KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebesar 38 poin atau naik 0,54 persen ke level 7,193 pada perdagangan Senin, 20 Januari 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 216 saham terpantau menguat, 65 saham melemah, dan 250 saham mengalami stagnan.
Sementara itu mengutip Stockbit, BVIC berada di posisi teratas top gainer, diikuti VICO, DATA, AGAR, dan VINS. Sementara saham-saham yang dibuka terkoreksi paling dalam ialah GRPM, SMDM, KEJU, OLIV, dan LOPI.
IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 20 Januari 2024. Beberapa saham yang direkomendasikan analis untuk perdagangan pagi ini adalah BUMI, CMRY, MAPI dan SIDO.
Analisis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat sebesar 0,66 persen ke level 7,154 didominasi oleh volume pembelian.
“Kami memperkirakan, penguatan IHSG ini merupakan bagian awal dari wave [c] dari wave B pada skenario hitam, maka masih terdapat peluang IHSG menguat menguji 7,222-7,323,” kata tim analis MNC Sekuritas, Senin, 20 Januari 2025.
Analis mengungkapkan bahwa apabila IHSG terkoreksi agresif, kaya doa jumenembus 6,931, maka diperkirakan IHSG akan menguji 6,742-6,835 untuk membentuk wave [c] dari wave Y.
IHSG Pekan Lalu Menguat
Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu periode 13 - 17 Januari 2025 mayoritas berada di zona positif.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan ini mengalami kenaikan sebesar 34,77 persen menjadi 1,39 juta kali transaksi dari 1,04 juta kali transaksi pada pekan lalu.
"Kemudian, peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 33,50 persen menjadi Rp11,64 triliun dari Rp8,72 triliun pada pekan sebelumnya," ujar dia dalam keterangannya, Sabtu, 18 Januari 2025.
Kautsar juga bilang, IHSG pekan ini turut mengalami peningkatan sebesar 0,93 persen menjadi berada pada level 7.154,658 dari 7.088,866 pada pekan lalu.
Sementara kapitaliasai pasar bursa pada pekan ini juga mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen menjadi Rp12.472 dari Rp12.403 triliun pada sepekan sebelumnya.
"Rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 0,86 persen menjadi lembar 17,51 miliar lembar saham dari 17,66 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," jelas Kautsar.
Adapun, lanjut dia, investor asing pada Jumat, 17 Januari 2025, mencatatkan nilai beli bersih Rp240,20 miliar. Namun sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp2,69 triliun.
IHSG Disebut Bisa Sentuh Level 8,000 di Akhir 2025
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 8,000 pada tahun 2025. Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto, menyatakan masih optimistis pasar modal Indonesia akan bergerak positif di tahun ini.
Prediksi bahwa IHSG bisa menyentuh angka 8.000 di tahun ini juga masih diyakini Rully dapat terealisasi di tengah potensi perang dagang di era pemerintahan Donald Trump jilid 2 di Amerika Serikat (AS).
“Meskipun sekarang pelaku pasar masih menunggu berita positif dari global dan dalam negeri, kami masih optimis terhadap pasar saham Indonesia karena dua faktor dari dalam negeri, yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Rabu, 15 Januari 2025.
Rully menyebut Indonesia terus menunjukkan penurunan inflasi karena didukung oleh stabilitas harga bahan makanan. Dia memperkirakan harga bahan makanan akan tetap stabil di tahun depan, selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi produksi pangan. Karena, selama ini cuaca buruk telah menjadi salah satu faktor penyebab penurunan produksi pangan.
Selain itu, dia menyampaikan dengan stabilnya harga bahan makanan, serta pembatasan pemberlakuan efektif PPN 12 persen oleh pemerintah, khusus untuk barang dan jasa mewah akan menjadi faktor positif dalam menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia.
Untuk makro ekonomi, Rully dan tim riset Mirae Asset memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan mencapai 5 persen dengan posisi suku bunga acuan 5,5 persen pada akhir tahun.
Menurut dia, dengan kondisi pasar yang masih berfluktuasi tajam dan antisipasi terhadap efek dari kebijakan Trump, Bank Indonesia kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pada semester II 2024.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor makro ekonomi tersebut, pasar modal Indonesia tetap memiliki prospek yang positif pada 2025. Kondisi global yang penuh tantangan diharapkan dapat dihadapi dengan kebijakan yang tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan. (*)