Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

PGAS Garap LNG Tangguh, Alokasikan Dua Kargo per Tahun

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 January 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
PGAS Garap LNG Tangguh, Alokasikan Dua Kargo per Tahun

KABARBURSA.COM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, subholding gas PT Pertamina (Persero), menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua Barat untuk memanfaatkan alokasi LNG (liquefied natural gas) milik PT Padoma Lirik Energy (PLE).

Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini menjelaskan bahwa volume LNG yang akan dialokasikan sebesar ±20 Juta Standar Kaki Kubik per Hari atau Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) sehingga setara dengan dua kargo per tahun, berasal dari Kilang BP Tangguh, Papua Barat.

“PGN akan memanfaatkan alokasi LNG dari Tangguh untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya keberlanjutan PGN dalam mencari sumber pasokan alternatif, khususnya dari gas regasifikasi, di tengah tantangan pasokan gas pipa,” ungkapnya dalam keterangan resmi Kamis, 9 Januari 2025.

Pemanfaatan LNG Tangguh, ujar Ratih, dinilai dapat menjadi solusi terhadap tantangan ketersediaan gas pipa di sejumlah wilayah strategis. "Dengan meningkatnya permintaan, PGN terus menjalin koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan solusi terbaik yang mendukung ketahanan energi nasional dan upaya swasembada energi," sambungnya.

Di sisi lain, menurut Erix Ayatanoi, yang mewakili Gubernur Papua Barat, sinergi ini bertujuan memastikan optimalisasi pemanfaatan alokasi LNG sekaligus mematuhi ketentuan pemerintah. “Inisiatif kerja sama ini dilakukan dalam rangka pemanfaatan alokasi gas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Semoga prosesnya berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” jelas Erix.

Sementara itu, Direktur Utama PLE, T. Heriwansyah, turut menyampaikan harapannya terhadap kerja sama ini. “Pemanfaatan alokasi LNG oleh PGN merupakan harapan kami. Setelah ini, kami akan melanjutkan koordinasi dengan pemerintah,” ujarnya.

Ia melanjutkan, kerja sama ini menunjukkan komitmen bersama dalam memaksimalkan potensi energi domestik demi mendukung pembangunan berkelanjutan, terutama di kawasan timur Indonesia.

Proyek Gasifikasi Papua

Sebelumnya diberitakan, anak usaha Perusahaan Gas Negara, PT PGN LNG Indonesia, resmi bergabung dalam pengembangan proyek gasifikasi di Papua Utara. Proyek ini bertujuan memperkuat rantai pasok gas melalui pembangunan infrastruktur LNG untuk mendukung pembangkit listrik di wilayah tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi, proyek gasifikasi ini dirancang untuk mendukung operasional tujuh pembangkit listrik utama dengan total kapasitas 168 MW. Rata-rata pasokan gas yang dibutuhkan mencapai 20,83 BBTUD selama 20 tahun ke depan.

“Proyek gasifikasi ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) 2060. PGN LNG Indonesia berkesempatan berkontribusi menyediakan LNG sebagai energi bersih yang memainkan peran penting dalam transisi energi untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia,” kata Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Nofrizal, Jumat, 20 Desember 2024.

Pembangunan infrastruktur LNG akan dilaksanakan oleh Papua Bersama Konsorsium, yang terdiri dari PT Pertamina Internasional Shipping, PT PGN LNG Indonesia, PT Enviromate Technology International, dan PT APCA Tirta Engineering. Proyek ini akan mencakup berbagai lokasi di Papua Utara, seperti Jayapura, Biak, Manokwari, dan Nabire.

Papua Bersama Konsorsium merupakan inisiatif yang dibentuk untuk meningkatkan kerja sama antara berbagai pihak dalam pembangunan di Papua. Konsorsium ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta lembaga internasional, untuk mendorong pembangunan yang inklusif di wilayah tersebut.

Secara keseluruhan, Papua Bersama Konsorsium bertujuan menjadi platform kolaborasi, koordinasi, dan inovasi dalam mengembangkan infrastruktur gas yang berkelanjutan.

“PGN LNG Indonesia mendukung peningkatan keandalan pasokan energi sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Nofrizal.

Sektor Komoditas Masih Menarik

Analis Stocknow.id Hendra Wardana, dalam catatannya mengatakan sektor komoditas menjadi salah satu investasi jangka pendek yang masih menarik diperdagangkan di sisa tahun 2024. Pergerakan saham PGAS, sangat menarik diperhatikan, apalagi sejak asing, investor ternama Lo Kheng Hong, dan jajaran direksi memborong sahamnya.

Hal menarik lainnya adalah aksi beli bersih dari investor asing yang mencatatkan nilai pembelian keseluruhan sebesar Rp99,5 miliar dengan net buy mencapai Rp90,1 miliar.

Aksi Lo Kheng Hong sebagai investor kawakan turut menambah daya tarik PGAS. Per 31 Oktober 2024, Lo menggenggam 257.696.100 saham atau 1,06 persen dari total saham PGAS, menempatkannya di peringkat ke-6 dalam daftar 10 besar pemegang saham terbesar. Ia bahkan melampaui nama besar seperti BlackRock, yang berada di peringkat ke-9 dengan kepemilikan 181.259.900 saham atau 0,75 persen.

Menariknya, jumlah saham yang dimiliki Lo Kheng Hong terus bertambah signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Dibandingkan akhir Agustus 2024, kepemilikannya bertambah 62.931.300 saham, sementara dibandingkan data per April 2024, ia telah menambah kepemilikan sebanyak 107.718.000 saham.

Konsistensi Lo Kheng Hong dalam menambah portofolionya di PGAS menunjukkan kepercayaan yang besar terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan ini. Bagi investor lain, ini bisa menjadi sinyal penting untuk mencermati peluang investasi di saham PGAS, yang saat ini menawarkan valuasi menarik, didukung oleh prospek sektor energi yang tetap strategis di tengah pemulihan ekonomi global. (*)