Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dorong Inovasi Pasar Modal,  BEI Luncurkan Fitur Terbaru di IDXMobile

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 08 January 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Dorong Inovasi Pasar Modal,  BEI Luncurkan Fitur Terbaru di IDXMobile

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan fitur terbaru pada aplikasi IDXMobile yang bernama Bond Marke Information. Fitur baru ini bertujuan mendorong berbagai inovasi di pasar modal.

Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025, BEI menjelaskan bahwa fitur ini dirancang untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif terkait pasar obligasi, termasuk data harga, volume perdagangan, dan indikator pasar.

Bond Marke Information akan memberikan pengguna IDXMobile informasi yang lebih lengkap dan memungkinkan investor memantau perkembangan perdagangan obligasi secara real time dan user friendly, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi keputusan berinvestasi.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy, menyampaikan bahwa fitur ini merupakan hasil kolaborasi antara BEI dengan PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia yang lebih inklusif dan transparan.

Irvan juga menyampaikan agar semua stakeholder pasar modal dapat terus semakin meningkatkan inovasi dan sinergi positif untuk membangun pasar modal yang lebih kokoh dan berkelanjutan, dengan mengoptimalkan teknologi untuk mendukung transformasi digital.

Tak hanya itu, BEI dan PHEI juga berkolaborasi dengan Manajer Investasi Indonesia (AMII) dalam meluncurkan sejumlah inisiatif strategis.

Kolaborasi antara BEI, PHEI, dan AMII ini mencerminkan komitmen bersama dalam memajukan pasar modal Indonesia melalui inovasi, teknologi, dan edukasi.

Langkah itu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pasar, tetapi juga menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan ramah bagi semua pelaku pasar.

Direktur Utama PHEI Kadhafi Mukrom, menyambut baik kolaborasi antara pihaknya, BEI, PHEI dan AMII. Dia mengatakan PHEI akan terus melakukan inovasi untuk melengkapi varian data.

"Maupun fitur-fitur yang bisa kami sajikan melalui aplikasi TheNewBIPS sebagai upaya untuk mendukung para investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih tepat berdasarkan data yang akurat, relevan dan reliable," ujar dia.

Target Dua Juta Investor Baru di 2025

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki sejumlah target dalam menyongsong tahun 2025. Salah satu ambisinya ialah menggaet investor.

BEI, dalam keterangannya menyampaikan, pada tahun 2025 menargetkan pertumbuhan sebanyak 2 juta investor baru. Adapun target lainnya ialah rata-rata nilai transaksi saham harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek.

“Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tulis manajemen BEI di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

Di sisi lain, BEI juga akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.

Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI di antaranya, Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing.

Selain itu, BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas.

“Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026” tulis BEI.

Merujuk laporan BEI, Senin, 30 Desember 2024, investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor dengan total menjadi 6,37 juta investor saham.

Sementara dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen.

Namun, terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.

Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas. Hingga 27 Desember 2024, di seluruh Indonesia telah berlangsung 33.955 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 57,4 juta orang.

OJK Catat Pertumbuhan Positif Investor

Masih terkait dengan investor, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan positif terhadap investor di pasar modal Indonesia hingga akhir 2024. Kabar baiknya, mayoritas investor didominasi oleh anak muda.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, mengatakan per 24 Desember 2024, Single Investor Identification (SID) mencatatkan kinerja gemilang dan melebihi target dengan bertambahnya 2,6 juta investor baru.

” Saat ini jumlah totalnya tercatat sebesar 14,81 juta SID,” kata Inarno, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

Inarno menegaskan, perkembangan positif tersebut membuktikan keberhasilan upaya inklusi keuangan yang telah dilakukan sejumlah stakeholder pasar modal Indonesia.

Lebih lanjut dia menyampaikan, jika mayoritas SID individu didominasi oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun, yang mencapai lebih dari 79 persen dari total SID.

“Artinya, ada potensi besar dari generasi muda dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan,” ujar dia.

Meski begitu, Inarno memperkirakan jika pasar modal Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan yang dinamis pada 2025 mendatang. Karenanya, lanjut dia, OJK akan terus berkomitmen meningkatkan peran dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam, guna memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.

“Beberapa langkah strategis OJK telah dirancang untuk menghadapi kompleksitas tantangan ke depan, termasuk peralihan pengawasan keuangan derivatif yang akan memperluas cakupan pengawasan OJK di sektor ini,” ungkap Inarno.(*)