KABARBURSA.COM - United Airlines mengumumkan pada Jumat, 17 Januari 2025, bahwa mereka menyumbangkan USD1 juta (sekitar Rp16 miliar) untuk mendukung komite pelantikan Presiden Terpilih Donald Trump. Selain itu, CEO United Airlines, Scott Kirby, dijadwalkan menghadiri serangkaian acara pelantikan selama libur panjang akhir pekan.
Kirby akan menghadiri jamuan makan malam pada Sabtu dan Minggu, meskipun tidak ikut dalam upacara pelantikan utama yang dipindahkan ke dalam ruangan karena cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Sabtu, 18 Januari 2025, United Airlines bukan satu-satunya perusahaan besar yang memberikan kontribusi signifikan. Beberapa nama lain yang turut menyumbangkan USD1 juta adalah Delta Air Lines, unit Hyundai Motor di Amerika Serikat, Stellantis (induk dari Chrysler), Boeing, General Motors, Ford Motor, Microsoft, Amazon, Alphabet (induk Google), dan Meta (induk Facebook).
Tidak hanya sektor otomotif dan penerbangan, dunia teknologi juga ikut menunjukkan dukungan. Banyak CEO perusahaan teknologi besar dijadwalkan hadir dalam berbagai acara pelantikan yang berlangsung sepanjang akhir pekan ini.
[caption id="attachment_81777" align="alignnone" width="399"] Chief Executive Officer (CEO) Nvidia, Jensen Huang (Foto: AP)[/caption]
Jika para perusahaan raksasa sibuk mempersiapkan diri hadir pelantikan Trumo, CEO Nvidia, Jensen Huang, kemarin mengumumkan ia tidak akan menghadiri pelantikan presiden baru negaranya. Bos perusahaan chip terbesar di dunia ini memilih berada di jalan untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama karyawan dan keluarga mereka. Hal itu disampaikan Huang kepada para wartawan di luar acara perayaan tahun baru Nvidia di Taipei.
Dilansir dari Reuters, ketika ditanya apakah ia telah berdiskusi dengan pemerintahan Trump mengenai aturan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) baru yang diumumkan pemerintahan Biden pekan ini, Huang menjawab, “Belum. Saya menantikan untuk memberi selamat kepada pemerintahan Trump ketika mereka resmi menjabat.”
Huang juga mengungkapkan ia sempat bertemu dengan C.C. Wei, ketua TSMC, pemasok utama Nvidia, untuk makan siang. Dalam pertemuan tersebut, mereka mendiskusikan peningkatan produksi chip AI tercanggih Nvidia, Blackwell. Permintaan yang melonjak untuk chip ini telah mendorong Nvidia, perusahaan yang berbasis di Santa Clara, California, menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia dengan valuasi pasar lebih dari USD3 triliun (Rp48.000 triliun dengan kurs Rp16.000).
Namun, aturan ekspor baru yang diumumkan pemerintahan Biden pada 13 Januari dapat mempersulit Nvidia mencapai pertumbuhan pendapatan yang diharapkan investor. Aturan ini membatasi ekspor chip AI ke sebagian besar negara, kecuali untuk sekumpulan kecil sekutu dekat AS seperti Taiwan. Sementara itu, ekspor ke negara-negara seperti China tetap diblokir untuk mencegah Beijing mendapatkan teknologi canggih yang dapat meningkatkan kemampuan militernya.
Pada Senin pekan ini, Nvidia mengkritik langkah Washington ini, menyebut aturan tersebut dapat merusak kepemimpinan AS dalam teknologi AI. Meskipun belum jelas bagaimana pemerintahan Trump akan menerapkan aturan tersebut, pandangan kedua pemerintahan mengenai ancaman kompetitif dari China cenderung serupa. Aturan baru ini akan berlaku 120 hari setelah dipublikasikan dan memberikan waktu bagi pemerintahan Trump untuk mempertimbangkan lebih lanjut.
Sementara itu, Huang diketahui menghadiri pesta tahun baru Nvidia di Shenzhen pada Rabu lalu, seperti yang terlihat dalam unggahan media sosial China. Ia juga dijadwalkan menghadiri acara serupa di Beijing pada Senin mendatang. Hingga berita ini ditulis, Nvidia belum memberikan tanggapan resmi terkait hal ini.
Sebagai informasi, Nvidia merupakan perusahaan yang amat diperhitungkan di Negeri Paman Sam karena nilai pasarnya yang besar. Tahun 2024 adalah momen emas bagi Nvidia. Nilai pasar perusahaan pembuat chip ini melejit dari USD1,2 triliun (sekitar Rp19.200 triliun) pada akhir 2023 menjadi USD3,28 triliun (sekitar Rp52.480 triliun) di penghujung tahun, mencatatkan kenaikan lebih dari USD2 triliun (sekitar Rp32.000 triliun).
Lonjakan luar biasa ini menjadikan Nvidia sebagai perusahaan dengan pertumbuhan nilai pasar terbesar secara global, didorong oleh minat besar terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI) dan tingginya permintaan chip AI di berbagai sektor. Dengan pencapaian ini, Nvidia kini menjadi perusahaan publik paling bernilai kedua di dunia.
Sementara itu, Apple tetap memimpin dengan nilai pasar hampir USD4 triliun (sekitar Rp64.000 triliun), rekor tertinggi sepanjang sejarah, berkat optimisme terhadap pengembangan fitur berbasis AI yang diharapkan menghidupkan kembali penjualan iPhone.
Microsoft berada di peringkat ketiga dengan nilai pasar USD3,1 triliun (sekitar Rp49.600 triliun), diikuti Alphabet dan Amazon, masing-masing dengan USD2,3 triliun (sekitar Rp36.800 triliun). Kelima raksasa teknologi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan indeks saham global pada 2024, dengan S&P 500 naik 23,3 persen dan Nasdaq melonjak 28,6 persen.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.