KABARBURSA.COM - Pengamat pasar uang sekaligus Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyoroti dorongan pemerintah agar PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) melakukan IPO (Initial Public Offering).
Menurutnya MIND ID dan Inalum sangat layak untuk IPO, mengingat sehatnya kinerja keuangan perusahaan pelat merah tersebut.
"Dilihat dari fundamental keuangannya di tahun 2023 cukup bagus, kemudian di tahun 2024 juga profitnya juga bagus. Artinya perusahaan-perusahaan seperti inilah yang harus masuk bursa karena kondisi keuangan dan fundamentalnya tidak ada permasalahan spesifik,” ujar Ibrahim saat dihubungi oleh Kabarbursa.com, Selasa, 14 Januari 2025.
Ia menuturkan bahwa kinerja saham perusahaan-perusahaan anggota MIND ID seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hingga PT Timah Tbk (TINS) yang berada di bawah naungan MIND ID sebagai holding BUMN Pertambangan, tidak akan terpengaruh oleh langkah IPO di masa mendatang. Begitu juga dengan dorongan pemerintah kepada Inalum untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Tidak ada pengaruhnya jika nanti IPO, karena MIND ID ini kan holding. Jadi ia ibaratnya adalah induknya, saat ia IPO belum tentu anak perusahaannya masuk bursa juga. Jadi investor itu hanya melihat MIND ID dan Inalum-nya saja, bukan anak perusahaannya seperti Antam dan lainnya," kata Ibrahim.
"Contoh lainnya, misalkan Pertamina masuk IPO, ini kan tidak berpengaruh terhadap anak-anak perusahaannya. Karena yang dilihat investor adalah perusahaan yang IPO itu saja. Jadi harus dibedakan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ibrahim menilai dorongan IPO untuk MIND ID dan Inalum sebagai upaya pemerintah dalam mendulang dana segar sekaligus mengajak masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan BUMN.
"Pemerintah sedang mencari dana segar yang bukan dari perbankan, tapi dari masyarakat. Keinginan dari pemerintah adalah masyarakat juga ikut memiliki memiliki saham perusahaan pelat merah yang ada di bursa," paparnya.
Selain itu, sisi keuangan MIND ID dan Inalum akan bertambah kuat apabila aksi IPO nantinya benar-benar terjadi. Sehingga perusahaan dapat melakukan berbagai langkah dalam pengembangan bisnisnya.
"Dana segar yang didapat saat IPO bisa untuk melakukan pengembangan terhadap produk-produknya maupun pengembangan terhadap produk di anak-anak perusahaannya, kemudian bisa untuk ekspansi, sampai untuk membereskan sisi keuangan perusahaan dari adanya pinjaman dana ke bank. Jika berjalan lancar, perusahaan bisa membagikan dividen kepada para investornya," terang Ibrahim.
Berdasarkan data perdagangan Stockbit pada Kamis 16 Januari 2025 pukul 10.54 WIB, saham PTBA terpantau berada di zona hijau dengan pertumbuhan 1, persen atau naik 2l30 poin ke level 2,690. Dalam sepekan, saham PTBA meningkat 70 poin atau tumbuh 2,66 persen ke level 2,700.
Sementara saham ANTM pada hari ini terkoreksi 10 poin atau turun sebesar 0,65 persen ke level 1,520. Dalam seminggu terakhir, saham ANTM tercatat melonjak atau bullish dengan pertumbuhan 80 poin atau 5,92 persen ke level 1,520.
Untuk saham TINS, hari ini terpantau mengalami pertumbuhan 10 poin atau 0,93 persen di level 1,090. Dalam sepekan terakhir, saham TINS tumbuh 90 poin atau sebesar 9,05.
PT Timah Tbk (TINS), terus memperkuat posisinya di sektor industri timah dengan mengalokasikan dana sebesar Rp49,26 miliar untuk kegiatan eksplorasi pada kuartal IV-2024. Fokus utama eksplorasi kali ini adalah mencari cadangan timah, baik di laut maupun darat.
Lewat keterangannya, Selasa, 14 Januari 2025, kegiatan eksplorasi TINS di perairan Bangka dan Kundur menggunakan antara tiga ssmpai lima unit kapal bor, diperkirakan mampu mencatatkan total panjang bor hingga 12.169,45 meter.
Sementara untuk kegiatan eksplorasi di darat, yang mencakup pemetaan, survei geofisika, dan pemboran timah di Pulau Bangka dan Belitung, target panjang bor tercatat mencapai 3.432,90 meter.
Manajemen TINS juga menjelaskan bahwa kegiatan eksplorasi yang dimulai pada kuartal IV-2024 akan berlanjut pada kuartal I-2025, dengan tetap menggunakan lima unit kapal bor di perairan Bangka dan Kundur.
Survei geofisika serta survei topografi akan terus dilaksanakan di Pulau Bangka dan Belitung, ini untuk menunjang potensi penemuan cadangan timah yang lebih besar.
Adapun aktivitas eksplorasi TINS ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan bisnisnya dengan meningkatkan cadangan serta produksi timah. Fokus yang ditempatkan pada pengembangan sumber daya ini, merupakan strategi jangka panjang perusahaan dalam memastikan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.
Melalui langkah ini, TINS berharap dapat meraih hasil optimal dalam mempertahankan keunggulannya di pasar timah domestik maupun internasional. (*)