KABARBURSA.COM - Salah satu emiten yang terafiliasi dengan crazy rich Prajogo Pangestu, Gozco Plantation Tbk atau GZCO, selama sepekan kemarin terbang tinggi. Bahkan, hari ini harga sahamnya tembus ke level Rp125, naik 8 poin dari penutupan perdagangan pada Jumat, 10 Januari 2025.
Harga saham PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) pada hari ini, 13 Januari 2025, mengalami peningkatan signifikan dalam perdagangan terbarunya. Saham ini ditutup pada harga Rp125, naik 8 poin atau sekitar 6,84 persen dari harga pembukaan di Rp118. Sebelumnya, saham ini ditutup di Rp117, sehingga kenaikan tersebut menunjukkan adanya tren bullish yang konsisten sepanjang hari.
Volume transaksi harian GZCO mencapai 745 ribu lot, dengan nilai transaksi sebesar Rp9,2 miliar. Rentang harga yang tercatat berada antara Rp117 hingga Rp126, memperlihatkan fluktuasi intraday yang cukup tinggi.
Harga rata-rata transaksi saham ini berada di angka Rp123. Kinerja positif ini turut mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis GZCO.
Sementara itu, dalam sepekan terakhir, volume perdagangan saham GZCO tercatat mencapai 74,51 juta lot, jauh melampaui rata-rata volume mingguan sebesar 39,97 juta lot. Kenaikan tajam ini menunjukkan minat yang meningkat dari pelaku pasar terhadap saham tersebut.
Di tengah pencapaian ini, batas atas atau auto rejection atas (ARA) saham GZCO berada di level Rp157, sedangkan batas bawah atau auto rejection bawah (ARB) ada di level Rp77. Dengan harga saat ini yang masih berada jauh di bawah ARA, terdapat ruang yang cukup luas bagi saham untuk terus bergerak naik.
PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) adalah salah satu perusahaan terkemuka di sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang sejak didirikan pada tahun 2001. Perusahaan ini awalnya dikenal dengan nama PT Surya Gemilang Sentosa dan berbasis di Sidoarjo.
Namun, pada tahun 2007, seiring dengan visi yang semakin besar, nama perusahaan berubah menjadi PT Gozco Plantations, mencerminkan identitas baru yang lebih mencerminkan fokus bisnisnya di bidang perkebunan kelapa sawit.
Sejak pertama kali beroperasi, Gozco Plantations memusatkan aktivitasnya pada produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit. Bahan baku utama ini dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit yang tersebar di wilayah Sumatera Selatan.
Di sana, Gozco mengelola lahan tersebut melalui lima anak perusahaan langsung dan dua anak perusahaan tidak langsung. Infrastruktur pendukung, termasuk pabrik pengolahan dan fasilitas transportasi, telah dibangun untuk memastikan kelancaran produksi dan distribusi produk.
Gozco Plantations memiliki dua kantor utama, kantor pusat terletak di Gedung Gozco lantai 5, Jalan Raya Darmo 54-56 Surabaya, sementara kantor perwakilan berlokasi di Jakarta Selatan, tepatnya di Gedung Gozco, Jalan Raya Pasar Minggu 32. Kedua lokasi strategis ini mendukung operasional perusahaan dalam melayani pasar lokal maupun internasional.
Pada tahun 2008, Gozco Plantations resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), memperkuat posisinya di industri kelapa sawit dan memberikan akses lebih luas kepada investor. Dalam upaya menjaga keberlanjutan bisnis, perusahaan terus berkomitmen terhadap praktik keberlanjutan, termasuk aspek lingkungan dan sosial yang sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi salah satu pengelola kelapa sawit terbaik di dunia.
Misinya pun dirancang untuk mendukung hal tersebut, dengan menekankan pada pengembangan sumber daya manusia yang kompeten, perluasan area perkebunan, serta peningkatan kapasitas pengolahan.
Struktur kepemilikan saham Gozco Plantations cukup menarik perhatian. Hingga 30 April 2022, pemegang saham utamanya adalah PT Golden Zaga Indonesia dengan kepemilikan 28,37 persen, diikuti oleh Tjandra Mindharta Gozali sebesar 26,37 persen.
Nama-nama lain seperti Prajogo Pangestu dan Nyamdorj Chuluunbaatar juga tercatat sebagai pemegang saham signifikan, masing-masing menguasai 7,84 persen dan 9,83 persen.
Ada pula Tjandra Mindharta Gozali, yang tercatat sebagai penerima manfaat utama dari PT Golden Zaga Indonesia dengan persentase kepemilikan 99 persen, menjadikannya figur sentral dalam pengendalian perusahaan.
Bagi investor yang tertarik untuk mengoleksi saham GZCO, kiranya mempertimbangkan dulu hal-hal berikut ini. Berdasarkan rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 0,66, saham perusahaan diperdagangkan di bawah nilai buku, menunjukkan potensi undervaluation di pasar.
Namun, rasio laba terhadap harga (PE Ratio TTM) yang negatif, yaitu -594,77, mengindikasikan ketidakstabilan profitabilitas yang perlu mendapat perhatian serius.
Perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp623 miliar dalam periode berjalan tahun ini, namun laba bersih (Net Income) tetap negatif Rp1 miliar. Margin laba bersih pada kuartal terbaru tercatat 13,12 persen, suatu sinyal positif dibandingkan margin operasional sebesar 3,82 persen, yang menandakan efisiensi dalam pengelolaan biaya langsung meskipun tantangan masih ada pada tingkat operasional.
Dari sisi solvabilitas, rasio utang terhadap ekuitas berada pada angka 0,38, yang cukup sehat jika dibandingkan dengan standar industri. Namun, rasio cepat (Quick Ratio) sebesar 0,47 menunjukkan potensi kekurangan likuiditas jangka pendek.
Beban bunga yang tinggi, tercermin dari tingkat cakupan bunga (Interest Coverage Ratio) sebesar 0,51, menjadi salah satu faktor penghambat profitabilitas.
Sementara itu, arus kas operasi mencapai Rp143 miliar dalam periode tahun berjalan, menjadi indikator positif dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Namun, arus kas dari aktivitas investasi yang negatif Rp100 miliar menunjukkan tingginya pengeluaran untuk ekspansi atau pengelolaan aset.
Dengan belanja modal sebesar Rp32 miliar, perusahaan berhasil mempertahankan arus kas bebas sebesar Rp59 miliar, yang memberikan fleksibilitas untuk mendukung operasi lebih lanjut.
Dalam hal pertumbuhan, pendapatan perusahaan mengalami penurunan year-on-year sebesar 23,84 persen pada kuartal terakhir, yang menjadi perhatian utama bagi investor. Walaupun laba kotor naik sebesar 8,88 persen pada periode yang sama, tren ini tidak cukup untuk mengompensasi penurunan pendapatan secara keseluruhan.
Selain itu, Altman Z-Score sebesar 0,99 menunjukkan potensi risiko kebangkrutan jika perusahaan tidak segera meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan margin laba.
Di sini, nampak bahwa saham GZCO memiliki valuasi yang menarik dengan PBV rendah, namun tantangan pada stabilitas laba dan likuiditas menjadi aspek krusial yang perlu diperhatikan.
Untuk investor dengan profil risiko moderat hingga tinggi, saham ini dapat menjadi opsi jangka panjang jika perusahaan mampu memanfaatkan efisiensi biaya dan meningkatkan margin operasional dalam waktu dekat.
Dengan pertumbuhan keuangan yang saat ini terbatas, langkah strategis seperti diversifikasi produk, efisiensi biaya, dan peningkatan struktur permodalan sangat penting untuk diperhatikan.
Namun, untuk investor yang lebih konservatif, menunggu momentum perbaikan kinerja atau konfirmasi keberlanjutan margin laba yang sehat sebelum masuk ke saham ini adalah langkah yang lebih bijaksana. Tetap pantau perkembangan laba bersih kuartalan berikutnya serta potensi peningkatan arus kas dari aktivitas operasi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.