Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ekspektasi Tinggi, KRAS Kirim Perdana Produk Baja

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 20 January 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Ekspektasi Tinggi, KRAS Kirim Perdana Produk Baja

KABARBURSA.COM - PT Krakatau Steel (KRAS) Tbk mencatat tonggak bersejarah dengan pengiriman perdana produk Hot Rolled Plate (baja canai panas berbentuk lembaran) dari pabrik Hot Strip Mill #1 (HSM 1).

Momen ini menjadi lompatan besar setelah hampir 1,5 tahun masa pemulihan dari kondisi kahar yang sempat melumpuhkan operasional perusahaan.

"Ini adalah langkah awal menuju kebangkitan Krakatau Steel. Sebuah momentum luar biasa untuk kembali eksis di pasar," ujar Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar di Jakarta, Senin 20 Januari 2025.

Pengiriman ini merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan baja dalam negeri, sesuai kesepakatan yang telah diatur dalam Long Term Supply Agreement (LTSA).

Sebanyak 41,58 MT baja dikirimkan kepada konsumen domestik melalui PT Krakatau Jasa Logistik, anak usaha yang berfokus pada layanan distribusi. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi solid dalam Krakatau Steel Group.

"Pengiriman perdana ini adalah bukti bahwa pabrik HSM kembali beroperasi, dan produknya telah diterima pasar. Secara bertahap, Krakatau Steel akan kembali mencapai kapasitas produksi penuh," tegas Akbar.

Strategi Jangka Panjang

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memiliki dua strategi besar untuk menghadapi tahun 2025. Selain berencana membawa anak usahanya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), KRAS juga akan melanjutkan beberapa proyek strategis.

Terkait rencana Initial Public Offering (IPO) anak usaha, Direktur Utama PT Krakatau Steel Muhamad Akbar, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari potensi IPO untuk anak perusahaan. Rencana ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang yang berfokus pada peningkatan kinerja operasional serta optimalisasi aset perseroan.

Selain itu, IPO anak usaha dinilai sebagai salah satu mekanisme yang dapat mendukung perbaikan kondisi keuangan induk perusahaan. Muhamad Akbar optimistis langkah ini akan mampu memperkokoh posisi Krakatau Steel di pasar modal dan industri baja nasional.

Langkah IPO anak perusahaan ini juga dikaitkan dengan program restrukturisasi utang yang sedang dijalankan perusahaan. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Krakatau Steel Tardi, mengungkapkan bahwa dana yang dihasilkan dari IPO tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan sejumlah kewajiban utang, termasuk utang tranche B senilai 234 juta dolar AS.

Penyelesaian utang ini akan dilakukan melalui kombinasi strategi fundraising dari aset non-produktif dan divestasi anak usaha. Mekanisme divestasi ini tetap terbuka untuk dieksplorasi, termasuk potensi penggunaan metode IPO.

Secara keseluruhan, Krakatau Steel saat ini menghadapi tantangan restrukturisasi utang dengan total nilai mencapai USD1,5 miliar, yang terbagi ke dalam tiga tranche. Untuk utang tranche A senilai USD171 juta, perusahaan berencana melunasinya melalui optimalisasi kinerja bisnis inti di sektor baja, termasuk dengan memperkuat kerja sama strategis. Sementara itu, utang tranche B akan diselesaikan melalui pengelolaan aset dan divestasi anak perusahaan, termasuk peluang dari IPO.

Adapun utang tranche C dengan nilai tertinggi, yakni USD1,1 miliar, direncanakan akan dilunasi secara bertahap melalui pertumbuhan bisnis anak usaha dalam jangka panjang.

Proses restrukturisasi utang ini melibatkan koordinasi dengan sepuluh kreditur utama. Sebagian besar kreditur telah menyetujui proposal restrukturisasi yang diajukan perusahaan. Namun, masih ada beberapa kreditur yang belum memberikan persetujuan. Meskipun demikian, manajemen Krakatau Steel optimistis restrukturisasi ini dapat selesai sepenuhnya pada kuartal pertama tahun 2025, didukung oleh prospek bisnis yang lebih baik dan rencana kerja yang solid.

Melalui kombinasi langkah strategis ini, PT Krakatau Steel berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional, memaksimalkan nilai aset, dan memperkuat fundamental bisnisnya. Dengan potensi IPO anak usaha dan penyelesaian utang yang terencana, perusahaan berambisi menciptakan sinergi baru di industri baja nasional dan terus berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kinerja Keuangan Saham KRAS

Sementara itu, berdasarkan keterbukaan informasi KRAS kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) , Senin, 30 Desember 2024, kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama (9M24) tampak menjanjikan. Pendapatan konsolidasi perusahaan tercatat sebesar USD657,5 juta, dengan volume penjualan baja mencapai 532,2 ribu ton, setara dengan 66,3 persen dari total pendapatan.

Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar, mengatakan keberhasilan ini menjadi momentum positif bagi perusahaan dalam mencapai target ke depan, khususnya dengan rencana pengoperasian kembali Pabrik Hot Strip Mill pada 2025.

Akbar menjelaskan, kinerja ini didukung oleh langkah strategis perusahaan, termasuk penandatanganan Long Term Supply Agreement dengan 23 distributor, pabrikan, dan coil centre. Kesepakatan ini mencakup suplai produk baja sebesar 38.500 ton per bulan selama satu hingga dua tahun ke depan. Selama 2024, Krakatau Steel berhasil mengamankan pasokan baja dalam jangka panjang hingga 1.256.000 ton, yang terdiri dari 786.000 ton Hot Rolled Coil dan 470.000 ton Cold Rolled Coil.

Pendapatan Krakatau Steel selama periode Januari-September 2024 berasal dari dua sektor utama. Produk baja menyumbang USD436,1 juta, sementara pendapatan non-baja mencatatkan angka USD221,4 juta. Keberhasilan ini turut diimbangi oleh efisiensi biaya operasional. Melalui program pengendalian biaya yang konsisten, perusahaan berhasil menurunkan biaya selling, general, and administrative (SGA) sebesar 15 persen, sehingga mencatat laba bruto senilai USD64,3 juta.(*)