Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Saham CBDK Meroket Lebih dari 100 Persen usai IPO, ke Depan Masih Cuan?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 17 January 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Saham CBDK Meroket Lebih dari 100 Persen usai IPO, ke Depan Masih Cuan?

KABARBURSA.COM - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) telah mencatatkan peningkatan harga saham secara signifikan setelah melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada Senin, 13 Januari 2025. Kurang dari sepekan, saham CBDK meroket lebih dari 100 persen.

Pada saat IPO, CBDK telah melepas sejumlah 566.894.500 lembar saham biasa atas nama atau sebesar 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp20 per saham di harga perdana Rp4.060 per lembar saham. Berdasarkan data E-IPO, terdapat oversubscribed atau kelebihan permintaan sekitar 344,28 kali, dengan sekitar 168.874 investor yang berpartisipasi dalam penawaran saham ini. IPO ini menghasilkan dana sebesar Rp2,3 triliun.

Sebelumnya, dalam dokumen prospektus manajemen CBDK menjelaskan ketentuan khusus terkait periode lock-up untuk pemegang saham. Setiap pihak yang memperoleh saham perseroan dengan harga pelaksanaan di bawah harga IPO dalam waktu enam bulan sebelum penyampaian pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilarang mengalihkan kepemilikan atas efek bersifat ekuitas tersebut hingga delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif. Namun, manajemen menyebutkan bahwa perseroan tidak menerbitkan saham baru dalam periode enam bulan tersebut. Oleh karena itu, tidak ada pemegang saham yang terikat pada larangan ini.

Presiden Direktur Bangun Kosambi Sukses Steven Kusumo mengatakan bahwa tujuan utama dari IPO CBDK adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat guna mempercepat pengembangan central business district atau CBD PIK 2. “Secara umum dan secara khusus membangun Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) yang merupakan bagian dari Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibition (MICE) untuk  melengkapi ekosistem dalam CBD PIK 2," ujar Steven di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 13 Januari 2025.

Steven menyebut, NICE dibangun di atas luas bidang tanah mencapai 19 hektare dan dirancang sebagai elemen strategis yang melengkapi ekosistem CBD PIK 2 dengan bertambahnya area pusat konvensi dan pameran sekitar 120.000 meter persegi. “Proyek ini diharapkan dapat mulai beroperasi secara parsial pada September 2025, sehingga dapat turut meramaikan sektor industri pusat konvensi dan pameran nusantara,” ungkap dia.

Selain itu, CBDK juga memiliki berbagai produk- produk unggulan yang dijual dengan inovasi tematik yang sedang dipasarkan. Konsep CBD PIK 2 dilengkapi dengan area perkantoran, yaitu Menara Syariah, SOHO The Bund, SOHO Manhattan, Manhattan Residence, dan SOHO Wallstreet.

Anak usaha CBDK juga memiliki proyek lainnya, yaitu Rukan Petak Sembilan, Rukan Milenial, Ruko Little Siam, Rumah Milenial, Permata Hijau Residence, Rukan Asia Afrika, dan Bizpark PIK 2 yang saat ini menjadi daya Tarik PIK 2.

Berdasarkan prospektus ringkas perseroan, jika dana dihimpun pada harga minimum IPO, perseroan akan menyuntikkan modal sebesar 11,27 juta saham seri B ke IPN, yang akan setara dengan 99,91 persen dari total modal disetor IPN setelah peningkatan modal tersebut. Sedangkan jika dana dihimpun pada harga maksimum, penyertaan modal akan meningkat menjadi 15,27 juta saham seri B atau setara dengan 99,93 persen dari modal IPN. Sisa dana setelah proyek pembangunan selesai direncanakan akan digunakan untuk kebutuhan operasional seperti promosi, biaya karyawan, dan aktivitas pendukung MICE lainnya.

Sementara itu, dari kinerja keuangannya, CBDK mencatatkan total aset sebesar Rp18,5 triliun sesuai dengan laporan keuangan per 30 September 2024. Sementara itu total liabilitas CBDK sebesar Rp10,4 trilliun dimana sebesar Rp9,6 trilliun merupakan akun escrow untuk membukukan cicilan atau pembayaran dari pelanggan, dan total ekuitas tercatat sebesar Rp 8,1 trilliun sebelum dana IPO diterima.

Dengan posisi keuangan yang prima, CBDK juga mencatatkan zero net debt yang mencerminkan kesiapan perseroan secara financial untuk mengoptimalkan peluang usaha masa mendatang. Dari sisi pendapatan, CBDK berhasil meraih Rp1,6 trilliun per 30 September 2024, menunjukkan kinerja yang solid di tengah tantangan ekonomi yang ada.

Pendapatan prapenjualan atau marketing sales CBDK pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp747,3 miliar untuk segmen kavling tanah komersial, Rp242,07 miliar untuk segmen produk komersial, dan Rp184,92 miliar dari penjualan rumah tapak atau residensial.

Harga Saham CBDK Sejak IPO

Pada hari pertama perdagangan setelah IPO pada Senin, 13 Januari 2025, saham CBDK berhasil mencuri perhatian pasar setelah mencapai auto reject atas (ARA) dan menduduki posisi top gainer. Saham CBDK ditutup naik 25 persen ke level Rp5.075, kontribusi signifikan yang turut mendorong kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Performa ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis perusahaan, terutama dengan sektor infrastruktur yang menjadi andalan. Kenaikan tersebut menjadi langkah awal yang menjanjikan bagi emiten yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Pada Selasa, 14 Januari 2025, meskipun IHSG ditutup melemah sebesar 1,02 persen, saham CBDK tetap mempertahankan tren positifnya. Data dari Stockbit menunjukkan bahwa saham ini terus menarik perhatian dengan kenaikan signifikan. Bahkan pada Rabu, 15 Januari 2025, saat pasar mengalami fluktuasi, CBDK tetap menjadi salah satu pilihan utama investor, kembali masuk dalam daftar top gainer.

Pada Kamis, 16 Januari 2025, saham CBDK melanjutkan performa luar biasa dengan lonjakan harga sebesar 19,75 persen, menembus level Rp7.275 per lembar saham. Kenaikan ini menggarisbawahi tingginya minat pasar terhadap emiten tersebut, terutama karena eksposur CBDK di sektor infrastruktur yang sedang berkembang pesat. Saham ini sekali lagi berada di posisi teratas dalam daftar top gainer, mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Sementara hari ini, saham CBDK kembali menunjukkan kekuatannya di pembukaan perdagangan. Meskipun kenaikannya lebih moderat, CBDK tetap mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 14,90 persen atau naik 1.300 poin, menutup perdagangan di level Rp10.025. Pencapaian ini menandai pertumbuhan harga saham sebesar 102,9 persen sejak IPO, sebuah pencapaian luar biasa dalam waktu kurang dari satu minggu.

Secara lebih rinci, saham CBDK kembali mencuri perhatian investor pada perdagangan hari ini, melesat 18,05 persen atau naik 1.575 poin ke level Rp10.300 per saham hingga pukul 14:56 WIB. Lonjakan ini semakin mengukuhkan performa gemilang saham CBDK sejak melantai di Bursa Efek Indonesia.

Saham CBDK dibuka di level Rp9.200, lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya yang berada di Rp8.725. Sepanjang sesi perdagangan, saham ini bergerak di rentang harga Rp9.175 hingga Rp10.450, yang merupakan batas ARA untuk perdagangan hari ini.

Volume perdagangan saham CBDK mencapai 94,32 juta lembar saham, jauh melampaui rata-rata volume harian sebesar 7,48 juta lembar saham. Nilai transaksi yang tercatat pun luar biasa besar, mencapai Rp949,2 miliar dengan total frekuensi perdagangan sebanyak 943 ribu lot. Harga rata-rata (average) saham ini berada di kisaran Rp10.063.

Ke Depan Masih Cuan?

Jika melihat struktur pemegang sahamnya, anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengalami perubahan. Kepemilikan saham PANI di CBDK terdilusi dari 51 persen menjadi 45,9 persen, meskipun jumlah saham yang dimiliki tetap sebanyak 2,602 miliar lembar saham.

Selain itu, PT Agung Sedayu juga menggenggam 1,25 miliar saham CBDK, tetapi porsi kepemilikannya menyusut dari 24,5 persen menjadi 22,05 persen setelah IPO. Hal serupa terjadi pada PT Tunas Mekar Jaya, yang tetap memiliki 1,25 miliar saham namun porsi kepemilikannya turun dari 24,5 persen menjadi 22,05 persen pasca-IPO.

Sementara itu, publik kini memiliki 566,894 juta saham CBDK, yang setara dengan 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO sebesar 5,669 miliar saham. Selain itu, CBDK masih memiliki saham yang belum diterbitkan (unissued stocks) sebanyak 15,306 miliar lembar saham.

Stockbit Sekuritas dalam analisisnya menyatakan, CBDK, yang menawarkan hingga 566,89 juta saham baru kepada publik, setara dengan 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh, pada kisaran harga Rp3.000 hingga Rp4.060 per saham. Dengan rentang harga IPO tersebut, kapitalisasi pasar CBDK mencapai 23 triliun. Valuasi ini menarik, karena menawarkan discount to NAV (nilai aset bersih) sebesar 80–85 persen.

"Berdasarkan prospektus, nilai NAV CBDK mencapai Rp113 triliun, terutama didukung oleh landbank premium yang tersebar di kawasan strategis, seperti CBD PIK 2," tulis riset tersebut, dikutip Jumat, 17 Januari 2025.

CBDK bergerak di sektor real estate, mengelola lahan konsolidasi seluas 735,2 hektar, dengan 50 persen di antaranya belum dikembangkan. Kolaborasi strategis antara Agung Sedayu Group dan Salim Group menjadikan CBDK salah satu pemain utama di kawasan PIK 2, yang dikenal sebagai pusat pengembangan infrastruktur modern di utara Jakarta.

Dari total landbank, aset utama CBDK berada di dua distrik utama, yaitu Kosambi (164 hektar) dan Teluknaga (570 hektar). Dalam kawasan ini, CBDK berpotensi menghasilkan nilai properti signifikan dengan average selling price (ASP) berkisar Rp40,5–Rp51 juta per meter persegi. (*)