KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk atau PTPP dipastikan berperan dalam program pembangunan 1 juta rumah hasil kerja sama Indonesia dan Qatar. Seperti diketahui, kedua negara resmi berkolaborasi untuk pembangunan satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Kerja sama antara Indonesia dan Qatar merupakan langkah strategis yang positif, terutama dalam konteks pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat tanah air.
Nantinya, PTPP akan berperan aktif dalam melaksanakan konstruksi untuk pembangunan satu juta rumah. Adapun lahan yang siap digunakan berada di beberapa wilayah seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Pekanbaru, dengan total luasan 26 Hektar.
PTPP pun optimis dapat menjadi salah satu penggerak dalam realisasi program 1 juta rumah. Dengan selalu mengedepankan dan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan akan selalu berkomitmen dalam mengimplementasikan aspek Environment, Social, and Governance (ESG).
"PT PP berkomitmen mendukung upaya kerjasama investasi pemerintah Indonesia dengan Qatar dalam mewujudkan pembangunan 1 juta rumah di Indonesia,” kata Joko Raharjo, Corporate Secretary PT PP, dalam keterangannya di Jakarta dikutip, Selasa, 21 Januari 2025.
Sementara itu Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengatakan, investasi dari Qatar akan berfokus pada pembangunan satu juta unit rumah di perkotaan.
Dia menyebut hunian itu nantinya ditargetkan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Maruarar menegaskan pembangunan akan memakai lahan yang dimiliki lembaga dan kementerian.
Di antaranya adalah lahan dari aset perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan.
Adapun lokasi yang sejauh ini akan dibangun seperti di wilayah Senayan hingga Kalibata. Selain itu, pembangunan juga akan dilakukan di dekat stasiun seperti yang dilakukan oleh Perumnas.
"Lokasi akan disurvei segera oleh Sheikh. Dan kita sudah siap membawa beberapa lokasi yang sudah dikatakan tadi. Ada di Kemayoran, ada di sekitar Senayan, ada di sekitar Kalibata," jelasnya.
Kabarbursa.com sempat menulis, ada sebuah proyek besar yang melibatkan investor properti asal Kerajaan Qatar Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani, di mana mencatatkan angka yang sangat signifikan dalam dunia investasi properti Indonesia.
Diketahui, Qatar berencana menanamkan modal untuk membangun 1 juta unit apartemen dengan total nilai investasi diperkirakan antara USD16 miliar hingga USD20 miliar. Ini setara dengan sekitar Rp262,14 triliun hingga Rp327,67 triliun (mengingat kurs Rp16.383,85 per dolar AS).
Dalam wawancara dengan media pada Senin, 20 Januari 2025, Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa jumlah dana ini akan digunakan untuk pembangunan unit apartemen yang akan dikelola oleh pihak swasta, dalam hal ini Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani.
Sebelumnya, kedua pihak telah menandatangani MoU di Istana Merdeka pada 8 Januari 2025. Tujuan dari proyek besar ini adalah untuk menyediakan 1 juta unit apartemen bagi masyarakat menengah ke bawah di Indonesia, yang menjadi fokus utama dari kolaborasi antara Indonesia dan Qatar.
Namun, ini bukan hanya angka tunggal dalam komitmen investasi Qatar terhadap Indonesia. Sebagai kelanjutan dari proyek tersebut, pihak pemerintah Qatar juga telah menunjukkan minat yang besar untuk menambah investasi dalam pembangunan perumahan di Indonesia.
Menurut Hashim, setelah MoU untuk 1 juta unit apartemen, Qatar berencana untuk meningkatkan jumlah tersebut dengan rencana pembangunan 3 hingga 5 juta rumah tambahan. Jika berhasil direalisasikan, total investasi ini akan mencapai angka luar biasa, yaitu 4 hingga 6 juta unit hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Selain itu, diketahui bahwa harga per unit rumah yang akan dibangun juga bervariasi. Untuk rumah di kawasan pedesaan, estimasi harga berkisar antara USD75.000 hingga USD100.000 per unit.
Sementara, rumah di kota-kota besar diperkirakan memiliki harga antara USD18.000 hingga USD20.000 per unit. Dengan berbagai estimasi ini, total nilai investasi yang akan disalurkan oleh pemerintah Qatar bisa mencapai puluhan miliar dolar.
Beberapa lokasi strategis untuk proyek ini sudah diidentifikasi. Lokasi pertama berada di Kalibata, Jakarta Selatan, seluas 24 hektare, yang merupakan bekas kompleks Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan saat ini dimiliki pemerintah pusat.
Di luar Jakarta, terdapat tanah seluas 41 hektare di Danau Metland, Cibitung, Bekasi, yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan. Selain itu, 30 hektare lahan di Kemayoran, Jakarta Utara, juga dimiliki pemerintah pusat dan siap digunakan untuk proyek ini.
Tak hanya itu, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembangunan rumah susun di setiap stasiun kereta api di kota-kota besar sebagai bagian dari konsep Transit-Oriented Development (TOD) yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas transportasi.
Hashim menjelaskan bahwa rencana ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih terintegrasi dengan fasilitas transportasi publik, sehingga memudahkan mobilitas warga.
Proyek ini diperkirakan akan melibatkan sejumlah pihak, baik dari sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun sektor swasta.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah, mengatakan bahwa skema kerja sama teknis akan dibahas lebih lanjut dalam rapat setelah tahapan awal, seperti pemilihan lokasi dan pengurusan izin, selesai dilakukan.
Fahri menambahkan, pembangunan rumah akan lebih diprioritaskan di kawasan perkotaan, khususnya dengan konsep hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun, sesuai dengan keinginan pihak investor dari Qatar.
Di samping itu, pemerintah tetap membuka peluang bagi negara-negara lain yang ingin berinvestasi dalam proyek ambisius ini, yang bertujuan untuk mencapai target pembangunan tiga juta rumah per tahun.
Pemerintah Indonesia, melalui kementerian terkait, juga siap memfasilitasi kelancaran proyek ini, dengan memastikan skema investasi dan pembangunan berjalan sesuai rencana.(*)