Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Penyesuaian Tarif Trump Jadi Peluang Indonesia Perluas Pasar

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 January 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Penyesuaian Tarif Trump Jadi Peluang Indonesia Perluas Pasar

KABABURSA.COM - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan bahwa rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyesuaikan tarif impor dapat menjadi peluang strategis bagi Indonesia. Langkah tersebut memungkinkan Indonesia mengisi celah pasar di negara-negara yang terkena dampak kebijakan itu.

"Ini sebenarnya peluang besar. Dengan adanya tarif baru, misalnya untuk negara seperti Tiongkok, Indonesia justru bisa hadir sebagai alternatif untuk men-substitusi," ujar Wamendag kepada wartawan di Jakarta, Selasa 21 Januari 2024.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah akan bersiap menghadapi dampak potensial dari kebijakan tersebut. Antisipasi akan dilakukan dengan merancang strategi konkret di sektor perdagangan guna menjaga stabilitas ekspor nasional.

Dyah juga optimistis bahwa hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS akan semakin erat di bawah kepemimpinan Trump sebagai Presiden ke-47 AS. Ia menyebut tekad pemerintah untuk memperluas cakupan ekspor akan semakin terwujud dengan dukungan kerja sama yang lebih erat.

"Kami berharap hubungan dagang dengan AS dapat menjadi lebih intensif ke depannya," katanya.

Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan rencana penyesuaian tarif impor untuk negara-negara mitra dagang AS. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan aksi balasan dari negara-negara terkait, yang dapat memicu ketegangan baru dalam hubungan perdagangan global.

Kenaikan tarif ini juga memunculkan kekhawatiran akan terciptanya perang dagang yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi internasional.

Sentimen Eksternal Dan Domestik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan yang signifikan pada perdagangan hari ini, didorong oleh kombinasi sentimen eksternal dan domestik yang positif di level menguat sebesar 38 poin atau naik 0,54 persen ke level 7,209 pada perdagangan Selasa, 21 Januari 2025.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa penguatan IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, khususnya pelemahan dolar AS atau Dollar Index (DXY), yang merespons pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 20 Januari lalu.

“Pasar bereaksi positif terhadap pidato Trump yang menyatakan belum akan ada kenaikan tarif perdagangan baru, khususnya untuk barang-barang impor dari Tiongkok. Pernyataan ini meredakan kekhawatiran pasar yang sebelumnya berekspektasi akan adanya kebijakan proteksionis ekstrem atau Trump Stand for Tantrum Effect,” ujar Nafan kepada Kabarbursa.com pada Selasa, 21 Januari 2025.

Nafan mengatakan, Trump juga menyampaikan komitmennya terhadap kebijakan energi nasional untuk meningkatkan kapasitas energi di Amerika Serikat guna mendukung industrialisasi. Hal ini adalah kebijakan pro-market yang disambut baik oleh pasar global, termasuk kawasan Asia yang mencatat penguatan pada pembukaan perdagangan hari ini.

Dari sisi domestik, Nafan menyoroti penguatan nilai tukar rupiah sebagai salah satu katalis positif bagi pasar modal Indonesia. “Penguatan rupiah, yang didorong oleh sentimen global, memberikan kepercayaan lebih bagi investor, terutama di tengah kebijakan Bank Indonesia yang baru-baru ini menurunkan suku bunga acuan di luar ekspektasi pasar. Kebijakan ini menjadi stimulus tambahan bagi perekonomian dan pasar ekuitas,” tutur dia.

Efek Bulan Januari

Dia menambahkan bahwa sentimen domestik lainnya, seperti persiapan Hari Raya Imlek, juga memberikan dampak positif terhadap aktivitas pasar. IHSG terus menciptakan peluang penguatan atau January Effect, didukung oleh aliran modal yang masih deras masuk ke pasar saham domestik.

Meskipun data ekonomi domestik yang dirilis baru-baru ini tergolong minim, sentimen global dan kebijakan ekonomi yang mendukung memberikan dorongan signifikan bagi pasar. Kondisi itu membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan untuk melanjutkan tren penguatannya dalam beberapa hari ke depan.

Dengan kombinasi sentimen global yang positif dan kebijakan ekonomi domestik yang mendukung, pelaku pasar diharapkan dapat terus memanfaatkan peluang ini untuk menjaga momentum penguatan Indeks Harga Saham Gabungan ke depan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tanda-tanda rebound pada perdagangan Senin, 21 Januari 2025.

Berdasarkan analisis teknikal, IHSG terlihat berusaha menguji level resistance pada garis Moving Average (MA) 50, dengan potensi untuk kembali menguat jika bertahan di atas garis MA20.

Muhammad Wafi, Analis RHB Sekuritas Indonesia, dalam laporan teknikalnya juga menyebutkan bahwa selama IHSG tetap berada di atas level MA20, maka peluang rebound terbuka lebar.

“IHSG dapat melanjutkan penguatan dan mencoba untuk breakout garis MA50 guna menguji resistance pada level MA200,” ujar Wafi, Selasa, 21 Januari 2025.(*)