Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Batu Bara Dunia Terjun Bebas Meski Permintaan Kuat

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 08 January 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Harga Batu Bara Dunia Terjun Bebas Meski Permintaan Kuat

KABARBURSA.COM - Harga batu bara Newcastle kembali melemah mendekati level USD119,75 per ton (sekitar Rp1.916.000 per ton)—posisi terendah dalam 10 bulan terakhir. Penurunan ini mencerminkan pasokan yang berlimpah berhasil menekan harga meskipun permintaan dari konsumen utama seperti China tetap tinggi.

Data terbaru dari Trading Economics yang dilihat Rabu, 8 Januari 2025 menunjukkan produksi batu bara China memecahkan rekor baru pada November 2024 dengan rata-rata 14,27 juta ton per hari. Angka ini jauh melampaui produksi Oktober yang berada di angka 12,28 juta ton per hari. Dengan performa tersebut, China hampir dipastikan mencatatkan tahun produksi batu bara tertinggi dalam sejarahnya.

Namun, di balik angka fantastis ini, ada masalah besar yang membayangi pasar batu bara global. Utilitas pembangkit listrik dilaporkan sudah memiliki stok yang membludak, naik 12 persen dalam dua bulan terakhir hingga Oktober. Stok tinggi ini membuat permintaan batu bara tidak meningkat signifikan meski konsumsi termal masih tinggi di 2024.

Selain itu, kebijakan stimulus ekonomi Beijing yang dinilai kurang greget membuat pertumbuhan permintaan energi dari sektor industri menjadi lesu. Ditambah lagi, curah hujan tinggi di kawasan industri utama China memperbesar penggunaan pembangkit listrik tenaga air ketimbang batu bara.

Dari sisi perdagangan, harga batu bara pada sesi Senin kemarin turun 3,04 persen atau USD3,75 (sekitar Rp60.000) menjadi USD119,75 per ton (sekitar Rp1.916.000).

Harga Batu Bara di Indonesia

[caption id="attachment_95771" align="alignnone" width="1189"] Petugas memantau "heavy dump truck" yang menurunkan batu bara di kawasan tambang milik Adaro di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa, 24 Januari 2017. Foto: Antara/Sigid Kurniawan.[/caption]

Berdasarkan data dari APBI-ICMA, harga batu bara Indonesia terakhir diperbarui pada November 2024 yang tercatat di level USD114,43 per ton (sekitar Rp1.831.000 per ton). Meski lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya, angka ini tetap menjadi acuan penting bagi pasar.

Di sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menegaskan visi pertambangan Indonesia yang tidak sekadar mengejar profit, tetapi juga berorientasi pada ketahanan energi nasional. Bahlil menyebut cadangan sumber daya alam Indonesia tidak main-main. Untuk nikel saja, Indonesia menguasai 40-45 persen cadangan dunia.

“Khusus untuk nikel, pada tahun 2022, data Badan Geologi Amerika masih mencantumkan bahwa nikel Indonesia itu total cadangan 22-23 persen. Tapi sejak akhir 2023, data itu naik jadi 40-45 persen,” kata Bahlil dalam acara Indonesia Mining Summit di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024 lalu, dilansir dari laman esdm.go.id.

Bukan cuma nikel, Bahlil juga menyebut komoditas lain seperti timah, batu bara, bauksit, dan pasir kuarsa. Bahkan, pasir kuarsa kini naik daun sebagai bahan baku penting untuk panel surya. Di pasar global, Indonesia punya reputasi besar: nikel nomor 1 dunia (42 persen cadangan global), bauksit nomor 4 (9,8 persen), tembaga nomor 9 (2 persen), emas nomor 4 (5,8 persen), dan timah nomor 1 (34,47 persen).

Meski Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca, Bahlil menegaskan bahwa batu bara masih menjadi sumber energi yang murah dan kompetitif. “Kalau produksi, penerimaan negara, dan pertumbuhan ekonomi daerah bagus, ya batu bara tetap jadi andalan,” tegasnya.

Namun, untuk menjaga keseimbangan, Bahlil mendorong pencampuran bahan bakar di industri smelter, yakni menggunakan gas dan sebagian batu bara. Ia juga menyebut, jika industri beralih sepenuhnya ke energi baru terbarukan (EBT), maka harga jual produk global akan lebih mahal.

“Kalau kita memakai EBT 100 persen, harga jualnya pasti lebih mahal dibandingkan batu bara,” ujarnya. Bahlil menekankan bahwa hilirisasi harus tetap jalan meski tantangannya berat.

Mandatori Biodiesel

Untuk mendukung kedaulatan energi, pemerintah juga serius dengan mandatori biodiesel. Pada 1 Januari 2025, program B40 (campuran biodiesel 40 persen) mulai diterapkan, sebelum akhirnya naik ke B50.

“Salah satu blending kita adalah biodiesel. Di 1 Januari kita mulai dorong B40, lalu kita kejar B50. Kalau B50 berjalan, kita enggak perlu impor solar lagi,” ujar Bahlil.

Ia menambahkan, arahan Presiden Prabowo Subianto adalah mendorong penuh pemanfaatan B100 jika produksi minyak dalam negeri masih belum cukup. Singkatnya, Indonesia berada di persimpangan jalur antara batu bara yang masih menjadi tulang punggung ekonomi dan komitmen transisi energi yang terus dikejar.

Pemerint pun tengah mendorong hilirisasi sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Sebagai wujud komitmen tersebut, Prabowo membentuk Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi yang bertugas mempercepat pengembangan hilirisasi, terutama di sektor energi dan sumber daya mineral.

Hilirisasi dianggap sebagai kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi lebih dari 8 persen. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah telah menyusun Peta Jalan Industri Hilirisasi yang mencakup 28 komoditas strategis. Dari total investasi senilai USD618 miliar (sekitar Rp9.888 triliun), 91 persen di antaranya berada di bawah kendali Kementerian ESDM.

Satgas ini dipimpin langsung oleh Bahlil dan dirancang agar mampu merespons berbagai tantangan yang dihadapi dunia usaha tanpa melanggar regulasi yang ada. “Di Satgas ini kita akan membuat sefleksibel mungkin dengan tetap tidak menabrak aturan, agar mampu kita merespons berbagai keluhan dan keinginan dari para dunia usaha,” kata Bahlil.(*)