Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Tatap 2025, NEST Siap Sambut Prospek Pasar Sarang Burung Walet

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 16 January 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Tatap 2025, NEST Siap Sambut Prospek Pasar Sarang Burung Walet

KABARBURSA.COM - Pasar sarang burung walet Indonesia menunjukkan prospek yang menguntungkan pada 2025, didorong oleh potensi besar Indonesia sebagai produsen utama dunia yang menyumbang hingga 80 persen dari total produksi global, mencapai 1.500 ton per tahun.

Dalam hal ini, sektor ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan, seiring dengan dukungan pemerintah yang bekerja sama dengan asosiasi seperti Asosiasi Peternak dan Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI) dan Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) untuk mendorong hilirisasi dan pengurangan ketergantungan ekspor bahan baku ke China.

Menurut analisis dari KGI Sekuritas Indonesia, Indonesia tetap menjadi pemain utama di pasar global, dengan kontribusi sebesar 78 persen terhadap total konsumsi sarang burung walet dunia. Hal ini didorong oleh permintaan yang melonjak, terutama dari China, yang menyumbang sekitar 90 persen dari konsumsi global.

Dengan strategi diversifikasi pasar dan industrialisasi, diharapkan Jawa Timur yang merupakan salah satu pusat produksi utama sarang burung walet dapat mengatasi tantangan terkait penurunan harga jual, regulasi yang rumit, dan eksploitasi berlebihan. Pasar internasional, terutama China yang menyumbang 6.000 ton sarang burung walet per tahun, terus berkembang, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi dominannya.

Lebih lanjut, regulasi ekspor yang lebih baik dan harga yang lebih stabil memberikan harapan bahwa Indonesia akan tetap menjadi pemimpin pasar global. Permintaan yang terus meningkat dari negara-negara tujuan ekspor utama seperti China, Vietnam, dan Hong Kong, serta reformasi dalam regulasi, diprediksi akan mendorong daya saing harga dan meningkatkan ekspor sarang burung walet Indonesia.

Rovandi, Equity Analyst & Economist dari KGI Sekuritas Indonesia mengatakan, pada tahun 2025, industri ini diproyeksikan akan terus tumbuh pesat dengan estimasi nilai ekspor mencapai USD639 juta. Proyeksi ini mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 20,9 persen selama beberapa tahun mendatang. PT Esta Indonesia Tbk (NEST), salah satu pemain utama di sektor ini, diprediksi akan mempertahankan pangsa pasar sekitar 8 persen dari pasar yang berkembang.

Meskipun pasar global menjanjikan, Esta Indonesia menghadapi tantangan dalam kinerjanya pada 9 bulan pertama tahun 2024. Perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp357,8 miliar, sementara laba bersih turun 6,0 persen yoy menjadi Rp17,5 miliar. Kendati demikian, NEST berhasil memperbaiki margin laba sebelum pajak yang meningkat menjadi 6,0 persen, naik 34 basis poin dari periode yang sama tahun lalu.

"Keberhasilan meningkatkan margin laba bersih hingga 4,9 persen, dibandingkan dengan 4,6 persen pada 9 bulan pertama tahun 2023, mencerminkan peningkatan efisiensi operasional meski terjadi penurunan pendapatan. Peningkatan margin ini memberikan sinyal positif terhadap pengelolaan biaya yang lebih baik dan kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan dalam situasi sulit," ungkap Rovandi dalam riset yang diterbitkan Rabu, 15 Januari 2025.

Valuasi dan Proyeksi Pertumbuhan NEST

Equity Analyst & Economist dari KGI Sekuritas Indonesia itu menyebutkan bahwa berdasarkan valuasi Discounted Cash Flow (DCF), target harga saham NEST di 2025 diperkirakan mencapai Rp189 per saham, lebih tinggi dari sebelumnya yang berada di angka Rp182. Proyeksi ini didasarkan pada proyeksi Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebesar 8,1 persen, dengan target Price-to-Earnings (P/E) sebesar 22,31x.

Namun, meskipun harga saham perusahaan telah melonjak jauh di atas ekspektasi sebelumnya, menghasilkan valuasi premium dengan rasio P/E sebesar 67,7x berdasarkan perkiraan tahun 2024, pendapatan dari rumah burung walet baru yang diantisipasi belum terealisasi pada 2024 dan diharapkan dapat terealisasi pada akhir tahun tersebut.

"Untuk 2025, hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pendapatan tambahan bagi NEST," ujarnya.

Sebagai tambahan, NEST mencatatkan posisi keuangan yang kuat tanpa utang dengan rasio gearing bersih yang relatif stabil di angka (0,47), memperlihatkan kesehatan keuangan yang memadai dalam menghadapi tantangan yang ada.

Dengan proyeksi pasar yang menggembirakan dan langkah-langkah strategis yang diterapkan, baik dalam industri sarang burung walet maupun kinerja keuangan perusahaan seperti NEST, Indonesia diharapkan akan terus mendominasi pasar global dan tetap menjadi pemain utama di industri ini pada 2025.

NEST Siap Manfaatkan Dana IPO, Dorong Pertumbuhan dan Ekspansi

Rovandi menyampaikan, pada 2025, Esta Indonesia diperkirakan akan memulai operasional enam proyek baru untuk produksi sarang burung walet di Kabupaten Poso, dengan kontribusi yang diharapkan dapat mulai terlihat pada tahun yang sama. Proyek-proyek ini akan menambah kapasitas produksi perusahaan dan diproyeksikan menghasilkan sekitar 168 kg sarang burung walet, yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan.

Dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2024, Esta Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangan. Total aset perusahaan mengalami kenaikan sebesar 42,01 persen, dari Rp317,06 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp450,26 miliar pada 30 September 2024. Peningkatan ini terutama didorong oleh dana hasil IPO yang berhasil terkumpul, sebesar Rp138,41 miliar, serta kenaikan pada piutang usaha dan penyertaan saham.

"Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa Esta Indonesia siap meraih pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2025. Dengan alokasi dana IPO yang sudah dipersiapkan, perusahaan berharap dapat memperkuat kapasitas produksi dan memperluas pangsa pasarnya, baik di pasar domestik maupun internasional," jelas Rovandi.

Lebih lanjut, ia menyatakan, dalam konteks pasar global, NEST mengantisipasi peran besar dalam industri sarang burung walet yang semakin berkembang, dengan permintaan yang terus meningkat dari negara-negara seperti China, Hong Kong, dan Vietnam.

Sementara itu, total liabilitas perusahaan mengalami penurunan drastis sebesar 41,47 persen, menjadi Rp74,96 miliar, berkat pelunasan pinjaman bank dan penurunan utang usaha. Sebagai hasilnya, ekuitas perusahaan melonjak 98,59 persen, menjadi Rp375,30 miliar.

Esta Indonesia juga mencatatkan tren positif dalam rasio profitabilitas. Margin Laba Kotor (GPM) diproyeksikan meningkat dari 7,9 persen pada 2021 menjadi 10,6 persen pada 2026. Selain itu, margin EBITDA diperkirakan naik dari 3,2 persen pada 2021 menjadi 7,3 persen pada 2026, menunjukkan perbaikan signifikan dalam efisiensi operasional. Margin Bersih perusahaan juga diprediksi tumbuh dari 2,1 persen pada 2021 menjadi 5,6 persen pada 2026, menandakan peningkatan profitabilitas yang konsisten.

Dari total dana IPO yang terkumpul sebesar Rp168,5 miliar, PT Esta Indonesia telah mengalokasikan sebagian besar dana tersebut untuk modal kerja (73,86 persen), yang mencakup pengadaan bahan baku, peralatan, dan biaya operasional. Sebagian dana juga digunakan untuk pembelian tanah dan pembangunan fasilitas rumah burung walet (7,47 persen), yang rencananya akan mulai beroperasi pada 2025. Selain itu, perusahaan juga menyertakan modal kepada PT Tunas Esta Indonesia sebesar 18,67 persen, meskipun pembayaran penuh untuk alokasi ini belum dilakukan hingga September 2024. (*)