Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bukalapak Tinggalkan Perdagangan Fisik di Marketplace, Langkah Tepat?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 08 January 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Bukalapak Tinggalkan Perdagangan Fisik di Marketplace, Langkah Tepat?

KABARBURSA.COM - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memutuskan untuk menghentikan perdagangan fisik di marketplace dan fokus dalam penjualan produk virtual. Pengumuman dilakukan pada Selasa malam, 7 Januari 2025.

Keputusan Bukalapak ini mengundang banyak komentar, salah satunya adalah pengamat pasar modal Wahyu Laksono.

Menurut Wahyu, langkah yang diambil Bukalapak dinilai kurang tepat.

"Saya kurang yakin ini rencana signifikan dan strategis," kata Wahyu ketika dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

Wahyu berpendapat, masyarakat saat ini sudah mengenal beberapa platform populer untuk melakukan pembayaran virtual. Bukan tanpa sebab, saat ini teknologi sudah semakin canggih dan banyak platform, bukan hanya marketplace, yang menyediakan hal tersebut. Beberapa bank pun telah menggunakan layanan digitalnya untuk melakukan hal serupa, seperti pembelian token listrik, pembayaran listrik berlangganan, pembelian pulsa dan paket data, pembayaran PBB, dan masih banyak yang lainnya.

Lebih lanjut Wahyu menilai, berbisnis di produk virtual berpotensi mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Karenanya, dia merasa Bukalapak seharusnya melihat peluang lain yang lebih strategis untuk mendukung kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

"Untuk ini (produk virtual) perlu kecerdasan dan dana besar sehingga sangat sulit sepertinya," ungkap dia.

Wahyu juga berpendapat, untuk menekuni bisnis di dunia virtual dibutuhkan jaringan luas yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, ia mencontohkan BRI Link karena mempunyai jaringan luas di kota-kota kecil tanah air.

"BRI link sepertinya lebih unggul untuk transaksi  (pembayaran atau jual beli) produk virtual," ungkap dia.

Saham Anjlok

Keputusan Bukalapak Untu menghentikan penjualan produk fisiknya di marketplace, membawa pengaruh besar pada harga saham. Mengutip data perdagangan Stockbit, hari ini, saham BUKA anjlok dan tercatat berada di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu, 8 Januari 2025, BUKA terpantau melemah sebesar 5 poin atau turun 4,10 persen ke level 117.

Saham sempat menyentuh level tertinggi di Rp121 dan juga mencapai level terendah di Rp113. Data ini mencerminkan volatilitas pasar yang menarik, menunjukkan adanya fluktuasi signifikan dalam minat beli dan jual investor.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai 12,07 triliun, saham ini menunjukkan perannya yang cukup besar di pasar modal. Nilai kapitalisasi tersebut mengindikasikan tingkat kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan, sekaligus memberikan gambaran tentang posisinya dalam industri. Pergerakan harga yang terjadi menjadi indikator penting untuk memantau bagaimana sentimen pasar terus berkembang.

BUKA memang menunjukkan pergerakan yang kurang memuaskan akhir-akhir ini. Dalam satu pekan terakhir misalnya, saham ini menunjukkan performa sebesar -6,40 persen.

Tutup Layanan Marketplace

Diberitakan sebelumnya, Bukalapak menjelaskan bahwa penghentian penjualan barang fisik di marketplace akan berlaku hingga 9 Februari 2025.

Meskipun penutupan ini akan membawa perubahan besar bagi para pelaku usaha dan konsumen, Bukalapak memberikan waktu bagi pengguna untuk melakukan pesanan produk fisik hingga tanggal yang telah ditentukan.

Beberapa kategori produk yang masih dapat dipesan meliputi aksesoris rumah, elektronik, fashion, perawatan kecantikan, hobi dan koleksi, serta bahkan kendaraan dan spare part.

Namun, perubahan ini tak berhenti pada penghentian penjualan barang fisik. Bukalapak juga mengungkapkan bahwa mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambah produk baru ke dalam marketplace akan dinonaktifkan. Artinya, para pelapak atau penjual tidak akan bisa lagi memasukkan produk-produk baru setelah batas waktu tersebut, dan akan diberikan waktu hingga 2 Maret 2025 untuk menyelesaikan transaksi yang masih berlangsung.

Semua pesanan yang belum diproses hingga tanggal tersebut akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem, dengan pengembalian dana melalui BukaDompet kepada pembeli yang sudah melakukan pembayaran.

Bukalapak juga menyediakan panduan yang memudahkan pedagang dalam menarik saldo, mengunduh riwayat transaksi, dan proses pengembalian dana yang akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perubahan ini jelas merupakan langkah transformasi yang cukup signifikan bagi Bukalapak, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu marketplace terbesar di Indonesia dengan berbagai produk fisik yang dapat dibeli konsumen.

Sebagai langkah strategis untuk memperdalam fokusnya pada pasar produk virtual, Bukalapak akan berupaya untuk menjadikan platform mereka lebih efisien dan relevan dengan tren teknologi dan kebutuhan konsumen yang terus berkembang.

Selanjutnya, sebagai bentuk dukungan, perusahaan juga memastikan bahwa transisi ini akan berlangsung lancar, dengan komitmen untuk mendampingi para pedagang dalam menghadapi perubahan yang tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi usaha mereka.

Bukalapak menyadari bahwa penghentian layanan marketplace produk fisik ini memiliki dampak besar bagi banyak pihak yang selama ini bergantung pada platform tersebut, baik itu konsumen yang membeli produk fisik maupun pelapak yang menjalankan bisnisnya di Bukalapak.

Dengan menghadirkan panduan untuk pelapak, perusahaan berharap dapat membantu mereka melalui masa transisi ini dan memastikan keberlanjutan bisnis mereka dalam perubahan ke arah yang lebih fokus pada layanan produk digital dan virtual yang kian berkembang pesat di Indonesia.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.