KABARBURSA.COM - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) membuka peluang berkolaborasi dengan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), yakni PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Kolaborasi yang dimaksud dalam hal pengembangan ekosistem digital ekonomi kreatif.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, berharap Telkomsel bisa menjadi bagian dari hexahelix atau model kolaborasi ekraf untuk mengambil peran dalam pengembangan industri kreatif.
"Pendekatan dengan hexahelix ini memungkinkan kita dekat dengan akademisi, bisnis, komunitas, lembaga keuangan, dan media. Termasuk Telkomsel, sebagai BUMN yang merupakan bagian dari program ini, akan mengisi lini dan memecahkan permasalahan yang dihadapi para pelaku ekraf. Termasuk memberikan penguatan di ekosistem yang selama ini mendapatkan sejumlah tantangan," kata Teuku Riefky dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu, 15 Januari 2025.
Sementara itu, Wamenekraf Irene, membuka potensi kolaborasi lebih lanjut dengan Telkomsel sebagai mitra dalam hal mendukung masyarakat yang mulai menjadikan live streaming sebagai sumber pendapatan baru.
"Untuk kolaborasi selanjutnya, selain tentunya data, gamers dan streamers juga pertumbuhannya mencatatkan angka yang positif. Kita akan ada Indonesia Game Week tahun ini. Selain itu, ada Emak-emak Matic (Emak-emak Melek Teknologi) bisa kita dorong menjadi affiliate marketing. Harapannya, bisa jalan bareng Telkomsel dan kita bisa monitor sama-sama," jelasnya.
Di sisi lain, Telkomsel menyambut baik kesempatan kolaborasi ini karena memiliki visi serupa, yaitu untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya dalam hal digitalisasi.
Direktur Utama Telkomsel, Nugroho mengakui jika ini adalah kesempatan bagus untuk perusahaan dalam mengembangkan ekosistemnya.
"Karena kita tidak bisa lagi mengandalkan basic connectivity saja. Strateginya adalah bagaimana kita bisa mengembangkan ekosistemnya, dan salah satu yang potensial adalah di Kementerian Ekraf," jelasnya.
Adapun ruang lingkup potensi kolaborasi yang dijajaki Kemenekraf bersama Telkomsel antara lain; pertukaran data dan informasi, khususnya real time data, kerja sama promosi melalui platform digital, cobranding, serta aktivasi promosi atau komersialisasi produk ekraf secara daring maupun luring.
Di lain sisi, Telkomsel menawarkan transformasi ekonomi kreatif dengan solusi digital seperti penyediaan platform digitalisasi untuk menunjukkan identitas ekraf, Mobile Data API untuk data engagement dengan analisis mendalam, aplikasi mobile, serta pemasaran iklan digital dengan layanan terkelola.
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menilai ekonomi digital memiliki potensi besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam hal ini dia menekankan pentingnya memanfaatkan tren global ini secara strategis agar dampaknya dapat dirasakan maksimal oleh masyarakat.
“Digitalisasi telah terbukti memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian. Bahkan, ekonomi digital diprediksi menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi yang memberi daya dorong tinggi, asalkan dirancang dengan pedoman dan arah yang jelas serta terukur,” kata Gibran dalam acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025, Jumat 13 Desember 2024.
Meski demikian, Gibran menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh hanya puas menjadi pasar ekonomi digital global.
“Kita ingin Indonesia menjadi pusat inovasi ekonomi digital, menjadi salah satu pionir yang mampu menggerakkan sektor ini, sehingga potensi ekonomi digital bisa benar-benar meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai langkah, seperti memperkuat infrastruktur digital, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
“Pemerintah memberikan dukungan penuh untuk sektor ini, karena ekonomi digital adalah investasi penting untuk masa depan ekonomi Indonesia,” terang Gibran.
Untuk diketahui, merujuk pada riset terbaru dari Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai Gross Merchandise Volume (GMV) ekonomi digital Indonesia diperkirakan terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
Pada tahun 2022, GMV ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar USD76 miliar, meningkat 20 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar USD63 miliar. Untuk tahun 2023, GMV ini diproyeksikan naik 8 persen menjadi USD82 miliar.
Setelah 2023, pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan kembali meningkat, dengan GMV mencapai USD109 miliar pada tahun 2025, atau naik 15 persen dari proyeksi sebelumnya. Pada 2030, nilai GMV nasional diprediksi melesat ke kisaran USD210 hingga USD360 miliar.
Kontributor utama dari pendorong ekonomi digital ini berasal dari sektor e-commerce. Pada tahun 2021, sektor ini menyumbang GMV senilai USD48 miliar, yang kemudian meningkat 20 persen menjadi USD58 miliar pada tahun 2022. Pada 2023, nilai GMV e-commerce diproyeksikan tumbuh 7 persen menjadi USD62 miliar.
Selanjutnya, pada tahun 2025, sektor e-commerce diperkirakan mencatatkan GMV sebesar USD82 miliar, atau naik 15 persen dibandingkan proyeksi tahun 2023. Pada tahun 2030, GMV sektor e-commerce diprediksi melonjak ke angka USD160 miliar.
Kontribusi sektor e-commerce terhadap ekonomi digital jauh melampaui sektor lainnya. Sebagai perbandingan, sektor transportasi dan makanan pada 2023 diproyeksikan memiliki GMV sebesar USD7 miliar, dan tumbuh 13 persen menjadi USD9 miliar pada 2025.
Sementara itu, sektor media online diperkirakan memiliki GMV sebesar USD7 miliar pada 2023, dengan pertumbuhan 12 persen menjadi USD8 miliar pada 2025.
Selain itu, sektor perjalanan online juga memberikan kontribusi penting, dengan nilai GMV diperkirakan mencapai USD6 miliar pada 2023, dan tumbuh 21 persen menjadi USD9 miliar pada tahun 2025.
“Ini adalah potensi yang sangat besar yang harus kita kelola dan manfaatkan sebaik-baiknya, sehingga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” tegas Gibran.(*)