Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dua Direktur XL Axiata (EXCL) Mundur Bersamaan, ini Alasannya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 08 January 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Dua Direktur XL Axiata (EXCL) Mundur Bersamaan, ini Alasannya

KABARBURSA.COM - PT XL Axiata Tbk (EXCL) melaporkan pengunduran diri dua direktur perusahaan, yaitu Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa, melalui laporan informasi yang dirilis pada Selasa, 7 Januari 2025.

Sekretaris Perusahaan XL Axiata Ranty Astari Rachman menyampaikan alasan pengunduran diri dua direktur EXCL tersebut karena alasan pribadi.

"Pengunduran diri Rico Usthavia Frans akan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat. Sementara itu, pengunduran diri I Gede Darmayusa akan efektif ketika aksi korporasi merger perusahaan dinyatakan berlaku," terang Ranty dalam keterangannya, Rabu, 8 Desember 2024.

XL Axiata menjelaskan bahwa keputusan terkait pengunduran diri kedua direktur tersebut akan diputuskan dalam RUPS sesuai anggaran dasar perusahaan dan peraturan yang berlaku.

"Hingga saat ini, perusahaan belum melaporkan adanya dampak terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha terkait kejadian ini," imbuh Ranty.

Ranty menyatakan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. “Pengunduran diri ini akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku, dan kami akan memastikan transisi berjalan lancar,” terang dia.

Pengunduran diri dua direktur tersebut terjadi setelah Presiden Direktur EXCL Dian Siswarini mengajukan surat pengunduran diri yang diterima pada Selasa, 3 Desember 2024.

Dalam keterbukaan informasi, pengunduran diri ini akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan peraturan yang berlaku.

Dalam keterangannya, XL Axiata menyebutkan bahwa pengunduran diri Dian dilakukan atas alasan pribadi. “Keputusan ini merupakan pilihan pribadi beliau, dan Perseroan menghormati serta mendukung keputusan tersebut,” tulis Ranty Astari Rachman, Sekretaris Perusahaan EXCL dalam pernyataan resminya, Rabu, 4 Desember 2024.

Sementara itu, pengunduran diri Presiden Direktur XL Axiata terjadi di tengah kabar penggabungan (merger) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan usai pelaporan kinerja keuangan yang solid untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.

Kinerja Keuangan EXCL Solid

Perusahaan mencatat peningkatan baik dalam pendapatan maupun laba bersih, meski harus menghadapi beban operasional yang cukup signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis, 7 November 2024, EXCL mencatat total pendapatan sebesar Rp25,36 triliun pada kuartal ketiga 2024, mengalami kenaikan 6,26 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp23,86 triliun.

Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan berkelanjutan dalam segmen layanan telekomunikasi dan digital. Kenaikan pendapatan ini mencerminkan peningkatan permintaan konsumen dan efisiensi layanan data yang semakin kuat di era digital saat ini.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap akses data, EXCL mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi pilihan, dengan terus meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan. Hal ini terlihat dari strategi perusahaan dalam memperluas infrastruktur jaringan dan investasi di teknologi baru, meskipun menghadapi persaingan ketat di industri telekomunikasi.

Tidak hanya pendapatan, laba bersih EXCL juga mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Hingga September 2024, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,33 triliun, meningkat 32,47 persen dibandingkan laba bersih sebesar Rp1,00 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba bersih ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola beban dan memaksimalkan efisiensi operasional.

Laba bersih yang lebih tinggi ini juga menunjukkan bahwa EXCL mampu mempertahankan profitabilitas meski biaya operasional, terutama beban infrastruktur dan penyusutan, terus mengalami kenaikan.

Beban penyusutan misalnya, tercatat sebesar Rp9,07 triliun pada kuartal ketiga 2024, atau meningkat sekitar 7,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, beban infrastruktur mencapai Rp6,62 triliun, sedikit menurun dari Rp6,65 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan infrastruktur.

Total aset perusahaan tercatat sebesar Rp85,17 triliun pada akhir September 2024, turun tipis dibandingkan dengan Rp87,69 triliun pada akhir 2023. Aset lancar perusahaan mencapai Rp6,11 triliun, sementara aset tetap yang dimiliki EXCL, termasuk infrastruktur jaringan dan aset tak berwujud seperti lisensi, mendominasi portofolio aset dengan nilai mencapai Rp62,39 triliun.

Di sisi liabilitas, total liabilitas EXCL tercatat sebesar Rp59,47 triliun, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi akhir 2023. Penurunan liabilitas ini menunjukkan upaya perusahaan dalam mengelola beban utang jangka panjang dan jangka pendek. Utang usaha kepada pihak ketiga, misalnya, turun menjadi Rp7,20 triliun dibandingkan dengan Rp9,13 triliun pada akhir tahun 2023, yang merupakan tanda dari peningkatan efisiensi dalam pengelolaan kas dan kewajiban. (*)