Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pasar Modal Syariah 2024 Melonjak, Bagaimana Prospeknya pada 2025?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 January 2025 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Pasar Modal Syariah 2024 Melonjak, Bagaimana Prospeknya pada 2025?

KABARBURSA.COM – Pasar Modal Syariah (PMS) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024, dengan pertumbuhan yang cukup signifikan. Namun, tantangan seperti rendahnya literasi dan belum terintegrasinya ekosistem keuangan syariah menjadi pekerjaan rumah pada tahun 2025.

Kepala Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Irwan Abdalloh mengungkapkan, jumlah investor syariah meningkat sebesar 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai angka 180 ribu. Kapitalisasi pasar saham syariah pun tercatat sebesar Rp6.825 triliun, atau sekitar 55,3 persen dari total kapitalisasi pasar.

“Return ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) secara year-to-date mencapai 1,41 persen, lebih baik dibandingkan IHSG yang justru turun -2,65 persen,” ujar Irwan kepada kabarbursa.com, Jumat, 10 Januari 2025.

Irwan mengungkapkan, jumlah saham syariah saat ini mencapai 616 saham, atau sekitar 68 persen dari total saham yang tercatat di pasar modal Indonesia.

Dengan dominasi tersebut, sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan PMS diperkirakan akan selaras dengan sektor-sektor pendorong pasar modal secara umum.

Irwan melihat posisi dominan PMS mencerminkan potensi besar yang masih dapat digali pada tahun-tahun mendatang.

Market share PMS yang mencapai 68 persen membuat sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan pasar modal syariah relatif sama dengan yang mendorong pasar modal secara keseluruhan.

Peluang di Sektor Syariah

Lebih lanjut, Irwan menegaskan bahwa peluang terbesar PMS saat ini terletak pada pasar ritel. Karena dominasi jumlah angkatan kerja produktif di Indonesia. Kelompok ini dinilai sebagai kunci utama untuk memperluas basis investor syariah pada masa depan.

“Peluang terbesar masih berpusat pada jumlah angkatan produktif yang dominan sama dengan pasar ritel adalah kunci,” ujarnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan besar menanti di tahun 2025. Pasar Modal Syariah masih menghadapi kendala seperti rendahnya tingkat literasi, ekosistem keuangan syariah yang belum sepenuhnya terintegrasi, serta penggunaan teknologi keuangan syariah yang masih tertinggal dibandingkan sistem konvensional.

Irwan menambahkan bahwa rendahnya tingkat literasi Pasar Modal Syariah disebabkan oleh tiga faktor utama, yakni literasi, teknologi, dan ekosistem yang belum sepenuhnya terbentuk.

Menghadapi tantangan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merancang berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan Pasar Modal Syariah.

BEI berkomitmen meningkatkan literasi di semua lapisan masyarakat, mendorong inovasi berkelanjutan guna memperluas penetrasi pasar, serta menjalin kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan Pasar Modal Syariah untuk mempercepat pertumbuhan sektor ini ke depannya.

Keuntungan Pasar Modal Syariah

Beberapa waktu lalu, Ketua Pembina Galeri Investasi Syariah, Roikhan, mengungkapkan keuntungan berinvestasi di PMS adalah adanya kepetuhan terhadap hukum dan prinsip-prinsip Islam yang menciptakan rasa aman bagi investor Muslim.

“Sesuai dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang berusaha mencapai pergerakan lebih tinggi,” ujarnya kepada kabarbursa.com, beberapa waktu lalu.

Roikhan bilang, studi menunjukkan bahwa volatilitas pasar modal syariah cenderung lebih rendah dibandingkan pasar konvensional, sehingga risiko investasi menjadi lebih terukur.

Pasar modal syariah juga memiliki return yang konsisten. Roikhan menyebut meskipun tidak selalu lebih tinggi, return investasi di pasar modal syariah cenderung lebih konsisten dalam jangka panjang.

“Dari segi imbal hasil, meski tidak selalu sekompetitif saham konvensional, pasar modal syariah menunjukkan performa yang stabil dalam beberapa tahun terakhir,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Roikhan, investasi di pasar modal syariah juga memberikan nilai tambah berupa kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang  berkelanjutan dan etis.

“Bagi investor muslim, investasi di pasar modal syariah merupakan cara yang baik untuk menyelaraskan portofolio investasi dengan nilai-nilai agama,” terang dia.

Dengan perhatian lebih kepada investasi yang bersih dari riba, gharar (ketidakpastian), dan  maisir (perjudian), pasar modal syariah menghadirkan opsi yang lebih etis.

Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES), artinya BEI tidak melakukan seleksi saham syariah, melainkan menggunakan DES sebagai acuan untuk pemilihannya.

Salah satu tujuan dari indeks saham syariah adalah untuk memudahkan investor dalam mencari acuan dalam berinvestasi syariah di pasar modal. Pengembangan indeks saham syariah terus dilakukan oleh BEI melihat kepada kebutuhan dari pelaku industri pasar modal. (*)

Saat ini, terdapat 5 (lima) indeks saham syariah di pasar modal Indonesia yakni Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), Idx-mes BUMN 17, dan IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW). (*)