KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada level 7.170,74, naik 16,08 poin atau 0,22 persen pada perdagangan Senin, 20 Januari 2025 pukul 16.00 WIB.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 7.160 hingga 7.200. Volume perdagangan tercatat sebanyak 192,26 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp10,06 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 1,20 juta transaksi.
Sementara itu, pada pasar reguler, total volume mencapai 185 juta lot dengan nilai transaksi yang signifikan.
Pada penutupan hari ini, beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini, menempatkan mereka dalam jajaran top gainers di Bursa Efek Indonesia. Ada saham Pyridam Farma Tbk atau dalam kode saham PYFA mengalami lonjakan 34,48 persen ke level 234, hal ini mencerminkan minat beli yang tinggi terhadap saham di sektor farmasi.
Kemudian ada saham Royalindo Investa Wijaya Tbk atau dalam kode saham INDO juga menguat tajam dengan kenaikan 34,21 persen, ditutup di level 153. Penguatan serupa terjadi pada saham Krida Jaringan Nusantara Tbk atau dalam kode saham KJEN, yang naik 28,67 persen ke level 193, menandai optimisme pasar terhadap prospek perusahaan.
Saham Remala Abadi Tbk atau dalam kode saham DATA turut menunjukkan performa cemerlang dengan kenaikan 25 persen, menutup perdagangan di level 1.225. Sementara itu, Citra Marga Nusaphala Persada Tbk atau dalam kode saham CMNP mencatat kenaikan sebesar 22,22 persen, ditutup di level 3.630.
Ada sentimen positif di sektor-sektor tertentu yang mendorong kenaikan harga secara signifikan. Sentimen tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh kabar korporasi, laporan keuangan, atau faktor eksternal yang mendukung optimisme pasar.
Namun, beberapa saham malah mengalami tekanan jual yang signifikan pada perdagangan hari ini, masuk dalam jajaran top losers di Bursa Efek Indonesia.
Salah satunya ada saham Geoprima Solusi Tbk atau dalam kode saham GPSO mencatat penurunan terbesar dengan koreksi 13,89 persen, ditutup di level 310.
Kemudian ada saham Indo Straits Tbk atau dalam kode saham PTIS juga melemah tajam, turun 12,59 persen ke level 250. Tekanan serupa dialami oleh Aman Agrindo Tbk atau dalam kode saham GULA, yang turun 11,86 persen ke level 342, mencerminkan sentimen negatif terhadap saham di sektor agrikultur.
Saham Central Proteina Prima Tbk atau dalam kode saham CPRO juga mencatat koreksi sebesar 11,67 persen, menutup perdagangan di level 53. Sementara itu, saham DFI Retail Nusantara Tbk atau dalam kode saham HERO melemah 11,50 persen, berakhir di level 500.
Koreksi pada saham-saham terlihat seperti ada tekanan jual yang tinggi, yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor teknikal, laporan kinerja, atau sentimen pasar yang kurang mendukung sektor terkait.
Pyridam Farma Tbk berencana melakukan aksi korporasi dengan menerbitkan warrant. Mengutip data Stockbit pada hari ini, Warrant ini mulai diperdagangkan pada 25 April 2024, dengan masa perdagangan yang akan berlangsung hingga 19 April 2029.
Dalam rentang waktu tersebut, pemegang warrant dapat memutuskan untuk mengeksekusi haknya, yang dimulai pada 25 Oktober 2024 dan akan berakhir pada 19 April 2029. Adapun harga pelaksanaan (exercise price) warrant sebesar Rp800.
Masa berlaku warrant ini memberikan investor kesempatan yang luas untuk memanfaatkan pergerakan harga saham di pasar. Salah satu alasan warrant diterbitkan adalah untuk memberi insentif kepada investor dalam jangka panjang, memungkinkan mereka membeli saham di harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasar di masa depan.
Dengan harga pelaksanaan yang tetap, pemegang warrant memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan jika harga saham perusahaan yang mendasarinya naik lebih dari Rp800 selama periode waktu yang ditetapkan.
Namun, warrant juga datang dengan risiko. Jika harga saham yang mendasarinya tidak naik sesuai harapan atau justru turun, pemegang warrant mungkin memilih untuk tidak mengeksekusinya.
Oleh karena itu, keberhasilan investasi ini bergantung pada analisis yang tepat terhadap prospek saham tersebut serta perubahan kondisi pasar yang mempengaruhinya.
Warrant ini menawarkan fleksibilitas dan potensi keuntungan dalam jangka panjang, tetapi juga menuntut kehati-hatian dan pertimbangan matang sebelum pengambilan keputusan investasi.
Dalam beberapa bulan terakhir, performa harga saham INDO menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, dengan kenaikan yang signifikan dalam jangka waktu yang lebih pendek.
Dalam satu minggu terakhir, harga saham telah melonjak hingga 35,40 persen, yang menunjukkan adanya momentum kuat di pasar. Tren positif ini berlanjut selama tiga bulan terakhir, dengan kenaikan sebesar 50 persen, yang menandakan optimisme investor terhadap saham ini.
Dalam satu bulan terakhir, saham ini berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 44,34 persen, memperlihatkan daya tarik yang tinggi bagi para investor yang mencari peluang pertumbuhan.
Untuk periode yang lebih panjang, saham ini tetap menunjukkan kinerja yang mengesankan, dengan kenaikan 54,55 persen dalam enam bulan terakhir. Bahkan selama setahun, saham ini mencatatkan kenaikan sebesar 70 persen, sebuah indikasi bahwa pasar mengakui potensi perusahaan di masa depan.
Tiga tahun terakhir juga mencatatkan kinerja yang sama, dengan pertumbuhan harga yang mencapai 70 persen. Ini artinya terjadi keberlanjutan dalam pertumbuhan jangka panjang.
Namun, tidak semua periode menunjukkan kinerja yang solid. Dalam lima tahun terakhir, harga saham ini terkontraksi sebesar -19,90 persen. Meskipun demikian, kinerja harga dalam jangka pendek dan menengah jelas lebih dominan, dengan kenaikan yang mengesankan di sepanjang tahun berjalan (YTD), sebesar 31,90 persen.
Saham ini berada di titik yang sangat menarik saat ini, dengan harga tertinggi dalam 52 minggu tercatat pada Rp142 dan harga terendah di angka Rp88, menawarkan para investor ruang untuk menilai dan merencanakan langkah ke depan berdasarkan pencapaian harga terkini.(*)