Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Target Cutoff Naik, INKP dan MDKA Terancam Keluar dari Indeks MSCI

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Target Cutoff Naik, INKP dan MDKA Terancam Keluar dari Indeks MSCI

KABARBURSA.COM - Perubahan komposisi dalam Indeks Morgan Stanley Capital International atau MSCI sangat menarik untuk diperhatikan. Mengutip proyeksi terbaru dari Verdana MSCI Previem, Jumat, 10 Januari 2025, ada pandangan menarik terkait potensi pergeseran komposisi indeks.

Dalam proyeksi tersebut, terungkap bahwa target cutoff baru diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi sebesar USD1,52 miliar. Kenaikan target cutoff ini seiring dengan kenaikan indeks MSCI rld sebesar 2 persen dalam tiga bulan terakhir.

Perubahan ini menjadi peluang bagi beberapa saham untuk masuk ke dalam indeks. Namun, ada pula ancaman keluarnya saham lain yang tidak memenuhi persyaratan cut0ff tersebut.

Di sisi saham yang berpotensi masuk ke indeks MSCI, BREN menarik perhatian dengan harga saat ini di Rp10.325. Dengan free float sebesar 3 persen, saham ini membutuhkan harga di atas Rp11.100 agar memenuhi cutoff baru. Jika momentum kenaikan harga dapat terus berlanjut, peluang untuk masuk MSCI terbuka lebar dan memberikan potensi arus modal masuk yang signifikan.

Begitu pula dengan saham CUAN, yang saat ini diperdagangkan di Rp13.700. CUAN memerlukan harga di atas Rp14.700 untuk memenuhi kriteria. Dengan free float sebesar 15 persen, saham ini cukup menarik, terutama jika melihat potensi kenaikan dalam waktu dekat yang dapat membawa saham ini melampaui ambang batas cutoff.

Pun dengan BRMS, yang saat ini berada di Rp418. Dengan free float sebesar 35 persen, saham ini harus mencapai harga di atas Rp485 untuk dapat dipertimbangkan masuk ke MSCI dan menciptakan dorongan yang menarik bagi pelaku pasar untuk memperhatikan pergerakan lebih lanjut.

Namun, tidak semua berita positif. Beberapa saham besar menunjukkan indikasi keluar dari indeks MSCI.

UNVR, misalnya, yang kini diperdagangkan di Rp1.760, sudah berada jauh di bawah cutoff Rp2.220. Dengan estimasi outflow mencapai USD52 juta selama 17 hari ADTV, kemungkinan besar saham ini akan dikeluarkan dari indeks, karena memepngaruhi sentimen negatif di pasar.

INKP dan MDKA juga menghadapi ancaman serupa. INKP, yang berada di Rp6.575, membutuhkan level di atas Rp7.450 untuk tetap bertahan dalam MSCI. Jika tidak, estimasi outflow sebesar USD74 juta dalam 26 hari ADTV dapat menjadi beban berat.

Sementara itu, MDKA, yang diperdagangkan di Rp1.455, berpotensi keluar jika tidak mampu kembali ke level di atas Rp1.600. Dengan estimasi outflow mencapai USD 75,6 juta dalam 12 hari ADTV, tekanan jual akan semakin intensif jika skenario ini terjadi.

Perubahan komposisi ini mencerminkan dinamika pasar yang terus berkembang. Potensi masuknya saham-saham seperti BREN, CUAN, dan BRMS memberikan harapan bagi pelaku pasar yang mencari peluang.

Di sisi lain, keluarnya saham besar seperti UNVR, INKP, dan MDKA akan menjadi peringatan untuk mempersiapkan strategi mitigasi risiko. Keseluruhan analisis ini menggambarkan betapa pentingnya memahami tren dan cutoff yang berkembang untuk memanfaatkan peluang atau melindungi portofolio dari dampak perubahan indeks MSCI.

Pesona BREN dan Kemungkinan Masuk Indeks MSCI

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) beberapa hari ini sedang tengah mencuri perhatian. Di pasar modal, ada lonjakan signifikan yang menunjukkan minat investor yang semakin kuat.

Pada perdagangan 7 Januari 2025, harga saham BREN melesat 7,65 persen ke level Rp10.550 per saham. Dalam transaksi hari itu, sebanyak 50,71 juta saham ditransaksikan melalui 21.466 kali perdagangan dengan nilai total mencapai Rp520,92 miliar.

Broker UBS Sekuritas Indonesia mencatat net buy saham BREN sebesar Rp93,4 miliar, sementara Mandiri Sekuritas membukukan akumulasi bersih sebesar Rp72,8 miliar. Investor asing turut menunjukkan minat besar dengan mencatatkan net buy Rp124 miliar, setara dengan hampir separuh dari total nilai pembelian transaksi asing sebesar Rp248 miliar pada hari tersebut.

Tidak hanya itu, pergerakan saham BREN dalam jangka waktu yang lebih panjang juga mencerminkan tren bullish. Dalam sebulan terakhir, harga saham ini telah melesat 24,12 persen. Lebih mencengangkan lagi, saham melambung hingga 56,30 persen dalam tiga bulan terakhir.

Sepanjang periode itu, investor asing terus mendukung laju penguatan saham ini, dengan akumulasi net buy sebesar Rp530 miliar selama sebulan terakhir dan Rp625 miliar dalam tiga bulan terakhir. Angka-angka ini semakin mempertegas daya tarik BREN di mata investor institusional, terutama yang berasal dari luar negeri.

Potensi masuknya saham BREN ke indeks global seperti MSCI dan FTSE turut menjadi katalis positif yang mendorong sentimen pasar. Kepala Spesialis Investasi Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, melihat momentum ini sebagai peluang yang sangat relevan, mengingat sejarah pola pergerakan saham menjelang pengumuman indeks global.

Menurut Fath, perilaku saham yang dinominasikan untuk masuk indeks seperti MSCI biasanya menunjukkan volatilitas tinggi dalam periode satu hingga dua bulan sebelum pengumuman resmi, yang tahun ini dijadwalkan pada Februari.

BREN terlihat menguat dalam pola yang serupa, terutama sejak akhir tahun lalu. Fath menambahkan bahwa saham ini memiliki peluang besar untuk masuk ke indeks global, yang tentu akan semakin meningkatkan visibilitasnya di pasar internasional.

Potensi ini tidak hanya relevan bagi investor jangka panjang tetapi juga bagi trader yang mencari ide investasi jangka pendek, karena volatilitas tinggi bisa menciptakan peluang keuntungan.

Dengan permintaan yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan, terutama di sektor energi terbarukan yang sedang berkembang pesat, saham BREN menawarkan daya tarik yang sulit diabaikan.

Baik sebagai pilihan untuk strategi trading aktif maupun investasi jangka panjang, BREN semakin memperkokoh posisinya sebagai salah satu saham yang patut diperhatikan dalam portofolio investor.(*)