Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pertumbuhan Stabil BBNI di 2024 dan Tantangan serta Peluang Besar Tahun 2025

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 22 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Pertumbuhan Stabil BBNI di 2024 dan Tantangan serta Peluang Besar Tahun 2025

KABARBURSA.COM - Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil pada tahun 2024 meskipun menghadapi tekanan dari kenaikan biaya bunga dan Cost of Fund (CoF) yang disebabkan oleh kondisi suku bunga yang lebih tinggi.

Laporan keuangan perusahaan menunjukkan bahwa laba bersih BBNI naik sebesar 2.7 persen year-on-year (YoY), mencapai Rp21.5 triliun, yang mencerminkan stabilitas kinerja bank meskipun ada tantangan di sektor pembiayaan.

Salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan laba bersih ini adalah penurunan biaya provisi yang dapat mengurangi beban yang seharusnya dibukukan perusahaan. Meski begitu, pertumbuhan laba tersebut sedikit terkikis oleh biaya bunga yang lebih tinggi serta pengaruh dari CoF yang meningkat.

Imbasnya, Net Interest Margin (NIM) bank untuk tahun 2024 mengalami kontraksi, turun sebesar 34 basis poin (bps) menjadi 4.24 persen, menandakan adanya tekanan terhadap marjin keuntungan utama bank akibat biaya yang lebih tinggi di sisi pembiayaan.

Namun, di luar tantangan ini, BBNI berhasil mempertahankan kinerja positif terutama dalam hal pertumbuhan kredit. Bank ini berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit yang sangat baik, yaitu sebesar 11.6 persen YoY.

Hal ini didorong oleh kontribusi yang signifikan dari segmen korporasi, yang tetap menjadi sektor utama dalam menggerakkan pencapaian ini. Pertumbuhan dalam kredit korporasi ini mencerminkan kemampuan BBNI untuk menjaga hubungan kuat dengan perusahaan besar dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pembiayaan yang terus berkembang.

Di sisi lain, pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) BBNI juga mencatatkan performa yang solid. Dana pihak ketiga menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan pada segmen CASA (Current Account Savings Account) yang terutama didorong oleh tabungan yang kuat, berkat peluncuran produk digital "wondr".

Produk ini terbukti berhasil menarik perhatian nasabah, memberikan kontribusi penting dalam memperkuat posisi likuiditas BBNI tanpa terlalu bergantung pada pendanaan melalui deposito berjangka.

Meski kondisi ekonomi global di 2024 didominasi oleh kebijakan "Higher for Longer" yang berlanjut, yaitu dengan suku bunga tinggi yang mendominasi sepanjang tahun dan terus memberikan tekanan terhadap NIM, BBNI berhasil menjaga performa positif pada lini bisnis non-bunga, seperti Non-Interest Income, yang turut mendongkrak pendapatan bank.

Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan dari sisi biaya, BBNI mampu menyeimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal dengan baik untuk mempertahankan momentum pertumbuhannya.

Secara keseluruhan, meskipun tahun 2024 ini diwarnai dengan berbagai tantangan, terutama dalam hal kenaikan biaya dana, Bank Negara Indonesia Tbk masih menunjukkan daya tahan yang kuat dan pencapaian positif dalam beberapa sektor utama, baik dari segi pertumbuhan kredit maupun inovasi dalam produk digital.

Diharapkan dengan upaya-upaya strategis yang terus dilakukan, BBNI dapat mempertahankan kinerja positifnya, walaupun tantangan terhadap NIM masih terus ada di masa depan.

Tantangan dan Peluang Besar BBNI di 2025

Leonardo Lijuwardi, analis NHKSI, dalam risetnya menjelaskan, BBNI menghadapi tantangan yang signifikan di tahun 2025, dengan sejumlah isu utama yang perlu diatasi. Salah satu tantangan yang terus mendominasi adalah pengetatan likuiditas, yang diperkirakan akan tetap menjadi masalah sepanjang tahun.

Meski demikian, BBNI telah menetapkan strategi yang cukup jelas untuk memperkuat posisi keuangannya. Salah satu fokus utama mereka adalah memperkuat basis CASA (Current Account Savings Account) sebagai upaya untuk meningkatkan pendanaan.

Bank ini berencana meningkatkan volume transaksi serta membangun ekosistem yang lebih baik, agar dapat mempertahankan pertumbuhannya meskipun dengan terbatasnya likuiditas di pasar.

Dari sisi performa keuangan, BBNI menetapkan target pertumbuhan pinjaman (loan growth) di kisaran 8-10 persen untuk FY2025, meskipun pada tahun 2024 angka ini mencatatkan pencapaian yang lebih tinggi, yakni 11.6 pesen.

Selain itu, BNI juga memperkirakan Net Interest Margin (NIM) di tahun 2025 akan berada di kisaran 4.0 hingga 4.2 persen, sedikit menurun dari capaian NIM FY2024 yang tercatat pada 4.24 persen. Bank ini berkomitmen untuk tetap mempertahankan kinerja positif meskipun harus berhadapan dengan tantangan likuiditas yang mempengaruhi biaya pendanaan.

Namun, tantangan tidak hanya datang dari sisi pendanaan dan pertumbuhan pinjaman, tetapi juga dari sisi kualitas kredit. Bank ini mencatatkan lonjakan beban provisi pada kuartal terakhir tahun 2024, dengan kenaikan sebesar 50.3 persen QoQ menjadi Rp2.82 triliun di 4Q24.

Beban provisi yang lebih tinggi ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk adanya pencadangan untuk write-off anak usaha SRIL. Sehingga, Cost of Credit (CoC) pada kuartal terakhir tahun 2024 mengalami lonjakan yang cukup signifikan, yang tentunya menambah beban bank dalam menjaga kestabilan keuangan di tahun 2025.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan ini, BBNI tetap optimis dalam menghadapi tahun 2025 dengan sejumlah strategi dan langkah korektif.

Dengan memfokuskan diri pada pertumbuhan CASA serta mengoptimalkan ekosistem transaksi, BBNI berharap dapat menjaga keseimbangan keuangan, meningkatkan profitabilitas, dan tetap mencatatkan kinerja yang positif di tengah tantangan pasar yang lebih ketat.(*)