Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pekan ini IPOT Rekomendasikan Saham INDY, BBNI, PGAS dan XIIC

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 January 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Redaksi
Pekan ini IPOT Rekomendasikan Saham INDY, BBNI, PGAS dan XIIC

KABARBURSA.COM - PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) melihat peluang optimisme pasar saham pada pekan ini mulai 13 sampai 17 Januari 2025, didorong oleh penguatan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan sentimen positif dari potensi inflow asing.

Dalam laporan terbaru, IPOT mencatat bahwa pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah minus 1,06 persen ke level 7.088 dengan outflow dana asing sebesar Rp1,6 triliun di pasar reguler.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan menjelaskan, pergerakan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik.

Dari global ada sentimen Purchasing Managers Index atau PMI dan inflasi China. PMI final Amerika Serikat untuk bulan Desember 2024 dilaporkan naik signifikan mencapai level 56,8. Meski demikian, angka ini masih sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang diprediksi berada di level 58,5.

"Meskipun ada peningkatan, hasil tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur Amerika Serikat masih mengalami tantangan, kendati tetap menunjukkan ekspansi yang positif. Angka 56,8 menunjukkan bahwa sektor manufaktur terus berkembang, meski dengan laju yang lebih lambat dari yang diperkirakan," kata David melalui keterangan tertulis pada Senin, 13 Januari 2025.

Menurut dia sentimen inflasi China pada Desember 2024 dilaporkan mengalami penurunan signifikan hingga mencapai level 0,1 persen secara year on year (YoY), sesuai dengan nilai konsensus yang telah diperkirakan sebelumnya.

"Penurunan inflasi ini mencerminkan adanya tekanan harga yang semakin mereda, baik dari sisi permintaan domestik maupun harga barang dan jasa di pasar internasional," ucap dia.

Angka tersebut dinilai menunjukkan perekonomian China tetap mampu menjaga stabilitas harga, meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketidakpastian global dan perubahan dinamika pasar. Menurut dia, ada sentimen cadangan devisa yang sangat impresif dan IKK yang meningkat signifikan.

Cadangan Devisa BI

Mengenai cadangan devisa, David berkata Bank Indonesia mengumumkan bahwa cadangan devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi pada bulan Desember 2024, dengan jumlah yang sangat impresif sebesar USD155,7 miliar.

"Posisi cadangan devisa ini mencerminkan stabilitas sektor eksternal yang kuat, serta kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban luar negeri, mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah, dan memperkuat kepercayaan pasar terhadap perekonomian nasional," tutur dia.

Cadangan devisa yang tinggi ini juga diindikasi bahwa arus masuk modal asing dan kinerja ekspor Indonesia tetap positif sepanjang tahun tersebut.

Selanjutnya soal sentimen IKK Indonesia pada Desember 2024 tercatat berada di level 127,7. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di level 125,9.

Menurut David, peningkatan tersebut mencerminkan optimisme yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap kondisi perekonomian, baik dari sisi kondisi saat ini maupun harapan ke depan.

Data itu mengindikasikan bahwa konsumen merasa lebih percaya diri untuk melakukan pengeluaran, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun investasi yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Sentimen Penting

David mengatakan soal potensi market pada 13 sampai 17 Januari 2025. Menurut dia ada sejumlah sentimen yang wajib diperhatikan para trader.

Pertama, sentimen inflow asing. Pergerakan investor asing ke depan akan sangat menarik diperhatikan, di mana terlihat di minggu kedua awal tahun 2025 penjualan investor asing mulai melandai. Jika melihat data seasonality 10 tahun terakhir, IHSG cenderung bergerak positif di bulan Januari.

Di sisi lain, dividen big banks biasanya juga akan dibagikan di bulan maret yang saat ini memberikan yield sangat menarik, tentu ini akan menarik investor asing untuk masuk kembali ke IHSG.

Kedua, sentimen FOMC Meeting. Hasil Federal Open Market Committee (FOMC) akan segera diumumkan. Pertemuan ini menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar, ekonom, dan investor di seluruh dunia, mengingat keputusan yang dihasilkan akan berdampak besar pada dinamika perekonomian global.

FOMC akan mengevaluasi berbagai indikator ekonomi, termasuk tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan data ketenagakerjaan, untuk menentukan apakah diperlukan perubahan pada suku bunga acuan atau langkah-langkah lain yang mendukung stabilitas ekonomi. Dengan latar belakang ketidakpastian global dan tantangan ekonomi domestik, keputusan FOMC diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas mengenai arah kebijakan moneter Amerika Serikat ke depan.

"Hasil dari pertemuan ini juga akan memengaruhi pergerakan pasar keuangan, nilai tukar dolar, dan strategi investasi di berbagai sektor ekonomi," ucap David.

Rekomendasi Saham Unggulan

Melihat sentimen tersebut, IPOT merekomendasikan sejumlah saham unggulan dan reksa dana saham yang potensial untuk ditransaksikan. Saham INDY, dari sektor batubara, menjadi salah satu pilihan dengan tren bullish dan kenaikan volume perdagangan dalam beberapa hari terakhir. Saham BBNI menunjukkan potensi rebound dari area support, ditambah dengan proyeksi dividend yield menarik yang dapat memancing minat investor asing.

Saham PGAS juga terus bergerak bullish, didukung oleh breakout resistance penting dan volume tinggi. Di sisi lain, reksa dana saham Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC) menawarkan peluang investasi yang sejalan dengan tren penguatan IKK, yang kini mencapai level tertinggi sejak April 2024.

David menyoroti potensi inflow asing yang mulai membaik, di mana data historis menunjukkan IHSG cenderung menguat di bulan Januari. Selain itu, potensi pembagian dividen bank besar pada Maret 2025 juga diperkirakan akan menarik lebih banyak investor asing ke pasar. Hasil Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan diumumkan pekan ini menjadi perhatian utama, karena keputusan terkait suku bunga acuan diperkirakan berdampak besar pada dinamika pasar global.(*)