Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ini Listing Date Sejumlah Emiten yang Esok Hari Melantai di BEI

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Ini Listing Date Sejumlah Emiten yang Esok Hari Melantai di BEI

KABARBURSA.COM - Pada awal tahun 2025, tiga perusahaan yag akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memasuki jadwal listing date pada Rabu, 8 Januari 2025. Mereka menawarkan saham perdana kepada publik melalui platform e-IPO. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memperoleh pendanaan sekaligus memperkuat posisi mereka di pasar.

Mengutip laman resmi BEI, emiten-emiten tersebut adalah yaitu PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), menawarkan saham perdana (IPO) kepada publik melalui platform e-IPO.

PT Kentanix Supra International (KSIX)

KSIX adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate. Dalam IPO menawarkan sebanyak-banyaknya 320.674.800 lembar saham kepada publik. Dalam propektus e-IPO yang dirilis di Jakarta, Jumat, 13 Desember 2024, perusahaan ini menetapkan kisaran harga penawaran antara Rp312 hingga Rp468 per lembar saham, yang mencerminkan sekitar 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dari harga tersebut, nilai total yang akan didapat oleh KSIX itu mencapai Rp150,08 miliar. Dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk berbagai keperluan. Rinciannya: 59,42 persen digunakan untuk meningkatkan modal kerja perusahaan, sedangkan sekitar 27,84 persen akan disalurkan sebagai setoran modal kepada Sub-Pengembangan Bisnis (SPB).

Adapun penggunaan dana difokuskan untuk membangun infrastruktur, termasuk kegiatan cut and fill (perataan tanah), serta proyek pembangunan perumahan yang telah ada sebelumnya. Sisanya, yaitu sekitar 12,74 persen, akan digunakan untuk mendukung biaya operasional perusahaan, meliputi kegiatan marketing dan biaya proyek yang diperlukan untuk menjalankan operasional kantor di lokasi-lokasi proyek.

Laporan keuangan KSIX per Juni 2024 mencatatkan kerugian sebesar Rp4,2 miliar. Angka ini mengalami peningkatan kerugian dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp3,25 miliar.

Ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki prospek jangka panjang, perusahaan masih menghadapi tantangan dalam hal manajemen biaya dan efisiensi operasional.

Dengan IPO ini, KSIX berharap dapat memperkuat fundamental dan memperluas peluang pengembangan dalam industri properti Indonesia yang terus berkembang. Meski terdapat risiko akibat kerugian yang tercatat di tahun-tahun sebelumnya, investor yang melihat potensi pertumbuhan perusahaan dalam sektor properti mungkin akan tertarik dengan harga saham yang relatif terjangkau dibandingkan dengan valuasi pasar di sektor ini.

PT Asuransi Digital Bersama (YOII)

Pada rencana IPO ini, YOII melepas sebanyak-banyaknya 412.087.500 saham. Jumlah ini setara dengan 12,03 persen dari total modal disetor dan ditempatkan setelah penawaran umum, dengan harga nominal Rp100 per saham.

Dalam prospektus yang dirilis pada Senin, 9 Desember 2024, YOII mengumumkan bahwa proses book building akan berlangsung mulai 10 Desember hingga 18 Desember 2024, dengan rentang harga Rp100 hingga Rp110 per lembar saham. Total dana yang berpotensi terkumpul dari IPO ini mencapai Rp45,32 miliar.

Dana hasil emisi saham ini akan dialokasikan untuk mendukung strategi pengembangan perusahaan. Sekitar 80 persen dari total dana akan digunakan untuk biaya pemasaran, termasuk distribusi produk dan peningkatan kesadaran merek (brand awareness).

Sisanya, akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi, mencakup pusat data, hosting web, dan pengamanan sistem digital perusahaan. Adapun PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dalam proses IPO ini.

Secara keuangan, PT Asuransi Digital Bersama mencatatkan kinerja yang membaik. Per Juni 2024, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp15,92 miliar, berbalik dari kerugian Rp24,05 miliar yang dialami pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam operasional dan strategi perusahaan.

Namun, perjalanan menuju IPO ini tidak tanpa kendala. Sebelumnya, perusahaan sempat gagal mendapatkan pernyataan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Oktober 2024.

Situasi ini terjadi di tengah upaya OJK memperketat pengawasan terhadap proses IPO, setelah adanya dugaan gratifikasi yang melibatkan pihak Bursa Efek Indonesia (BEI). Akibatnya, rencana due diligence dan paparan publik yang dijadwalkan pada 2 Oktober 2024 terpaksa dibatalkan.

PT Raharja Energi Cepu (RATU)

Berdasarkan prospektus IPO yang diterbitkan di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024, RATU akan menawarkan sebanyak 543.010.800 saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Rencana IPO ini terdiri dari penerbitan 190.053.800 saham baru dan divestasi 352.957.000 saham milik RAJA. Adapun kisaran harganya adalah Rp900 hingga Rp1.150 per saham. Dengan demikian, potensi dana yang dapat dihimpun dari IPO ini mencapai Rp624,46 miliar.

Untuk proses penawaran awal dijadwalkan berlangsung pada 17 hingga 23 Desember 2024, sedangkan penawaran umum dilakukan pada 2 hingga 6 Januari 2025. Saham ini dijadwalkan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Januari 2025.

Sebagai perusahaan yang berakar kuat di sektor energi, RAJA melalui RATU, memanfaatkan momentum ini untuk mendukung ekspansi usaha dan memperkuat struktur permodalannya.

Adapun hasil dana IPO akan digunakan untuk berbagai keperluan strategis. Sebagian besar dana, yakni sekitar Rp157,36 miliar, akan dipinjamkan kepada anak perusahaannya, PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ). Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call kepada PetroChina International Jabung Ltd., yang merupakan bagian dari pengelolaan Blok Jabung.

Selain itu, sebesar Rp34,96 miliar akan dialokasikan kepada perusahaan asosiasi PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) untuk kebutuhan operasional, termasuk pembayaran Cash Call kepada ExxonMobil Cepu Ltd. dalam mengelola Blok Cepu. Sisanya akan digunakan untuk studi kelayakan dalam pengembangan proyek baru di sektor minyak dan gas.

Dengan dukungan dari perusahaan induk yang solid, RATU memiliki peluang besar untuk menarik minat investor.

Langkah IPO ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi RATU, tetapi juga merefleksikan optimisme terhadap potensi pertumbuhan sektor energi Indonesia. Perusahaan ini ingin memanfaatkan dana segar dari IPO untuk menjawab tantangan industri sekaligus meraih peluang baru dalam menjelajahi dan mengembangkan blok minyak dan gas. Dengan visi yang jelas dan dukungan finansial yang kuat, RATU diharapkan dapat memperkuat kehadirannya di pasar sekaligus mendorong kontribusinya pada kemandirian energi nasional.

Ketiga IPO ini mencerminkan optimisme di pasar modal Indonesia, dengan berbagai sektor—teknologi, asuransi digital, dan energi—yang menawarkan prospek investasi beragam. Dengan jadwal yang seragam, para investor memiliki kesempatan untuk mengevaluasi masing-masing perusahaan sebelum membuat keputusan.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.