KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, saat ini sedang fokus menggarap proyek Jalan Tol Serang Panimbang yang memiliki panjang 83,67 Km.
Jalan Tol Serang Panimbang nantinya bakal menghubungkan Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten dengan Kecamatan Panimbang yang merupakan akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, mengatakan Pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang bukan hanya tentang mempercepat waktu tempuh dan distribusi barang, tapi juga tentang menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan efisiensi rantai pasok logistik.
"Hal ini sejalan dengan Asta Cita yang menargetkan pembangunan untuk pemerataan ekonomi serta meningkatkan kemandirian bangsa melalui infrastruktur yang mendukung konektivitas dan aksesibilitas," kata Agung dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Senin, 20 Januari 2025.
Jalan Tol Serang Panimbang dirancang untuk mengurangi waktu perjalanan dari Jabodetabek menuju Banten Tengah-Selatan, yang semula memiliki waktu tempuh 3-4 jam menjadi hanya 1-2 jam.
Pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang akan membuka akses ke daerah terisolasi, menciptakan peluang ekonomi baru, dan meningkatkan efisiensi rantai pasok.
Selain itu, tol ini juga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah Banten Tengah hingga Banten Selatan, serta mengurangi disparitas ekonomi dengan Banten Utara. dengan begitu, daya saing wilayah Banten dengan provinsi-provinsi di sekitarnya semakin kuat.
Adapun pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang terdiri dari tiga seksi, yaitu seksi satu Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 km yang telah beroperasi sejak Desember 2021.
Seksi kedua adalah Rangkasbitung-Cileles sepanjang 24,1 km, yang saat ini tengah dalam proses konstruksi dan ditargetkan beroperasi pada Maret 2025.
Dan terakhir, seksi tiga Cileles-Panimbang sepanjang 33 km yang terbagi menjadi dua sub-seksi yaitu Seksi 3A Cileles-Bojong sepanjang 17,46 km dan Seksi 3B Bojong-Panimbang sepanjang 15,54 km yang juga tengah dalam proses konstruksi dan ditargetkan beroperasi pada September dan Desember 2025.
Sejumlah strategi telah dicanangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) guna menyongsong kinerja positif pada kuartal I tahun 2025.
Direktur Keuangan WIKA Adityo Kusumo, mengatakan Perseroan akan fokus kepada bisnis inti kontruksi pada kuartal I 2025. Dia menegaskan pihaknya optimistis bisa mencatatkan kinerja ciamik pada bisnis ini.
“Kami tetap optimis dengan semua effort yang sudah kami lakukan dari sisi efisiensi, pembangunan tata kelola yang lebih baik, lean construction yang dilakukan, kami akan bisa tetap generate margin yang cukup dari sisi bisnis inti konstruksi,” ujar dia dalam acara public expose di Jakarta, Jumat, 28 November 2024.
Adityo menyatakan jika bisnis inti kontruksi WIKA pada tahun ini bisa membukukan positif cashflow. Berkaca dari kondisi ini, dia pun optimistis bisa mencatat hal serupa pada awal tahun 2025.
Adityo melanjutkan, dengan profitabilitas yang baik, pada tahun depan WIKA akan fokus menggarap proyek-proyek berkualitas yang bisa memberi efek positif terhadap kinerja Perseroan.
“Kalau dari sisi bisnis inti konstruksi, kami optimis di tahun depan tetap bisa mencatat cashflow yang cukup,” pungkasnya.
WIKA sendiri kini tengah berada di fase stabilizing di sisa tahun 2024. Fase ini merupakan bagian dari transformasi perusahaan guna memperbaiki kondisi keuangan perseroan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya, dalam kesempatan yang sama. Ia mengatakan salah satu fokus yang tengah dijalankan perseroan dalam fase stabilizing ini adalah penguatan likuiditas.
“Penguatan likuiditas untuk perbaikan keuangan dan kemudian mempercepat kolektibilitas dan fundamental cash,” kata Mahendra dalam agenda public expose (pubex) WIKA pada Kamis, 28 November 2024.
Fokus yang kedua, WIKA sedang mencoba mereduksi kebutuhan-kebutuhan investasi baru. Mahendra menyebut, sejak 2023 dan 2024, WIKA belum melakukan investasi baru kecuali melanjutkan beberapa program investasi yang memang sedang berjalan.
Dan terakhir, WIKA akan meningkatkan operation excellence untuk memastikan efisiensi proyek yang lebih baik.
Dari ketiga fokus ini, Mahendra berharap hasil dari proses stabilizing dapat membawa WIKA masuk ke dalam fase early growth.
Ketika WIKA masuk dalam fase early growth ini, maka artinya mereka telah berhasil mengatasi krisis likuidasi dan solvensi. Selanjutnya, WIKA mempersiapkan diri untuk bisa take off atau lepas landas lebih tinggi lagi di fase advanced development.
Adapun dari sisi transformasi, WIKA memiliki tiga pilar utama, yaitu fokus terhadap cash, keunggulan eksekusi proyek, dan penyeimbangan portofolio.
Dalam melaksanakan tiga pilar transformasi tersebut, Mahendra menjelaskan, semua berdasarkan pada implementasi lean organization serta perkuatan manajemen risiko.
“Kemudian juga perkuatan dari sisi IT dan digitalisasi. Dan yang paling penting, tidak akan bisa berjalan tanpa adanya perkuatan budaya perseroan yaitu akhlak,” tegas Mahendra.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.