Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ada Isu soal Virus HMPV: Sentimen Positif untuk Sektor Kesehatan?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 06 January 2025 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Ada Isu soal Virus HMPV: Sentimen Positif untuk Sektor Kesehatan?

KABARBURSA.COM - Penyakit Human Metapneumovirus atau HMPV, tengah menjadi perbincangan publik. Pasalnya, virus ini dikabarkan sudah merebak di sejumlah negara, salah satunya adalah di China.

Meski mengkhawatirkan, analis menyatakan virus HMPV justru bisa menjadi sentimen positif bagi emiten sektor kesehatan di Indonesia.

Senior Market Analyst Mirae Asset, Nafan Aji mengakui sektor kesehatan telah mengalami kenaikan sejak akhir 2024. Dia bilang, penguatan ini terjadi karena kemunculan virus HMPV di China beberapa waktu lalu.

"Kita (Indonesia) baru mendapatkan info, padahal sebenarnya HMPV  yang terjadi di Tiongkok sudah lama kalau tidak salah antara September atau Oktober 2024. Jadi wajar saja pada waktu itu sektor kesehatan mengalami kenaikan," jelas dia saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.

Di sisi lain, program pemerintah yang memberikan pelayanan pemeriksaan gratis  bagi masyarakat yang ulang tahun juga menjadi angin segar bagi sektor kesehatan.

Nafan mengatakan, para investor cukup mengapresiasi langkah pemerintah dalam memberikan fasilitas pemeriksaan gratis. Namun begitu, dia memandang investor masih menunggu terkait realisasi dari program tersebut.

"Kalau terkait prospek emiten kesehatan 2025, kita harus melihat sejauh mana kasus dari HMPV ini bisa menjadi global atau belum. Ini kan belum pandemi ya, endemi saja juga belum. Untuk pemeriksaan gratis, hemat saya investor akan menantikan terkait dengan realisasi program tersebut," pungkas Nafan.

Sementara itu merujuk data perdagangan Stockbit, Senin, sektor kesehatan terpantau melemah dengan performa -0,76 persen pada penutupan sesi I perdagangan Senin, 6 Januari 2025.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang serta waspada terhadap kemunculan virus HMPV.

Juru Bicara Kemenkes Widyawati dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 4 Januari 2025, menyatakan pihaknya belum menerima laporan terkait masyarakat Indonesia yang terkena virus HMPV. Akan tetapi, dia tetap meminta agar masyarakat terus menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penularan virus.

Selain itu, dia menegaskan jika pemerintah terus melakukan pemantauan terhadap virus HMPV, khususnya di China. Salah satu langkah yang dilakukan ialah meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara.

Anggaran Kesehatan Naik

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melaporkan bahwa realisasi anggaran kesehatan hingga 30 November 2024 telah mencapai Rp164,3 triliun.

“Angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu, karena adanya percepatan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di sektor kesehatan,” ujar Suahasil, Minggu, di Jakarta 15 Desember 2024.

Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JKN) bagi 96,7 juta peserta, pengadaan vaksin imunisasi bagi 50 juta balita dan anak, serta distribusi makanan tambahan untuk 45 ribu ibu hamil dan 100 ribu balita.

Selain itu, dana juga dialokasikan untuk sosialisasi pengendalian TBC yang menyasar 4,2 ribu orang, pemeriksaan 89,9 ribu sampel obat dan makanan, serta dukungan fasilitas dan pembinaan bagi 7,5 juta keluarga dalam program 1.000 hari pertama kehidupan.

Realisasi ini turut mencakup pemenuhan alat dan obat kontrasepsi, jaminan kesehatan bagi 4,6 juta ASN, TNI, Polri, penerima pensiun, dan veteran, pendanaan operasional 10.072 puskesmas, serta bantuan untuk 4.317 balai penyuluh KB.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk tetap menjadikan sektor pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama dalam alokasi anggaran tahun 2025.

Berbeda dengan negara seperti Amerika Serikat dan India, yang mengutamakan sektor pertahanan dalam APBN, Indonesia lebih memfokuskan alokasi terbesar pada pendidikan.

“Pendidikan adalah prioritas utama. Melalui pendidikan dan layanan kesehatan, kita yakin bahwa ini adalah jalan keluar nyata dari kemiskinan,” ungkap Presiden Prabowo dalam acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) serta peluncuran Katalog Elektronik versi 6.0 di Istana Negara.

Presiden juga menekankan pentingnya perlindungan sosial, bantuan sosial, dan subsidi sebagai langkah strategis untuk mendorong kebangkitan ekonomi lewat hilirisasi. Namun, ia menegaskan kembali bahwa pendidikan dan kesehatan tetap menjadi fondasi utama dalam upaya memberantas kemiskinan.

Tingkatkan Kualitas Rumah Sakit

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa sektor kesehatan akan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp197,8 triliun pada tahun 2025.

Dari jumlah tersebut, Kementerian Kesehatan memperoleh porsi sebesar Rp114 triliun, dengan rincian sekitar Rp90 triliun untuk Kemenkes dan sekitar Rp23-Rp24 triliun akan dialokasikan ke pemerintah daerah melalui dana alokasi khusus, baik fisik maupun non-fisik.

“Untuk Kemenkes sendiri ada Rp114 triliun. Sekitar Rp90 triliun di Kemenkes, sisanya Rp23-Rp24 triliun akan dialokasikan langsung ke Pemda dalam bentuk dana alokasi khusus,” kata Budi dalam konferensi pers RAPBN 2025 di Jakarta, Sabtu 17 Agustus 2024. Kemarin.

Anggaran ini akan digunakan untuk mendukung program Presiden Terpilih Prabowo Subianto, yang bertujuan meningkatkan kualitas rumah sakit di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Saat ini, dari 514 kabupaten/kota, sekitar 70 rumah sakit masih bertipe D, dan rencananya akan ditingkatkan menjadi tipe C agar dapat melayani penyakit seperti stroke, jantung, dan kanker dengan lebih baik.

Pemerintahan baru juga akan fokus menurunkan angka prevalensi TBC melalui vaksin TBC modern yang saat ini sudah memasuki tahap uji klinis fase 3 dan diharapkan dapat diluncurkan pada tahun 2028.

Selain itu, anggaran sebesar Rp4-Rp5 triliun akan dialokasikan untuk mendukung program deteksi dini atau skrining penyakit dengan harga terjangkau. Skrining ini tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak, mencakup obesitas dan kesehatan mental. Untuk perempuan, program skrining kanker payudara dan kanker serviks akan ditingkatkan, sementara untuk laki-laki akan ada skrining kanker paru dan usus, serta skrining demensia dan Alzheimer bagi lansia.

“Dengan skrining ini, masyarakat bisa dideteksi dini sehingga biaya perawatannya bisa jauh lebih rendah,” tambah Budi.(*)