,3 miliar, yang diperkirakan akan tercapai pada tahun 2025, Presiden Direktur BYD Indonesia Eagle Zhao, menyampaikan bahwa perusahaan akan menyelesaikan investasi ini dengan total senilai USD 1 miliar.
Fasilitas produksi BYD yang berada di Subang, Jawa Barat, direncanakan memiliki kapasitas produksi tahunan sebanyak 150.000 unit. Pabrik ini akan menyasar pasar domestik maupun ekspor, dan diharapkan dapat memperkuat daya saing Indonesia di bidang industri kendaraan listrik.
Keberadaan fasilitas ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia, terutama di sektor kendaraan listrik. Sejak tahap awal, BYD telah menikmati pembebasan bea masuk atas kendaraan yang pertama kali diimpor, sebuah keuntungan yang memberikan fleksibilitas dalam memasarkan produk mereka di Indonesia.
Keputusan BYD untuk membangun pabrik di Indonesia tak terlepas dari kebijakan pemerintah yang memberikan insentif besar bagi produsen kendaraan listrik yang berniat membangun fasilitas manufaktur di Indonesia. Sebagai bagian dari rencana jangka panjangnya, pemerintah Indonesia menargetkan kapasitas produksi 600.000 unit EV domestik per tahun pada 2030.
Hal ini semakin menjadikan Indonesia sebagai tujuan yang menarik bagi produsen mobil global. Tak hanya BYD, perusahaan otomotif lain seperti GAC dan KIA juga telah menunjukkan minat untuk berinvestasi dan mendirikan pabrik di Indonesia.
Hasil positif mulai terlihat sejak awal operasional BYD di Indonesia. Pada tahun 2024, perusahaan ini berhasil menjual 15.429 unit kendaraan, menguasai 36 persen pangsa pasar kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia hanya dalam waktu setahun.
Keberhasilan ini menunjukkan tingginya minat konsumen Indonesia terhadap kendaraan listrik. Saat ini, BYD menawarkan empat model kendaraan di Indonesia dan berencana meluncurkan merek premium mereka, Denza, yang dirancang serupa dengan mobil mewah Toyota Alphard, untuk menjangkau segmen pasar premium.
Pertumbuhan BYD di Indonesia merupakan bagian dari strategi global perusahaan untuk mendominasi pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara. Di Thailand, BYD telah mendirikan pabrik dengan investasi sebesar USD490 juta, memperlihatkan keseriusannya dalam memperluas pengaruh di kawasan ini.
Secara global, perusahaan ini telah mencatatkan penjualan lebih dari 4 juta unit, menjadikannya pemimpin dunia dalam industri kendaraan listrik.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia dan kebijakan yang mendukung industri kendaraan listrik, investasi besar BYD ini membuka lebih banyak peluang bagi negara untuk mengembangkan kapasitas produksi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar kendaraan listrik global, perkembangan ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan daya tarik sektor industri Indonesia bagi investor global.
Seperti diberitakan Kabarbursa.com, General Manager BYD Asia Pacific Liu Xueliang, menegaskan komitmen perusahaan terhadap penguatan industri otomotif Indonesia dengan membangun fasilitas pabrik kendaraan listrik (EV) di tanah air.
Pabrik yang dijadwalkan selesai pada akhir 2025 ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, serta berperan besar dalam pengurangan emisi karbon yang lebih masif.
“Sebagai salah satu pelaku utama dalam industri kendaraan listrik, BYD akan terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mempercepat ekosistem kendaraan listrik,” ujar Liu Xueliang dalam acara BYD Media New Year Gathering di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025.
Selain meningkatkan ekosistem kendaraan listrik, pabrik ini juga membuka peluang pengembangan teknologi baterai untuk berbagai jenis kendaraan, termasuk kendaraan listrik (EV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
Liu berharap pembangunan fasilitas tersebut dapat berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pasar domestik serta memperluas potensi ekspor kendaraan listrik, menjadikan Indonesia salah satu pusat manufaktur kendaraan elektrifikasi di Asia Tenggara.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan, pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit per tahun, untuk memenuhi permintaan domestik dan internasional. Pembangunan ini diprediksi akan menciptakan lebih dari 18.000 lapangan pekerjaan baru di berbagai sektor, memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal untuk berkembang.
BYD Indonesia yakin bahwa kehadiran fasilitas ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga membuka peluang bagi transfer pengetahuan yang akan memperkaya keterampilan teknis tenaga kerja Indonesia.
Melalui pengembangan keterampilan yang relevan, tenaga kerja Indonesia akan lebih siap berkompetisi di industri kendaraan listrik, pengembangan teknologi baterai, serta elektrifikasi kendaraan.
Investasi ini diharapkan mampu mendorong peningkatan kemampuan teknis di sektor otomotif dan energi terbarukan.
Selain memberikan dampak positif pada perekonomian, pembangunan pabrik ini juga berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal yang kompetitif, memastikan tenaga kerja Indonesia siap mendukung kemajuan industri kendaraan listrik dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.