Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bukalapak Laporkan Alokasi Dana IPO: ini Rinciannya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 17 January 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Redaksi
Bukalapak Laporkan Alokasi Dana IPO: ini Rinciannya

KABARBURSA.COM - Direktur PT Bukalapak.com Tbk atau dalam kode saham BUKA, Victor Putra Lesmana, memaparkan alokasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana (IPO) serta rencana pengelolaan keuangan perusahannya ke depan.

“Dana IPO telah kami alokasikan terutama untuk modal kerja di Bukalapak dan berbagai entitas anak kami. Ke depannya, sisa dana IPO juga akan digunakan untuk pembelian aset strategis dan investasi jangka panjang,” kata Victor dalam public expose secara daring dikutip di Jakarta, Jumat 17 Januari 2025.

Victor menjelaskan bahwa hingga saat ini, dana hasil IPO telah digunakan secara signifikan untuk mendukung modal kerja perseroan dan entitas anak. Selain itu, BUKA juga sedang mempersiapkan aksi korporasi tambahan di masa mendatang, termasuk potensi akuisisi di sektor-sektor strategis. “Kami tidak menutup kemungkinan adanya akuisisi, terutama jika terdapat peluang di sektor yang memiliki potensi positif untuk pertumbuhan saham kami ke depannya,” ujarnya.

Namun, perusahaan tidak akan melepas prinsip kehati-hatian, mengingat kondisi industri yang tengah menghadapi tantangan besar baik di tingkat nasional maupun global. Menurut dia, Bukalapak tidak menggunakan dana IPO dalam bisnis atau investasi yang memiliki risiko tinggi terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan data laporan Bukalapak, laporan realisasi penggunaan dana hasil IPO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2024. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 30/POJK.04/2015. Hingga akhir tahun 2024, Bukalapak telah merealisasikan penggunaan dana IPO sebesar Rp11,99 triliun, atau sekitar 56 persen dari total dana yang dihimpun.

Sebagian besar dana dialokasikan untuk modal kerja perseroan induk, dengan total penggunaan mencapai Rp8,53 triliun, atau sekitar 80,92 persen dari anggaran yang dialokasikan. Sementara itu, modal kerja entitas anak perusahaan juga menjadi fokus utama, meliputi beberapa entitas strategis seperti PT Buka Mitra Indonesia, PT Buka Usaha Indonesia, PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd dan PT Five Jack.

Perseroan juga menggunakan dana hasil IPO dengan tujuan mendukung pertumbuhan bisnis dan pengembangan usaha yang berkelanjutan. Dari total dana sebesar Rp21,32 triliun, sekitar Rp9,95 triliun atau 39,12 persen akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan strategis, termasuk ekspansi usaha melalui pembelian saham atau aset strategis, penyertaan saham dalam perjanjian joint venture, serta metode transaksi lain yang relevan. Dana tersebut juga akan digunakan untuk melunasi fasilitas pinjaman yang sebelumnya dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi bisnis.

Catatan Kerugian Bersih

Dilansir dari laporan keuangan Stockbit pada Jumat, 17 Januari 2025 saham BUKA mengalami penurunan signifikan dalam kinerja keuangan dan harga sahamnya dalam setahun terakhir. perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1,186 triliun pada periode 12 bulan terakhir (TTM), dengan pendapatan sebesar Rp4,499 triliun.

Kendati demikian, perusahaan ini mencatatkan pendapatan yang cukup besar, margin keuntungan bersih perusahaan tercatat sangat negatif, yakni mencapai minus 9,00 persen untuk margin laba operasi dan minus 4,63 persen untuk return on assets (ROA).

Pada sisi likuiditas, perusahaan memiliki rasio lancar yang sangat tinggi, mencapai 25,32, yang mengindikasikan posisi likuiditas yang sangat sehat. Hal ini didukung oleh kas yang sangat besar, yaitu Rp11,36 triliun, dengan total aset sebesar Rp25,65 triliun dan total liabilitas yang relatif kecil, yakni Rp848 miliar. Dalam hal solvabilitas, perusahaan menunjukkan pengelolaan utang yang baik, dengan net debt yang tercatat sebagai kas bersih, yaitu minus Rp11,36 triliun, menandakan tidak adanya beban utang jangka panjang.

Namun, perusahaan juga mengalami penurunan dalam sejumlah metrik kinerja lainnya, termasuk penurunan 14,75 persen pada pendapatan tahunan dibandingkan tahun lalu, serta penurunan tajam sebesar 53,09 persen pada laba kotor untuk kuartal ini. Meskipun demikian, laba bersih untuk kuartal ini mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 139,94 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya pemulihan pada beberapa aspek operasional meskipun ada tantangan yang dihadapi.

Berdasarkan rasio valuasi, harga saham BUKA saat ini menunjukkan ketidakseimbangan, dengan rasio price to earnings (PE) yang negatif, baik secara tahunan maupun TTM. Rasio PE saat ini berada di angka minus 15,54 dan minus 10,43 TTM,mencerminkan kerugian per saham yang signifikan.

Sementara itu, rasio price to sales (P/S) sebesar 2,75 dan price to book value (P/B) sebesar 0,50 memberikan gambaran bahwa saham BUKA diperdagangkan dengan valuasi yang relatif rendah. Namun, rasio price to cashflow (P/CF) yang sangat tinggi, yakni 47,66, mencerminkan ketergantungan tinggi terhadap arus kas operasional dalam mendukung valuasi saham.(*)