KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan Maybank Sekuritas menyelenggarakan kegiatan literasi pasar modal dengan tema “Capital Market Goes to Community Pokémon GO Indonesia”.
Kegiatan ini menggabungkan kompetisi komunitas, Battle for Indonesia 2025 (BAFI 2025), dengan elemen edukasi melalui kegiatan Sekolah Pasar Modal.
Acara ini digelar untuk menjadikan edukasi investasi pasar modal agar lebih mudah diakses dan menarik bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Head of Digital Business, Maybank Sekuritas, Martin Chandra menjelaskan, konsep acara ini adalah menggabungkan edukasi pasar modal dengan aktivitas komunitas populer seperti Pokemon GO Indonesia.
"Kami berharap dapat menarik minat audiens yang lebih luas, terutama generasi muda, dan sekaligus menunjukkan pentingnya investasi pasar modal,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 18 Januari 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan positif terhadap investor di pasar modal Indonesia hingga akhir 2024. Kabar baiknya, mayoritas investor didominasi oleh anak muda.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, mengatakan per 24 Desember 2024, Single Investor Identification (SID) mencatatkan kinerja positif. Capaian ini diklaim melebihi target dengan bertambahnya 2,6 juta investor baru.
”Saat ini jumlah totalnya tercatat sebesar 14,81 juta SID,” kata Inarno, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Inarno menegaskan, perkembangan positif tersebut membuktikan keberhasilan upaya inklusi keuangan yang telah dilakukan sejumlah stakeholder pasar modal Indonesia.
Lebih lanjut dia menyampaikan, jika mayoritas SID individu didominasi oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun, yang mencapai lebih dari 79 persen dari total SID.
“Artinya, ada potensi besar dari generasi muda dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan,” ujar dia.
Inarno memperkirakan, pasar modal Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan yang dinamis pada 2025 mendatang. Karenanya, lanjut dia, OJK akan terus berkomitmen meningkatkan peran dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam, guna memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.
“Beberapa langkah strategis OJK telah dirancang untuk menghadapi kompleksitas tantangan ke depan, termasuk peralihan pengawasan keuangan derivatif yang akan memperluas cakupan pengawasan OJK di sektor ini,” ungkap Inarno.
Selain itu, OJK juga akan memprioritaskan program-program pengembangan dan pendalaman pasar modal, yang difokuskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat, pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru, serta penguatan anggota bursa dan manajer investasi.
“Program-program ini diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun yang akan datang,” tutur Inarno.
Di sisi lain, OJK juga melaporkan kinerja reksa dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen ytd.
Sementara dari Pasar Modal Syariah, per 27 Desember 2024 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98 persen.
Targetkan Dua Juta Investor Baru pada 2025
Sementara itu Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki sejumlah target dalam menyambut tahun 2025. Salah satu ambisinya ialah menggaet investor.
BEI, dalam keterangannya menyampaikan, pada tahun 2025 menargetkan pertumbuhan 2 juta investor baru. Adapun target lainnya ialah rata-rata nilai transaksi saham harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek.
“Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tulis manajemen BEI di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Di sisi lain, BEI juga akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.
Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI di antaranya, Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing.
Selain itu, BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas.
“Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026” tulis BEI.
Merujuk laporan BEI, Senin, 30 Desember 2024, investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor dengan total menjadi 6,37 juta investor saham.
Sementara dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen.
Namun, terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.
Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas. Hingga 27 Desember 2024, di seluruh Indonesia telah berlangsung 33.955 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 57,4 juta orang.