Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BEI Paparkan Pipeline Pencatatan Saham, Obligasi dan Aksi Korporasi di 2025

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 19 January 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Redaksi
BEI Paparkan Pipeline Pencatatan Saham, Obligasi dan Aksi Korporasi di 2025

KABARBURSA.COM - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik, memaparkan pipeline pencatatan saham, obligasi, dan aksi korporasi di awal tahun 2025.

Jeffrey mengatakan bahwa pipeline yang ada saat ini dapat memperkuat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia, terutama untuk tahun ini. Begitu diungkapkannya melalui keterangan tertulis, dikutip Minggu, 19 Januari 2025.

Berdasarkan data BEI, hingga 17 Januari 2025, ada sejumlah kegiatan emiten di pasar modal. Emiten-emiten ini telah menghimpun berbagai rencana aksi korporasi yang mencerminkan antusiasme pelaku pasar terhadap aktivitas saham Indonesia.

Sebut saja selama awal 2025, ada 17 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 perusahaan tergolong sebagai perusahaan dengan aset skala besar yang memiliki aset di atas Rp250 miliar. Sementara, satu  perusahaan berada pada kategori aset skala menengah, di mana memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

Bursa Efek Indonesia merangkumnya sebagai kegiatan awal tahun yang telah menunjukkan penilaian positif.

Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di berbagai sektor, dengan rincian jenis basic materials sebanyak dua perusahaan, consumer non-cyclicals sebanyak enam perusahaan, consumer cyclicals ada satu perusahaan.

Lalu, ada sektor energy ada satu perusahaan, financials ada satu perusahaan, healthcare ada dua perusahaan, industrials sebanyak tiga perusahaan dan transportation & logistic ada satu perusahaan.

Kemudian, ejak awal tahun 2025, sebanyak delapan perusahaan telah berhasil mencatatkan sahamnya di BEI dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp3,7 triliun.

Pipeline Obligasi dan Sukuk (EBUS)

Di sektor lain, yakni obligasi dan sukuk, Bursa Efek Indonesia juga mencatat adanya 11 emisi dari sembilan penerbit yang berada dalam pipeline. Emiten-emiten tersebut  berasal dari sektor basic materials sebanyak dua perusahaan, consumer non-cyclicals ada satu perusahaan, energy ada tiga perusahaan dan financials ada tiga perusahaan.

Sejauh ini, total dana yang berhasil dihimpun dari tujuh emisi yang telah diterbitkan mencapai Rp7,8 triliun. Angka itu cukup tinggu untuk kegiatan pasar modal di awal tahun 2025.

Rights Issue

Sementara itu, untuk aksi korporasi berupa rights issue, belum ada perusahaan yang merealisasikan penerbitannya hingga 17 Januari 2025. Namun, terdapat 7 perusahaan dalam pipeline rights issue, dengan rincian:  basic materials ada sebanyak tiga perusahaan , energy ada sebanyak dua perusahaan dan healthcare ada sebanyak dua perusahaan.

Melihat antusiasme perusahaan untuk masuk ke pasar modal, Bursa Efek Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekosistem investasi yang inklusif dan transparan. Hal ini dilakukan sebagai upaya terus menarik minat investor untuk terus berinvestasi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Right Issue CCSI Tawarkan 133 Juta Saham Baru

PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI), salah satu emiten kabel serat optik terkemuka, berencana melaksanakan aksi korporasi strategis melalui mekanisme rights issue. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Desember 2024, CCSI mengungkapkan akan menawarkan hingga 133 juta saham baru kepada para pemegang saham.

Saham baru tersebut mewakili sekitar 10 persen dari total saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh pasca-rights issue. Saham tersebut memiliki nilai nominal sebesar Rp100 per lembar dengan target penghimpunan dana mencapai Rp51 miliar.

Sebagai bagian dari rights issue, pemegang saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per 8 Januari 2025 pukul 16.00 WIB akan mendapatkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Rasio yang ditetapkan adalah 9:1, di mana setiap pemegang 9 saham lama berhak membeli 1 saham baru. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp383 per saham, memberikan peluang investasi kompetitif kepada investor.

Namun, pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD akan menghadapi risiko dilusi kepemilikan saham hingga maksimum 12 persen.

Proses rights issue memiliki tenggat waktu yang telah ditetapkan. Perdagangan hak para pemegang saham di BEI dimulai pada 10 Januari 2025 hingga 16 Januari 2025. Periode ini memberikan waktu yang cukup bagi investor untuk memutuskan langkah sesuai analisis dan strategi investasi masing-masing.

CCSI merencanakan penggunaan dana hasil rights issue untuk melunasi sebagian utang bank perusahaan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat neraca keuangan perusahaan sekaligus meningkatkan daya saing dan kepercayaan pasar. Pelunasan utang ini juga akan memberikan ruang bagi CCSI untuk mengalokasikan sumber daya ke proyek-proyek baru atau ekspansi, seiring dengan peluang pertumbuhan di industri kabel dan telekomunikasi Indonesia.

Aksi korporasi ini mencerminkan komitmen CCSI dalam menjaga stabilitas keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan jangka panjang. Dengan upaya ini, perusahaan menunjukkan keseriusan dalam memperkuat fundamental bisnisnya demi menghadapi tantangan di sektor yang terus berkembang.

Investor yang berminat memiliki kesempatan untuk turut ambil bagian dalam proses transformasi ini. Langkah strategis CCSI diharapkan memberikan sinyal positif kepada pasar, sekaligus menjadi momentum untuk mendukung pengembangan industri kabel nasional.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.