KABARBURSA.COM - Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi jangka pendek, meski tidak cukup signifikan untuk mengubah arah pertumbuhan ekonomi nasional Amerika Serikat, menurut para ekonom.
Kerusakan properti dan gangguan pasar kerja akibat kebakaran ini diperkirakan dapat memicu inflasi secara lokal, sambil memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Namun, dampaknya tidak cukup besar untuk mengganggu momentum ekonomi secara keseluruhan, ungkap para peramal ekonomi.
“Kebakaran hutan di L.A. ini kemungkinan akan menjadi bencana iklim termahal dalam sejarah AS, terutama karena besarnya skala kebakaran dan tingginya nilai properti yang hancur,” ujar Ekonom dari J.P. Morgan Abiel Reinhart, Seperti dilansir reuters di Jakarta, Rabu 15 Januari 2024.
Dengan estimasi kerugian ekonomi mencapai seperempat triliun dolar—melewati biaya yang ditimbulkan oleh Badai Katrina—Reinhart menegaskan bahwa dampaknya pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, lapangan kerja, dan inflasi hanya akan bersifat marginal. Sebagai perbandingan, PDB AS pada tahun 2023 mencapai hampir $30 triliun.
Ekonom Goldman Sachs memperkirakan penurunan 0,2 poin persentase pada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama, kecuali ada aktivitas pembangunan kembali yang dapat mengimbangi dampak tersebut. Penurunan ini dinilai kecil mengingat tingkat pertumbuhan ekonomi yang kuat sebelumnya.
Dampak terhadap pasar tenaga kerja juga diperkirakan terbatas. Pertumbuhan lapangan kerja pada Januari diproyeksikan turun sekitar 15.000 hingga 25.000 posisi akibat kebakaran ini. Dengan hanya 0,5{2a565caeab28c282df0e8f428de5af42551b82d45b88a9d70ea7f2338465ba6b} penduduk California yang terkena perintah evakuasi, dampak tersebut relatif kecil dibandingkan pertumbuhan lapangan kerja Desember yang mencapai 256.000 posisi.
Morgan Stanley memiliki pandangan serupa, memperkirakan penurunan penciptaan lapangan kerja antara 20.000 hingga 40.000. Tekanan inflasi, diukur dengan indeks harga konsumen tanpa memperhitungkan pangan dan energi, diproyeksikan naik sebesar empat hingga sembilan basis poin.
Kenaikan harga barang inti, terutama mobil baru dan bekas, tampaknya akan menjadi dampak yang paling terlihat, menurut analis Morgan Stanley. “Kami menemukan bukti kenaikan inflasi mobil bekas dan baru setelah kebakaran hutan berdasarkan bencana serupa, sementara barang-barang inti lainnya relatif tidak terpengaruh,” ujar Reinhart.
Reinhart juga memproyeksikan kenaikan harga sewa lokal, persediaan konstruksi, serta biaya tenaga kerja di sektor konstruksi perumahan di wilayah terdampak. Namun, ia menegaskan bahwa dampak tersebut akan tetap terbatas pada tingkat nasional.
Saham perusahaan asuransi Amerika Serikat (AS) anjlok pada Jumat, 11 Januari 2025, setelah analis memprediksi kerugian yang ditanggung akibat kebakaran hebat di Los Angeles bisa mencapai USD20 miliar (sekitar Rp306 triliun dengan kurs Rp16.000). Jika angka ini benar, kebakaran tersebut akan menjadi bencana termahal dalam sejarah California.
Meski angin kencang yang memperparah kebakaran sempat mereda dan membantu petugas memadamkan api, prakiraan cuaca menyebutkan angin kencang bisa kembali melanda akhir pekan ini.
J.P. Morgan menggandakan proyeksi kerugian asuransi menjadi lebih dari USD20 miliar (sekitar Rp306 triliun). Sementara itu, Wells Fargo memprediksi jumlah yang sama dan memperkirakan total kerugian ekonomi akibat bencana ini bisa melampaui USD60 miliar (sekitar Rp918 triliun).
Untuk memberikan stabilitas di tengah kehancuran ini, Komisioner Asuransi California, Ricardo Lara, memberlakukan moratorium selama satu tahun. Kebijakan ini menghentikan pembatalan dan penghentian polis oleh perusahaan asuransi. Lara juga meminta perusahaan asuransi menangguhkan pembatalan polis yang telah diterbitkan sebelum kebakaran terjadi.
“Fokus utama saya sekarang adalah memastikan korban kebakaran mendapatkan manfaat asuransi mereka secepat mungkin,” tegas Lara dalam konferensi pers yang dikutip Reuters, Jumat, 10 Januari 2025.
Wilayah Pacific Palisades, salah satu kawasan paling mahal di Amerika Serikat yang dihuni para selebritas dan rumah mewah bernilai jutaan dolar, sebelumnya memiliki biaya asuransi yang tergolong murah. Namun, biaya ini diperkirakan melonjak pasca-bencana serta karena regulasi baru yang diberlakukan akhir tahun lalu.
Morningstar DBRS mencatat, meskipun perusahaan asuransi besar di AS berada dalam kondisi keuangan yang baik, pasar asuransi properti di California tetap penuh tantangan. Banyak perusahaan mempertimbangkan untuk menarik produk mereka atau bahkan keluar sepenuhnya dari pasar asuransi properti California.
Pada perdagangan Jumat, indeks S&P Insurance Select Industry (.SPSIINS) turun hingga 3,2 persen.
Kebakaran hebat yang melalap kawasan ikonis Los Angeles dan merangsek hingga Hollywood Hills telah merenggut 10 korban jiwa dan menghancurkan hampir 10.000 bangunan. Penyebab kebakaran masih belum diketahui secara pasti dan tengah dalam proses penyelidikan.
Menurut laporan pejabat pemadam kebakaran California pada Kamis, 9 Januari 2025, setidaknya ada lima kebakaran besar yang melanda wilayah tersebut:
Palisades: Kebakaran pertama yang muncul pada Selasa ini menjadi yang terbesar di kawasan itu dan berpotensi menjadi kebakaran paling merusak dalam sejarah California. Api telah menghanguskan hampir 20.000 hektare, termasuk wilayah elit Pacific Palisades. Hingga Kamis malam, kebakaran ini baru bisa dikendalikan sekitar 6 persen.
Eaton: Kebakaran ini terjadi di bagian utara Los Angeles, termasuk wilayah seperti Altadena. Dengan luas wilayah terdampak hampir 14.000 hektare, kebakaran ini menjadi yang terbesar kedua di daerah tersebut dan masih belum dapat dikendalikan.
Hurst: Berlokasi di sebelah utara San Fernando, api mulai berkobar pada Selasa malam dan meluas hingga mencakup 670 hektar. Namun, petugas pemadam kebakaran telah mulai mengendalikan situasi.
Lidia: Kebakaran ini muncul pada Rabu sore di daerah pegunungan Acton, sebelah utara Los Angeles, dan membakar sekitar 350 hektare. Pihak berwenang melaporkan api sudah dapat dikendalikan hingga 60 persen.
Kenneth: Kebakaran terbaru ini terjadi pada Kamis di perbatasan Los Angeles dan Ventura. Hingga saat ini, api telah melahap sekitar 1.000 hektare.
Lembaga peramal cuaca swasta, AccuWeather, memperkirakan kerugian ekonomi dan kerusakan akibat kebakaran ini mencapai USD135 miliar hingga USD150 miliar (sekitar Rp2.067 triliun hingga Rp2.296 triliun). Angka tersebut menjadi pertanda bahwa proses pemulihan akan berlangsung lama. Ini belum menghitung lonjakan premi asuransi properti.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.