Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BI Catat Penyaluran Kredit Baru Terindikasi Meningkat

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 20 January 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: Redaksi
BI Catat Penyaluran Kredit Baru Terindikasi Meningkat

KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) melalui hasil Survei Perbankan triwulan IV 2024 mencatat adanya peningkatan signifikan dalam penyaluran kredit baru.

Berdasarkan survei tersebut, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru mencapai 97,9 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan SBT pada triwulan III 2024 yang sebesar 80,6 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa peningkatan ini terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit modal kerja.

“Pada triwulan I 2025, penyaluran kredit baru diprakirakan tetap kuat dengan SBT prakiraan sebesar 82,3 persen,” ungkap Denny dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 20 Januari 2025.

Namun demikian, standar penyaluran kredit pada triwulan I 2025 diprediksi akan tetap sama ketatnya seperti periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) yang positif sebesar 0,2. Beberapa aspek kebijakan yang diprakirakan lebih ketat meliputi plafon kredit, suku bunga kredit, dan premi kredit berisiko.

Peningkatan Berdasarkan Jenis Penggunaan

Berdasarkan jenis penggunaan, survei mencatat bahwa peningkatan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada kredit modal kerja dengan SBT sebesar 91,7 persen, diikuti kredit investasi sebesar 88,5 persen.

Sementara itu, kredit konsumsi tercatat mengalami perlambatan dengan SBT sebesar 62,9 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Perlambatan pada kredit konsumsi ini disebabkan oleh penurunan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencatatkan SBT sebesar 53,9 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 75,9 persen.

Selain itu, kredit kendaraan bermotor juga mengalami penurunan, dengan SBT sebesar 24,2 persen dibandingkan 25,9 persen pada triwulan sebelumnya.

Secara sektoral, peningkatan penyaluran kredit baru tertinggi terjadi pada sektor Listrik, Gas, dan Air dengan SBT sebesar 80,6 persen.

Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mencatatkan peningkatan signifikan dengan SBT sebesar 80,2 persen, sementara sektor Industri Pengolahan berada di posisi ketiga dengan SBT sebesar 79,3 persen.

Proyeksi Kredit Triwulan I 2025

Secara triwulanan, penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 diprakirakan tetap kuat meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024.

Survei mencatat prakiraan SBT penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 sebesar 82,3 persen, lebih rendah dibandingkan 97,9 persen pada triwulan sebelumnya. Prioritas utama dalam penyaluran kredit pada triwulan I 2025 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.

Pada kredit konsumsi, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama.

Hal ini diikuti oleh Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Berdasarkan sektor, prioritas utama penyaluran kredit baru adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, diikuti sektor Industri Pengolahan dan sektor Perantara Keuangan.

Kebijakan Penyaluran Kredit

Kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I 2025 diperkirakan tetap sama ketatnya seperti triwulan IV 2024. Berdasarkan jenis kredit, standar penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat terjadi pada kredit investasi.

Sementara itu, jenis kredit lainnya diperkirakan tidak lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Aspek-aspek yang diprakirakan lebih ketat antara lain plafon kredit, suku bunga kredit, dan premi kredit berisiko.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan I 2025 diprakirakan melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2024. Pertumbuhan DPK tercatat sebesar SBT 68,8 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 89,3 persen. Perlambatan ini diperkirakan terjadi pada semua jenis instrumen, termasuk tabungan, giro, dan deposito.

Namun, untuk sepanjang tahun 2025, penghimpunan DPK diperkirakan tetap tinggi. Survei menunjukkan bahwa DPK pada tahun 2025 akan mencapai SBT sebesar 99,6 persen, meningkat dari 89,3 persen pada tahun sebelumnya.

Optimisme terhadap Pertumbuhan Kredit

Berdasarkan rilis Bank Indonesia, responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2025. Survei memprakirakan outstanding kredit tumbuh sebesar 10,34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), hampir setara dengan realisasi pertumbuhan kredit pada tahun 2024 sebesar 10,39 persen yoy.

Optimisme ini didorong oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang dinilai cukup stabil serta risiko penyaluran kredit yang relatif terjaga. (*)